Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2019

Orang-orang Yang Tidak Wajib Berpuasa

Islam adalah agama yang sempurna dan mudah. Meski puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap muslim, namun dalam keadaan tertentu seseorang diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Berikut penjelasan tentang siapa saja yang dibolehkan untuk tidak berpuasa dalam bulan Ramadhan. Musafir Musafir adalah orang yang melakukan perjalanan sejauh jarak (yang dianggap) safar. Jarak safar menurut mazhab yang paling kuat adalah jarak yang dianggap oleh adat atau masyarakat setempat sebagai safar atau bepergian. (Majmu’ Fatawa, 34/40—50, 19/243) Orang yang melakukan perjalanan semacam ini diperkenankan untuk tidak melakukan puasa, sebagaimana yang Allah subhanahu wa ta’ala firmankan: فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۚ “Barang siapa di antara kalian ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (ia wajib mengganti) sejumlah hari yang ia tinggalkan pada hari-hari lain.” (al-Baqarah: 184) Hamzah bin ‘Amr al-Aslami r...

Safar adalah Bagian dari Adzab

YA ALLAH, MUDAHKANLAH PERJALANAN KAMI ✈Safar atau perjalanan jauh adalah kesusahan. Bagaimana tidak, betapa banyak kesedihan yang harus ditahan, kelelahan dan rasa khawatir yang harus dirasakan, makanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan ia bagian dari adzab, beliau bersabda : السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ “Perjalanan itu adalah potongan (bagian) dari adzab.”  (HR. Bukhari: 1804, Muslim: 1927) 💺Karenanya, disyariatkan membaca do’a yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar Allah memberikan perlindungan dan keberkahan.  Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, ia mengatakan : Apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berada di atas kendaraan hendak bepergian, maka terlebih dahulu beliau bertakbir sebanyak tiga kali. Kemudian beliau membaca do’a sebagai berikut : سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي...

Tingkatan Orang Yang Berpuasa

dr. Raehanul Bahraen 15 June 2018  Amalan puasa adalah amalan yang luar biasa dan memiliki pahala yang Allah membalasnya secara langsung. Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda, كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ “Semua amal Bani Adam akan dilipatgandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya.” [HR. Muslim] Dalam riwayat yang lain, Allah sendiri yang akan membalasnya karena seorang hamba meninggalkan semuanya itu karena Allah. يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : الصَّوْمُ لِي ، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ ، يَدَعُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Puasa itu untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya, sebab ia telah meninggalkan makannya, minumnya dan syahw...

Tata Cara Wudhu untuk Orang yang Puasa

Pertanyaan: Assalaamu’alaikum, Ustadz mau nanya nih, bagaimana wudlunya orang yang berpuasa ? tetap berkumur apa nggak ? Tks… Dari: Zazam Jawaban: Wa alaikumus salam Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du, Tata cara wudhu orang yang puasa sama dengan tata cara wudhu pada umumnya. Artinya tetap melakukan kumur-kumur, dan menghirup air ke dalam hidung. Hanya saja, tidak boleh terlalu keras, karena dikhawatirkan bisa masuk ke lambung. Berikut beberapa dalilnya, Dari Laqith bin Shabrah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, أَسْبِغِ الْوُضُوءَ، وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا Sempurnakanlah wudhu, bersungguh-sungguhlah ketika istisyaq (menghirup air ke dalam hidung), kecuali ketika kamu sedang puasa. (HR. Nasa’i 87, Abu Daud 142, Turmudzi 788 – hadis shahih) Imam Ibnu Baz ketika menjelaskan hadis ini, mengatakan, فأمره صلى الله عليه وسلم بإسباغ الوضوء ثم قال : (وبالغ ف...

Bersegera Membayar Hutang

Mungkin ada orang yang punya hutang pada orang lain, ketika ia punya uang untuk membayar dan mampu, ia tidak segera melunasinya. Ia malah sibuk membeli kebutuhan tersier/mewah bahkan pamer. Ini tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Agama islam menekankan bahwa yang namanya hutang itu adalah darurat. Tidak bermudah-mudah berhutang dan hanya dilakukan di saat sangat dibutuhkan saja. Jika sudah mampu membayar, maka segera bayar. Jika sengaja memunda membayar hutang padahal mampu ini adalah kedzaliman. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  ﻣَﻄْﻞُ ﺍﻟْﻐَﻨِﻰِّ ﻇُﻠْﻢٌ ، ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺃُﺗْﺒِﻊَ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻠِﻰٍّ ﻓَﻠْﻴَﺘْﺒَﻊْ ‏ “Penundaan (pembayaran hutang dari) seorang yang kaya adalah sebuah kelaliman, maka jika salah seorang dari kalian dipindahkan kepada seorang yang kaya maka ikutilah.”[1] Sengaja Menunda Pelunasan? Awas Bahaya Dunia-Akhirat! Sangat bahaya dan rugi dunia-akhirat, jika sengaja menunda membayar hutang padahal mampu. Berikut beberapa hal tersebut:...

Melawan Budaya yang Buruk Kuliner

Oleh : Ustadz Ammi Nur Baits Posted by Khoir Bilah Mari sejenak kita membaca bagaimana kesederhanaan Nabi SAW dalam urusan makan, di antara kesederhanaan Nabi SAW adalah seusai sholat subuh beliau tidak langsung pulang namun beliau berdzikir hingga terbit matahari baru setelah itu Nabi SAW pulang dan menemui istrinya. Kita akan simak bagaimana penuturan ummul mukmini Aisyah RA. Beliau pernah menceritakan suatu ketika Nabi SAW pernah menemuiku kemudian beliau bertanya: apakah kalian memiliki sesuatu untuk sarapan(untuk di makan)? masyaAllah pertanyaan yang sangat sederhana apakah anda, apakah kalian memiliki sesuatu untuk sarapan? hanya sesuatu, sekalipun sangat sederhana yang penting bisa untuk sarapan. Ketika Aisyah RA tidak memiliki makanan untuk sarapan sang istri dengan jujur mengatakan: tidak ada yaa Rasulullah. Coba kita bisa perhatikan bagaimana jawaban suami yang mulia ini? Ketika beliau mendengar tidak ada yang bisa dimakan yaa Rasulullah, beliau mengatakan: jika...