Showing posts with label kajian terbaru. Show all posts
Showing posts with label kajian terbaru. Show all posts

Wednesday, April 13, 2022

Mereka Meyakini Bahwa Hak Allah itulah Tujuan Adapun Hak Manusia Maka itu Mengikuti Saja.

Karena apa?

Karena Allah Ta’ala berfirman [QS Adz-Dzariyat : 56]

‎وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

”Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku”

Berarti tujuan penciptaan manusia dan jin adalah untuk merealisasikan ibadah.

Berarti ini menunjukkan bahwa hak ibadah itulah yang merupakan tujuan.

Adapun hak manusia bukan tujuan.

Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam juga bersabda kepada Muadz: “Hai Muadz, tahukan kamu apa hak Allah atas hamba-Nya dan apa hak hamba atas Allah”.

Aku berkata Allah dan Rasul-Nya lebih tahu, kata Muadz, 

maka Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Sesungguhnya hak Allah atas hamba yaitu agar mereka beribadah kepada-Nya, dan tidak mempersekutukan-Nya sedikitpun juga. Dan hak hamba atas Allah, Allah tidak akan mengazab orang yang tidak mempersekutukan-Nya”.

(Diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim)_

Ini menunjukkan bahwa hak Allah yang paling agung adalah agar kita beribadah kepada Allah.

Dan inilah merupakan hak Allah yang paling Agung.

Adapun hak manusia, kita melaksanakan hak mereka tetap, karena melaksanakan hak Allah. Allah yang memerintahkan kita berbuat baik kepada manusia, maka kita berbuat baik kepada mereka dalam rangka beribadah kepada Allah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:

“Sebagian orang filsafat mengatakan bahwa tujuan adanya agama adalah sebatas mengadakan maslahat dunia saja, bukan sebatas maslahat agama.” Ini kata mereka orang filsafat.

Ini jelas adalah merupakan perkataan yang bathil.

Tentunya saudaraku… bahwa tujuan atau hak Allah yang paling besar yang harus kita perhatikan adalah ibadah… itulah tujuan yang harus kita benar-benar perhatikan.“`

Adapun hak manusia kita amalkan, kita lakukan, karena itupun juga dalam rangka melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kaidah yang ke 45

⚉ Bahwa mereka memvonis manusia sesuai yang tampak dari amal perbuatan mereka.

⚉ Adapun masalah yang tidak tampak (yaitu yang ada di hatinya) dikembalikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Artinya, kita di dalam menghukumi manusia sesuai dengan yang terlihat di mata kita.

Kalau dia menampakkan keburukan, kita menilai dia buruk.

Kalau dia menampakkan kebaikan, maka kita menilai dia baik.

Siapapun yang memperlihatkan dua kalimat syahadat, sholat, zakat, puasa, kita hukumi dia orang Islam, tidak boleh kita katakan kafir sampai ada sesuatu bukti yang sangat meyakinkan bahwa dia telah kafir.

Dan orang yang melakukan kekafiran di lihat, apakah sudah tegak hujjah atau belum, apakah sudah sampai atau belum ke dia keterangan yang menjelaskan bahwasanya dia ;

1. Melakukan itu dalam keadaan tahu

2. Sudah hilang darinya syubhat-syubhat, sudah tegak padanya hujjah.

Karena masalah kafir-mengkafirkan tentunya bukan masalah yang mudah, butuh kepada pemenuhan syarat-syaratnya dan menghilangkan penghalang-penghalangnya.

Yang jelas kita menghukumi orang itu sesuai dengan yang tampak kepada kita.

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:

‎إِنَّكُمْ تَخْتَصِمُونَ إِلَيَّ وَلَعَلَّ بَعْضَكُمْ أَلْحَنُ بِحُجَّتِهِ مِنْ بَعْضٍ

“Kalian bersengketa kepadaku, barangkali sebagian kalian lebih pandai mengemukakan hujjahnya/argumennya daripada yang lain._

‎وإنَّما أقضي بينكما بما أسمعُ

dan aku memutuskan keputusannya sesuai dengan yang aku dengar dari hujjah-hujjah kalian. Maka siapa yang aku berikan kepadanya hak saudaranya, maka janganlah ia mengambilnya, karena itu hakikatnya, aku telah memberikan padanya bagian dari api neraka.”

[Diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim]

Wallahu a’lam 🌴

Sumber::

https://bbg-alilmu.com/archives/37881

Dari buku yang berjudul “Al Ishbaah Fii Bayani Manhajis Salaf Tarbiyati wal Ishlah“, tentang Manhaj Salaf Dalam Masalah Tarbiyah dan Perbaikan, ditulis oleh Syaikh Al Ubailaan حفظه الله تعالى

Tuesday, December 1, 2020

Hadist-Hadist Tentang Surga

berikut ini adalah hadist-hadist tentang surga :

 نَحْنُ الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ

Artinya: “Kita adalah yang terakhir (masanya di dunia), tetapi yang pertama di hari kiamat. Kitalah yang akan masuk surga lebih dahulu.” [HR. Muslim]

آتِى بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الْخَازِنُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ: مُحَمَّدٌ. فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لاَ أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ

Artinya: Aku mendatangi pintu surga dan minta untuk dibukakan. Penjaga surga pun berkata, “Siapa kamu?” Aku menjawab, “Muhammad.” Penjaga surga berkata, “Aku telah diperintah membukanya untukmu, dan aku tidak boleh membukanya untuk orang lain sebelummu.” [HR. Muslim]

آتِى بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الْخَازِنُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ: مُحَمَّدٌ. فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لاَ أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ

Artinya: Aku mendatangi pintu surga dan minta untuk dibukakan. Penjaga surga pun berkata, “Siapa kamu?” Aku menjawab, “Muhammad.” Penjaga surga berkata, “Aku telah diperintah membukanya untukmu, dan aku tidak boleh membukanya untuk orang lain sebelummu.” [HR. Muslim]

فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ

Artinya: “Di surga ada delapan pintu. Ada pintu yang dinamai Rayyan, tidak ada yang masuk melalui pintu tersebut melainkan orang-orang yang puasa.” [HR. Buhari].

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِهِ بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ

Artinya: “Sesungguhnya di surga ada seratus tingkat yang dipersiapkan bagi para mujahidin di jalan-Nya. Jarak antatingkat seperti jarak bumi dan langit.” [HR. al-Bukhari].

Semoga bermanfaat

Baca juga : Artikel Terbaru Kami Disini

Saturday, October 31, 2020

Mengenal Hari dan Bulan Dalam Bahasa Arab dan Inggris

Assalamualaikum, Bismillaah kali ini Griya Kajian Sunnah akan mengambil topik mengenal hari dan bulan dalam bahasa arab dan inggris, berikut ini adalah hari dalam bahasa arab dan inggris :

- Minggu : Al ahadu , Sunday

- Senin : Al itsnaini, Monday

- Selasa : Ats tsulaatsaa'u, Tuesday

- Rabu : Al arbi'aa'u, Wednesday

- Kamis : Al khamiisu, Thursday

- Jumat : Al jum'atu, Fryday

- Sabtu : Assabtu, Saturday

- Pagi : Mubakkiran, Morning

- Siang Hari : Nahaarun, Noon

- Sore : Masaa'an, Afternoon

- Petang : 'Atamat, Evening

- Tengah Malam : Nisfullaili, Midnight

- Januari : Yanayir, Januari

- Februari : Fibrayir, February

- Maret : Maris, March

- April : Abriil, April

- Mei : Mayu, Mey

- Juni : Yuniyuu, June

- Juli : Yuliyuu, July

- Agustus : Aghustus, August

- September : Sibtamber, September

- Oktober : Uktubir, Oktober

- November : Nufambir, November

- Desember : Diisimbir, December, 

Semoga Bermanfaat

Baca Juga : Kajian Sunnah Terbaru Klik Disini

Wednesday, October 28, 2020

Kandungan Surat Az-Zumar dan Surat At-Taubah

Berikut ini kandungan dari surat Az-Zumar :

1. Allaah memerintahkan kepada umat islam supaya menyembah kepada yang berhak disembah (Allaah) sesuai kemampuam.

2. Semua jenis ibadah yang mampu dilakukan oleh manusia, hendaklah dilakukan secara ikhlas karena Allaah SWT semata.

3. Untuk mempertahankan kehidupan didunia,manusia hendaknya bekerja sesuai keahlian masing-masing sehingga memperoleh hasil yang maksimal.

Berikut ini kandungan dari surat At-Taubah :

1. Setiap umat islam diperintahkan untuk bekerja keras, sehingga menjadi umat yang mampu / kuat ekonominya.

2. Umat islam yang kuat ekonominya lebih unggul dibandingkan dengan umat islam yang kurang mampu ekonominya.

3. Umat islam yang mampu dan beriman, dapat menyelamatkan dirinya dan keluarganya serta umat islam lain yang masih lemah dari ancaman kekafiran.

4. Allah SWT akan menampakkan dan memberi balasan dari setiap amal perbuatan manusia kelak di akhirat.

Semoga bermanfaat

Baca Juga Artikel Kajian Terbaru di sini

Friday, October 16, 2020

Beriman Kepada Malaikat

Malaikat merupakan salah satu mahluk Allaah yang diciptakan dengan tujuan khusus untuk taat dan beribadah serta mengerjakan semua tugas -tugas dari Allaah.

Allaah berfirman dalam QS Al-Anbiya' :  19-20, yang artinya :

" Dan kepunyaan-Nyalah segala yang dilangit dan dibumi dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk memybah-Nya dan tiada (pula) merek letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya."

Malaikat tercipta dari nur (cahaya). Mereka bukan laki-laki dan bukan wanita, tidak butuh makan dan minum, sangat perkasa, tidak sama dengan manusia,, hewan, maupun jin. Iman kepada malaikat merupakan rukun iman yang kedua. Iman kepada malaikat yaitu meyakini bahwa Allaah mempunyai para malaikat yang diciptakan dari nur, selalu taat kepada perintah Allaah, tidak pernah durhaka kepada-Nya.

Allaah berfirman, dalam QS. (Al-Baqarah :285)

"Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allaah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya san rasul-rasul-Nya (mereka berkata), kami tidak membeda-bedakan seorangpun dari Rasul-rasul-Nya. Dan mereka berkata, kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami)kembali."

Orang yang tidak beriman (mengingkari) kepada adanya malaikat adalah orang yang sesat. Firman Allaah dalam QS. An-Nisa' : 136, yang artinya :

" Wahai orang-orang yang beriman tetaplah beriman kepada Allaah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada kitab Al Qur'an yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allaah, malaikat-malaikat-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu tersesat sangat jauh."

Sabda Rasulullaah ketika menjawab pertanyaan jibril tentang iman, " yaitu engkau beriman kepada Allaah, para malaikat-Nya,kitab-kitab-Nya, para rasul-rasul-Nya, dan hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk" (HR  Muslim)

Malaikat-malaikat merupakan hamba Allaah yang dimuliakan dan utusan Allaah yang terpercaya selain nabi dan Rasul. Allaah menciptakan malaikat-malaikat khusus untuk beribadah kepada-Nya. Mereka bukanlah putra-putri Allaah dan bulan pula putra-putri selain Allaah. Mereka membawa amanah Allaah, dan menunaikan tugas masing-masing dialam ini. Mereka juga bermacam-macam, dan masing-masing mempunyai tugas - tugas khusus. Berikut ini tugas-tugas para malaikat :

1. Malaikat Jibril atau Ar-Ruh Al-Amin, bertugas menyampaikan (membawa) wahyu Allaah kepada para Rasul-Nya. Ia adalah Ar-Ruh Al-Amin atau Jibril. 

Allaah berfirman dalam QS. Asy-Syu'ara ayat 193-194, yang artinya :

" Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al - Amin (jibril), kedalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan"

Allaah berfirman dalam QS. At-Takwir : 19-21, yang artinya :

" Sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar firman ( Allah yang dibawa oleh ) utusan yang mulia (jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi disisi Allaah yang mempunyai 'Arsy, yang ditaati disana (di alam malaikat) lagi dipercaya."

2. Malaikat Mikail, mengurus hujan dan pembagiannya menurut kehendak Allaah

Rasulullaah bersabda : " Tatkala seorang laki-laki berada ditanah lapang (gurun) dia mendengar suara di awan, siramilah kebun fulan' maka menjauhlah awan tersebut, kemudian menumpahkan air disuatu tanah yang berbatu hitam, maka saluran air disitu dari saluran-saluran yang ada..." ( HR. Muslim, 4/2288). 

Hadist ini menunjukkan bahwa curah hujan yang diturunkan oleh malaikat sesuai dengan kehendak Allaah.

3. Malaikat Israfil, bertugas meniup sangkakala

Dia meniupnya sesuai perintah Allaah yaitu dengan 3 kali tiupan :

Satu, tiupan gaza' (ketakutan)

Dua, tiupan sha'aq (kematian)

Tiga, tiupan ba'ts (kebangkitan)

Firman Allaah dalam QS. Al- An'am ayat 73, yang artinya :

" Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar), ketika Dia berkata "jadilah" maka jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar dan milik- Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dia alah yang maha Bijaksana, maha teliti"

Allaah berfirman dalam surat Al - Kahfi ayat 99, yang artinya :

" Dan pada hari itu kami biarkan mereka (ya'juj dan ma'juj) berbaur antara satu dengan yang lain, dan apabila sangkakala ditiup lagi, akan kami kumpulkan mereka semuanya"

4. Malaikat Maut, bertugas mencabut nyawa.

Allaah berfirman dalam QS. As-Sajdah : 11, yang artinya :

" Katakanlah, malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)-mu akan mematikan kamu, kemudian hanya kepada Tuhanmu-lah kamu akan dikembalikan"

Allaah berfirman dalam QS. Al-An'am surat ke 61 yang artinya:

" Dan Dia-lah penguasa mutlak atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang diantara kamu, malaikat-malaikat kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya"

5. Malaikat penjaga surga

Allaah berfirman dalam QS. Az-Zumar ayat 73, yang artinya :

" Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhan dibawa kedalam surga berkelompok-kelompok (pula). Sehingga apabila mereka sampai kesurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal didalamnya"

6. Malaikat Malik, penjaga neraka

Allaah berfirman dalam QS. Al-Muddatstir ayat 27-30 yang artinya :

" Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka saqar adalah pembakar kulit manusia. Diatasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga) "

Allaah berfirman dalam QS Az- Zukruf ayat 77 yang artinya :

" Mereka berseru, "Hai Malik, biarlah tuhanmu membunuh kami saja". Dia menjawab, " Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini )".

7. Malaikat Mu'aqqibat, adalag para malaikat yang menjaga seorang hamba dalam segala hal. 

Malaikat ini masuk dalam golongan Hafazhah ( para penjaga ).

Allaah berfirman dalam QS. Ar-Ra'd ayat 10-11 yang artinya:

" Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi  dimalam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) disiang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allaah." 

Allaah berfirman dalam surat Al-An'am : 61 yang artinya:

" Dan dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi diatas semua hamba-Nya, dan di utus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang diantara kamu, malaikat-malaikat kami mencabut nyawanya, dan mereka tidak melalaikan tugasnya."

8. Malaikat Al-Kiram Al-Katibun ( para pencatat yang mulia )

Mereka adalah malaikat yang mengawasi amal seorang hamba, baik amal yang baik dan amal yang buruk.

Firman Allaah dalam QS. Az-Zukhruf : 80 yang artinya :

" Apakah mereka mengira bahwa kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat kami selalu mencatat di sisi mereka."

Allaah berfirman dalam QS. Al-Infithar  ayat 10-12, yang artinya :

"Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (disisi Allaah) dan yang mencatat (pekerjaanmu-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Allaah berfirman dalam QS. Qaf ayat 17-18, yang artinya :

" (Yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya,yang satu duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)."

9. Dan malaikat - malaikat lainnya yang sangat banyak.

Yaitu seperti malaikat pemikul 'arsy (singgasana Allaah), para malaikat yang bertugas untuk selalu bersujud kepada Allaah, para malaikat yang shalat dibaitul ma'mur yang beradandi atas langit ketujuh, setiap hari ada 70.000 malaikat yang shalat didalamnya, apabila keluar dari baitul ma'mur tersebut, tidak akan pernah kembali lagi ke situ sampai hari kiamat.

Semoga bermanfaat

Baca Artikel Kajian Terbaru kami Disini




Monday, October 12, 2020

Syarat Wajib, Syarat Sah dan sunnah Puasa

Syarat wajib puasa antara lain :

1. Islam

2. Baligh

3. Berakal

4. Mukim (menetap)

5. Mampu Berpuasa

Syarat sah puasa antara lain :

1. Orang yang berpuasa harus beragam islam

2. Sehat

3. Tidak adanya halangan bagi wanita untuk menjalankan puasa, bersih dari darah haid dan nifas

4. Berniat puasa pada malam harinya, sebab jika malam tidak berniat puasa (wajib) sebelum fajar, maka puasanya tidak sah

Beda dengan puasa sunnah bahwa tdk niat pd malam harinya tidak mengapa.

Sunnah-sunnah puasa :

1. Meng akhirkan waktu makan sahur

Rasulullaah bersabda : 

" Maka sahurlah kalian, karena sungguh didalam makan sahur itu ada berkah" (HR. Bukhari dan Muslim)

2. menyegerakan berbuka puasa.

Rasulullaah bersabda :

" Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka" (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Berbuka dengan makan kurma, jika tidak ada maka dengan air putih

Rasulullaah bersabda : 

" Jika salah seorang dari kalian akan berbuka, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada maka berbukalah dengan air putih. Sungguh ia itu suci bagi kalian."(HR.Ahmad)

4. Memberikan hidangan berbuka bagi orang yang berpuasa. 

Karena orang yang memberikan hidangan kepada orang yang berpuasa mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa.

Rasulullaah bersabda :

" Barang siapa memberikan buka puasa, baginya pahala sebesar pahala orang yang berpuasa, dengan tidak dikurangkan sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu."(HR. Tirmidzi)

5. Memperbanyak doa dan dzikir.

Berdoa ketika berbuka puasa :

" Dzahabadhdhoma u wabtallatil'uruuqu watsabatal ajru insyaa Allaah.

6. Mengucapkan Hamdallaah setelah selesai makan

7. Bersiwak

8. Bersabar jika di caci, dicela atau dimusuhi dan hendaklah berucap, "saya sedang puasa"

9. Meperbanyak amal kebajikan

Seperti berdzikir, membaca Al Qur'an, bersedekah, beristigfar, bertaubat dll

10. Melaksanakan Tarawih

Dilaksanakan setiap malam hari selama bulan ramadhan, setelah shalat isya', jumlahnya 11 rakaat.

11. Melakukam i'tikaf di masjid pada 10 hari terakhir bulan ramadhan

Yaitu berdiam diri didalam masjid untuk mengerjakan berbagai macam ibadah, seperti membaca Al Qur'an, zikir dan shalat-shalat sunnah dan ibadah lainnya.

12. Selesai puasa ramadhan saat akam sholat idul fitri disunahkan untuk makan beberapa butir kurma atau sarapan.


Semoga bermanfaat

Baca Artikel Terbaru Kami Disini

Saturday, October 10, 2020

Syarat Wajib dan Sah Sholat

 Adapun syarat-syarat wajib sholat adalah:

1. Bergama Islam

2. Sudah baligh

3. Berakal

4. Suci dari haid dan nifas

5. Telah mendengar ajakan dakwah Islam

Adapun syarat-syarat sah Sholat :

1. Suci dari 2 hadats (hadats kecil dan hadats besar)

2. Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat dari najis

3. Menutup aurat, bagi laki-laki auratnya antara pusar dan lutut, sedang wanita selirih anggota badannya kecuali muka dan kedua telapak tangan.

4. Masuk pada waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing sholat

5. Menghadap kiblat

6. Mengetahui mana yang fardhu dan mana yang sunnah

7. Menjauhi segala perkara -perkara yang membatalkan sholat

Rukun Sholat, yaitu:

1. Niat

2. Takbiratul ihram

3. Berdiri tegak bagi yg berkuasa ketika sholat fardlu. Boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit.

4. Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat.

5. Rukuk dengan tumakninah

6. I'tidal dengana tumakninah

7. Sujud 2 kali dengan tumakninah

8. Duduk diantara dua sujud dengan tumakninah

9. Duduk tasyahud akhir dengan tumakninah

10. Membaca tasyahud akhir

11. Membaca sholawat kepada nabi Muhammad swa ketika tasyahud akhir

12. Membaca salam yang pertama

13. Tertib dan berurutan dalam mngerjakan rukun-rukun tersebut.


Semoga bermanfaat

#bolehdishare


Saturday, October 3, 2020

Ekspresi Orang Tua Di Alam Kubur Ketika Di Ziarahi Atau Di Doakan Anaknya

Inspirasi Buat Kita yang Masih Hidup


Saudara/saudiri seiman yg dirahmati Allaah, apa yang terjadi kepada orang tua ketika Anda berziarah ke makam mereka atau ketika Anda mendoakan mereka?

Syaikh Muhammad al-Syanqithi, berkata, “Semoga Allah mengampuni keluarga kita yang telah meninggal dunia dan kaum Muslimin yang telah meninggal dunia. Aku tidak mampu menahan tangis melihat betapa perlunya ahli kubur kepada kita. Aku terkesan dan aku ingin semuanya mengetahui hal ini."

Utsman bin Sawad, ulama Salaf, bercerita tentang ibunya, seorang wanita yang ahli ibadah. Ketika ibunya akan meninggal dunia, ia mengangkat pandangannya ke langit dan berkata: “Wahai tabunganku, wahai simpananku, wahai Tuhan yang selalu menjadi sandaranku alam hidupku dan setelah kematianku, jangan Engkau abaikan diriku ketika mati, jangan biarkan aku kesepian dalam kuburku.” Kemudian ia meninggal dunia.

Aku selalu berziarah ke makamnya setiap hari Jum’at. Aku berdoa untuknya, dan memohonkan ampun baginya dan semua ahli kubur di situ. Pada suatu malam aku bermimpi berjumpa dengan ibuku.

Aku berkata, “Wahai ibuku, bagaimana keadanmu?”

Ia menjawab, “Wahai anakku, sesungguhnya kematian itu adalah kesusahan yang dahsyat. Aku alhamdulillah ada di alam barzakh yang terpuji. Ranjangnya harum, dan bantalnya terdiri tenunan kain sutera.”

Aku berkata, “Apakah Ibu ada keperluan kepadaku?”

Ia menjawab, “Iya. Jangan kamu tinggalkan ziarah yang kamu lakukan kepada kami. Sungguh aku sangat senang dengan kedatanganmu pada hari Jum’at ketika berangkat dari keluargamu. Orang-orang akan berkata kepadaku: “Ini anakmu sudah datang.” Lalu aku merasa senang, dan orang-orang mati yang ada di sekitarku juga senang.”

Basysyar bin Ghalib, Ulama Salaf pula, berkata, “ Aku bermimpi Robiah al-Adawiyah dalam tidurku. Aku memang selalu mendoakannya. Dalam mimpi itu ia berkata kepadaku: “Wahai Basysyar, hadiah-hadiahmu selalu sampai kepada kami di atas piring dari cahaya, ditutupi dengan sapu tangan sutera.”

Aku berkata, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?”

Ia menjawab, “Begitulah doa orang-orang yang masih hidup. Apabila mereka mendoakan orang-orang yang sudah mati dan doa itu dikabulkan, maka doa itu diletakkan di atas piring dari cahaya dan ditutupi dengan sapu tangan sutera. Lalu hadiah itu diberikan kepada orang mati yang didoakan itu. Lalu dikatakan kepadanya: “Terimalah, ini hadiah si anu kepadamu.”

Seberapa sering kita berziarah ke makam orang tua, keluarga dan guru kita yang telah meninggal dunia? Seberapa banyak kita mendoakan mereka dalam waktu-waktu kita beribadah? Ziarah dan doa kita sangat penting bagi mereka.

يالله بالتوفيق حتى نفيق ونلحق الفريق

Mudah-mudahan kita mendapat taufiq sehingga kita bisa di golongkan dengan orang-orang sholeh...

Aamiin

Semoga bermanfa'at.

Friday, October 2, 2020

Silsilah Fiqih Pendidikan Anak

Perlu diketahuai bahwa berkaitan dengan masalah meminta izin, islam membagi usia anak menjadi beberapa fase :

Pertama : Fase Anak Berusia Tamyis

Tamyis adalah usia dimana anak sudah bisa membedakan antara yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Kondisi ini dari satu anak dengan anak lainnya berbeda. Ada yang sejak usia 5 tahun, ada pula yang mulai usia 7 tahun, fase ini dikahiri dengan balighnya anak. Saat memasuki usia tamyiz, anak diharuskan meminta izin sebelum masuk kamar orang tuanya, pada 3 waktu, yakni : sebelum shalat subuh, diwaktu istirahat siang dan setelah shalat isyak.

Allaah Berfirman :

"Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah hamba sahaya kalian ( lelaki atau wanita ) dan anak anak kalian yang belum baligh, mereka meminta izin kepada kalian ditiga waktu. Yaitu sebelul shalat subuh, ketika kalian melepas pakaian ( luar ) kalian ditengah hari dan sesudah shalat Isyak. ( Itulah ) tiga aurat kalian. Kalian atau mereka tidak berdosa, ( Untuk tidak meminta izin ) diselain tiga waktu itu. Mereka bisa melayani kalian, dan sesama kalian saling melayani. Demikianlah Allaah menjelaskan ayat - ayat untuk kalian. Allah maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. " QS. An-Nur : 58.

Aturan diatas diberlakukan, sebab ditiga waktu tersebut biasanya aurat sering terbuka. Maka Allah melarang anak - anak berusia tamyiz untuk masuk ke kamar tidur orang dewasa tanpa izin pada waktu waktu ini. Adapaun diselain tiga waktu itu, orang tua tidak berdosa bila mereka tidak dicegah masuk tanpa izin. Dan mereka juga tidak berdosa bila masuk tanpa meminta izin.

Kedua : Fase Anak Berusia Baligh

Pada usia ini, bila akan memasuki kamar orang tuanya atau orang dewasa lainnya, anak mutlak harus meminta izin kapanpun juga. 

Allaah Berfirman :

"Apabila anak - anak kalian telah sampai usia baligh, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang - orang sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allaah menjelaskan ayat-ayat-Nya. Allaah Maha Mengetahuai lagi Maha Bijaksana." QS. An-Nur : 59.

Maknanya, , anak - anak yang telah baligh harus meminta izin dahulu jika hendak masuk kekamar orang tuanya atau orang dewasa lainnya, kapanpun juga. itu semua antara lain dalam rangka menghindarkan anak melihat aurat orang lain, walaupun tanpa sengaja. Terlebih bila disengaja.

Silahkan Share dan semoga memberi manfaat dunia dan akhirat




Adab Meminta Izin yang Perlu diajarkan Kepada Anak Kita

Berikut ini beberapa adab meminta izin yang perlu diajarkan pada anak :

Pertama : Memilih waktu yang tepat

Jangan meminta izin untuk masuk diwaktu-waktu seperti pagi buta, tengah hari atau larut malam. Kecuali jika ada kepentingan yang mendesak.

Allah Berfirman dalam QS. An-Nur (24) : 58

"Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah hamba sahaya kalian ( lelaki atau wanita ) dan anak-anak kalian yang belum baligh, mereka meminta izin kepada kalian ditiga waktu. Yaitu sebelum shalat subuh, ketika kalian melepas pakaian (luar) kalian ditengah hari dan sesudah Shalat Isyak. (Itulah tiga aurat kalian ) "

Kedua : Mengetuk Pintu Sebanyak tiga kali

Ini dilakukan baik ketika akan masuk kamar atau rumah orang lain. Bila dipersilahkan, maka masuklah. Tetapi jika tidak di Izinkan maka hendaklah dia kembali. Rasulullaah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : " Jika salah seorang dari kalian meminta izin tiga kali, lalu tidak diizinkan, maka hendaklah dia kembali" ( HR. Bukhari dan Muslim )

Ketiga : Mengetuk Pintu Secara Proposional

Artinya tidak terlalu keras, sehingga mengagetkan orang yang didalam. Juga tidak terlalu lirih, yang mengakibatkan ketukan tidak terdengar. Pernah ada seorang wanita berkunjung kerumah Imam Ahmad dan mengetuk pintu dengan keras. Maka Imam Ahmad pun berkomentar, "Ini adalah ketukan pintu ala aparat keamanan "

Keempat : Memberi Jeda Waktu antara satu ketukan dengan ketukan berikutnya

Karena dengan mengetuk pintu dengan terus menerus, akan mengganggu ketenangan penghuni rumah atau kamar. Dan juga bisa membuat kaget.

Kelima : Tidak berdiri pas menghadap pintu

Akan tetapi hendaklah mengambil posisi disisi kanan atau kiri pintu, jangan menghadap langsung kepintu, sehingga ketika tuan rumah membuka pintu, isi rumah atau kamar tidak langsung terlihat oleh anda. Mungkin ada hal-hal yang kurang etis untuk terlihat oleh anda. inilah etika yang diajarkan Rasulullaah Shllallahu'alaihi wasallam.

Abdullah bin Busr Radhiyallahu 'anhu menuturkan, "bahwasanya Rasulullah Shllallahu'alaihi wasallam bila bertamu,beliau tidak menghadapa pas kearah pintu. Namun beliau berdiri disisi kanan atau kiri sambil mengucapkan, Assalamu'alaikum. Hal itu disebabkan pada waktu itu rumah-rumah belum dilengkapi tirai" HR. Abu Dawud dan dinilai sahih oleh Adh-Dhiya' al-Maqdisiy juga al-Albaniy.

Keenam : Mengucapakan salam dulu sebelum meminta izin untuk masuk

Rasulullah Shllallahu'alaihi wasallam bersabda : " Janganlah kalian mengizinkan masuk orang yang tidak mengucapkan salam " HR Abu Ya'la al-Mushiliy dan dinilai sahih oleh al-Albaniy

Ketujuh : Memperkenalkan identitas diri

Yaitu memperkenalkan diri ketika ditanya, "Siapa?" jangan menjawab "saya"

Rasulullah Shllallahu'alaihi wasallam pernah didatangi Jabir, diapun mengetuk pintu, Beliau lalu bertanya,"siapa?". Jabir menjawab "saya". Maka Rasulullah Shllallahu'alaihi wasallam berkomentar, "Saya, saya!". Seakan Beliau tidak berkenan dengan jawaban itu. HR. Bukhari dan Muslim

Kedelapan : Menundukan pandangan ketika masuk

Artinya jangan liar memandang kesana kemari. Adab seperti harus ditekankan kepada anak semenjak kecil. 

Karena Rasulullah Shllallahu'alaihi wasallam bersabda, 

"Sesungguhnya meminta izin itu diberlakukan dalam rangka untuk menjaga pandangan mata" HR. Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu'anhu.

Kesembilan : Pulang jika tidak diizinkan

Karena Allah Berfirman ,

"Jika kalian tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah masuk sebelum kalian mendapat izin. Jika dikatakan kepadamu, "Kembalilah, maka hendaklah kalian kembali. Itu lebih Suci bagi kalian dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. QS. An-Nur ( 24 ) : 28

Kesepuluh : Dilarang mengintip kedalam kamar ataupun rumah orang lain

Ajarkan kepada anak bahwa hukumnya haram mengintip kedalam rumah ataupun kamar orang lain.

Rasulullah Shllallahu'alaihi wasallam bersabda,

"Sekiranya ada seorang yang mengintip rumahmu tanpa izin lalu engkau melemparnya dengan batu hingga tercungkil matanya, maka tiada dosa atasmu" HR. Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu

Artinya dilarang sangat keras untuk melakukan tindakan ini

Silahkan dishare semoga bermanfaat dunia dan akhirat.

Thursday, October 1, 2020

BAHAYA "VIRUS" TAKUT MISKIN

Salah satu Penyakit berbahaya yang dihembuskan syetan ke dalam hati manusia adalah takut miskin.

Alloh Ta'ala berfirman:
.
ٱلشَّیۡطَـٰنُ یَعِدُكُمُ ٱلۡفَقۡرَ وَیَأۡمُرُكُم بِٱلۡفَحۡشَاۤءِۖ وَٱللَّهُ یَعِدُكُم مَّغۡفِرَةࣰ مِّنۡهُ وَفَضۡلࣰاۗ وَٱللَّهُ وَ ٰ⁠سِعٌ عَلِیمࣱ
.
“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.” (QS. Al-Baqarah: 268)

Oleh Karenanya sahabat,
Jangan biarkan "takut miskin" ini masuk ke dalam hatimu tuan, agar syetan tidak menjadi teman yang mengendalikan, sebagaimana bola yang dipermainkan.
.
Jika demikian, maka dunia sudah menjadi tujuan dan akhirat dilupakan, kikirnya sangat keterlaluan dan segala cara dihalalkan.
.
Jangan biarkan syetan tertawa karena kau kikir. Raih karunia dan ampunan Alloh Al Khobir, walaupun infak kurma sebutir. Jangan kau tunda sebelum ajal datang karena takdir.
.
Inilah janji Alloh Ta'ala bagi yang mau berfikir. Wallohu a'lam

Wednesday, September 30, 2020

Kehidupan Dunia, Bagai Bunga yang Dipetik Kemudian Layu

By : Firman Hidayat 

Dalam Al-Quran, tepatnya Surat Thaha ayat ke-131, Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman,

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ

“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.”

Sementara itu Imam Al-Bukhari no. 1465 dan Imam Muslim no. 1052 meriwayatkan dari shahabat Abu Sa’id Al-Khudri –radhiyallahu ‘anhu-, ujarnya, “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam duduk di mimbar sedangkan kami duduk di sekelilin beliau. Beliau bersabda,

إِنَّ مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ من بعدي ما يفتح عليكم من زهرة الدنيا و زينتها

“Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan pada diri kalian setelah peninggalanku ialah dibukakannya bunga dunia dan pernak-perniknya untuk kalian.”

Pada ayat dan hadits tersebut di atas, kehidupan dunia diibaratkan sebagai bunga. Pertanyaaannya, apakah hubungan antara dunia dan bunga sehingga bunga dijadikan sebagai sample kehidupan dunia? Jawabannya dapat kita telaah sebagai berikut.

Ketika suatu tanaman yang hendak mengeluarkan buahnya, biasanya diawali dengan kemunculan bunga. Kadang kala bunga itu terlihat indah dan di saat lain terlihat begitu sangat menawan. Bahkan terkadang tidak sedikit orang yang memandangnya berhasrat untuk memetiknya dan dibawanya pergi. Namun tahukah kita sekiranya bunga tadi benar-benar dipetik sebelum berubah menjadi buah? Ternyata tidak akan berapa lama kemudian akan segera layu dan pada akhirnya akan dicampakan oleh sang pemetiknya. Memang jika masih berada di tangkai, terlihat begitu mempesona, namun jika diambil saat itu juga maka yang terjadi adalah malah justru menjadi layu, tak tahan lama. Berbeda ceritanya jika kita biarkan bunga itu terus berada di tangkainya sedikit agak lebih lama, tentu bunga tersebut akan berubah menjadi buah yang tidak saja indah dan menyejukkan pandangan jika dilihat, akan tetapi juga dapat dikonsumsi.

Dan gambaran dunia pun dapat dipastikan sebagaimana kisah bunga di atas. Kehidupan dunia itu terlihat begitu indah menawan di mata siapa saja yang melihat dan memandangnya. Tahta, jabatan, wanita, keturunan, harta, benda, dan seterusnya. Keseluruhannya itu nampak begitu menggoda dan membuai normalnya jiwa manusia tergoda dan berhasrat untuk menggapai dan menikmatinya. Akan tetapi sungguh, segala yang terlihat indah di mata itu sejatinya akan jauh lebih indah jika ditunggu sebentar saja nanti ketika datang kampung kekelan di akhirat. Adapun orang-orang yang terlena dan tergoda sehingga tak dapat menahan kecuali memetik dan menikmatinya, sungguh cepat ataupun lambat segala sesuatu yang dinikmatinya itu akan layu dan nampak suram dan bencana yang sangat mencekam. Demikianlah Allah menguji hamba-hamba-Nya agar dapat terlihat mana di antara mereka yang benar-benar jujur dan taat mematuhi segala titah-Nya, dan mana di antara mereka yang terburu-buru menikmati keindahan sebelum datang waktunya.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah mengatakan, bahwa dunia itu laksana surga bagi orang kafir, dan penjara bagi orang mukmin (HR Muslim). Kenapa? Karena di dunia itu dipenuhi aturan-aturan yang sama sekali tak boleh diterjang. Ada halal-haram, ada perintah-larangan, ada ini dan itu. Kerap kali untuk menjalankan suatu perintah, harus meninggalkan beberapa perkara yang nampak indah dan di saat tertentu harus menelan rasa pahit. Seluruh perintah ini hanya akan dilaksanakn oleh orang-orang mukmin karena meraka bersabar dan yakin bahwa kehidupan sebenarnya yang terdapat berbagai kenikmatan hanya akan ada di akhirat, di dunia bukanlah tempat berfoya-foya dan leyeh-leyeh. Dalam sebuah kaedah agung disebutkan,

من تركَ شيئًا للهِ ، عوَّضهُ اللهُ خيرًا منه

“Orang yang meninggalkan sesuatu karena Allah, pasti Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik untuknya”

Sedangkan orang kafir terburu-buru dan tidak sabar menikmati kemewahan dunia yang tak ubahnya fatamorgana. Di dunia mereka berfoya-foya dengan disertai ejekan dan cemoohan pada orang-orang yang mau bersabar, kelak orang-orang kafir itu akan merasakan akibatnya. Ketika mereka sudah merasakan indahnya dunia, kelak di negeri kekal tak akan lagi merasakan indahnya surga. Nerakalah tempat teduh mereka.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ * وَإِذَا مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ * وَإِذَا انقَلَبُوا إِلَىٰ أَهْلِهِمُ انقَلَبُوا فَكِهِينَ * وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَٰؤُلَاءِ لَضَالُّونَ * وَمَا أُرْسِلُوا عَلَيْهِمْ حَافِظِينَ * فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آمَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ * عَلَى الْأَرَائِكِ يَنظُرُونَ * هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat”, padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Al-Muthaffifin: 29-36).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

مَّن كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَّدْحُورًا* وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُورًا

“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS Al-Isra’: 18-19).

Dalam sebuah kaidah fikih disebutkan sebagai berikut,

مَنِ اسْتَعْجَلَ الشَّيْءَ قَبْلَ أَوَانِهِ عُوْقِبَ بِحِرْمَانِهِ

“Orang yang terburu-buru melakukan sesuatu sebelum saatnya, akan diharamkan melakukannya (setelah datang waktunya).”

Contoh kongkrit selain orang kafir yang tak sabar menikmati dunia ialah seperti apa yang dikatakan oleh baginda Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, “Janganlah kalian memakai sutera, karena barang siapa yang memakainya di dunia, maka tidak akan memakainya di akhirat.” (HR Al-Bukhari-Muslim).

Walaupun ada dua kemingkinan maksud di atas, yaitu orang yang memakai sutera di dunia kelak di akhirat tidak akan masuk surge dan kemungkinan lain orang yang terlanjur memakai sutera di dunia kelak jika masuk surga tidak lagi mengenakannya.

Begitu pula dengan khamar dan banyak lagi contohnya.

Kaedah tersebut di atas bermakna luas dan umum. Seperti yang kita contohkan di atas, bahwa orang kafir telah mengambil keputusan menikmati keindahan hidup di dunia, padahal dunia bukanlah tempat berfoya-foya. Oleh sebab itu kelak di akhirat yang merupakan tempat kekal abadi yang sebenarnya tempat yang dijanjikan adanya nikmat agung, kelak mereka tak lagi dapat menikmatinya. Padahal jika mereka mau sedikit bersabar dengan meninggalkan hal-hal yang Allah murkai, mereka akan merasakan kenikmatan yang amat lebih indah dan nikmat.

Oleh sebab itu jangan kita merasa heran dengan keadaan orang-orang kafir di dunia. Allah Ta’ala pernah mengatakan,

لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ * مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُ

“Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” (QS Alu ‘Imran: 196-197).

Dunia memang laksana fatamorgana. Sepertinya megah, namun pada hakekatnya lemah. Menurut bahasa Arab, dunia berarti hina dan dekat. Hina karena harganya yang tak ada apa-apa dibanding akhirat. Dekat karena kedekatannya dengan kampung akhirat.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS Al-‘Ankabut: 64).

Dia juga berfirman dalam surat Al-Hadid ayat ke-20,

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”

Maka manakah yang akan Anda pilih di antara keduanya? Akhirat yang telah disiapkan azab dan siksa yang pedih bagi orang-orang yang lebih mementingkan dunia daripada akhirat, ataukah ampunan dan keridhaan dari Allah ‘Azza wa Jalla bagi orang-orang yang lebih mementingkan akhirat daripada dunia?

Imam Ahmad meriwayatkan dari hadits Al-Mustaurid bin Syaddad –radhiyallahu ‘anhu-, bahwasannya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Sungguh, tempat cambuk kalian di surga lebih baik daripada dunia seisinya.”

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Al-Mustaurid bin Syaddad pula, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Dunia dibandingkan akhirat hanya seperti salah seorang di antara kalian yang memasukkan jari tangannya ke dalam lautan. Perhatikanlah apa yang dibawa oleh jari itu?!”

Pada suatu kesempatan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah berjalan di kerumunan pasar melewati bangkai anak kambing yang telinganya kecil. Lantas beliau Shallallahu’alaihi Wasallam mengangkatnya dengan memegang telinganya seraya bersabda, “Siapa di antara kalian yang mau membeli ini seharga satu dirham?”

Para shahabat menjawab, “Kami tidak ingin membelinya seharga apapun. Apa yang bisa kamu perbuat dengannya?”

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengatakan, “Apakah kalian ingin memilikinya?”

Para hadirin menjawab, “Demi Allah, sekiranya masih hidup pun cacat, bangkai itu bertelinga kecil, lalu bagaimana lagi ketika ia sudah menjadi bangkai?”

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Demi Allah, dunia itu lebih hina di sisi Allah daripada bangkai itu di pandangan kalian.” (HR Muslim, dari Jabir –radhiyallahu ‘anhu-)

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu-, ujarnya, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

يُؤْتَى بِأَنْعَم أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، فَيُصْبَغُ فِي النَّارِ صِبْغَةً ، ثُمَّ يُقَالُ : يَا ابْنَ آدَمَ؛ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطٌّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيْمٌ قَطٌّ؟ فَيَقُوْلُ: لَا وَ اللهِ يَا رَبِّ.

وَ يُؤْتَى بِأَشَدِّ النَاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَيُصْبَغُ صِبْغَةً فِي الْجَنَّةِ، فَيُقَالُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ، هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطٌّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطٌّ؟ فَيَقُوْلُ: لَا وَ اللهِ، مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطٌّ، وَ لَا رَأَيْتُ شِدَّةٌ قَطٌّ.

“Pada hari kiamat akan dihadirkan orang yang paling merasakan nikmat di dunia dari kalangan penduduk neraka. Kemudian ia dicelupkan sekali ke dalam neraka lantas ditanyakan padanya, ‘Hai manusia, apakah kamu pernah melihat kebaikan, apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?’

Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah wahai Rabb-ku.’

Dan dihadirkan orang yang paling sengsara di dunia dari kalangan penduduk surga lalu dicelupkan ke dalam surga dengan sekali celupan. Ditanyakan padanya, ‘Wahai manusia, pernahkah kamu melihat satu penderitaan? Pernahkah kamu merasakan kesulitan?’

Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, aku tidak pernah merasakan penderitaan sama sekali dan aku tak pernah melihat adanya kesulitan sedikitpun.’”

Demikianlah. Seorang muslim seharusnya benar-benar menyadari betapa dunia hanya negeri yang penuh dengan fatamorgana. Dunia bukanlah tempat bersenang-senang dan beristirahat. Dunia merupakan kampung mencari bekal. Sebaliknya, akhiratlah tempat memetik buah amal. Jika perbuatan yang diusahakan di dunia baik, tentu balasan di akhirat pun akan baik, dan demikian sebaliknya.

Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim melaporkan dari Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu-, bahwasannya Rasululullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah mengatakan,

اَللهُمَّ لَا عَيْشَ إِلَّا عَيْشَ الْآخِرَةِ

“Ya Allah, tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat.”

Kemudian mari kita melihat kehidupan para suri tauladan kita yang benar-benar menyadari betapa dunia tak ada harganya sama sekali jika tidak dimanfaatkan sebagai kampung mencari bekal akhirat. Mereka menanggap bahwa harta bukanlah segalanya sehingga mereka tidak begitu berhasrat mengumpulkannya dan bahkan jika sudah di tangan, mereka begitu antusias untuk segera mengalihkantangan.

Ini dia Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah menyatakan, “Seandainya saya memiliki emas sebesar gunung Uhud tentu aku bergembira manakala tidak sampai tiga hari pada emas itu aku tidak memilikinya sedikit pun kecuali beberapa dinar yang aku simpan untuk keperluan hutang.” (HR Al-Bukhari-Muslim).

Sehingga ‘Amr bin Al-Harits menceritakan, “Ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam wafat, beliau sama sekali tidak meninggalkan dinar, dirham, budak laki-laki, budak wanita, atau apapun kecuali keledai yang beliau kendarai dahulu, senjatanya, serta tanah yang sudah beliau wakafkah untuk ibnu sabil.” (HR Al-Bukhari)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sendiri ketika hidupnya tidak pernah menolak orang yang menengadahkan tangan padanya. Sehingga saat tidak ada lagi tersisa harta di tangannya, beliau menyampaikan uzur.

Adalah dua puteri Abu Bakar Ash-Shiddiq –radhiyallahu ‘anhu– yang masing-masing bernama Asma’ dan ‘Aisyah memiliki kebiasaan bersedekah yang luar biasa. Bedanya jika Asma’ tidak pernah sabar melihat harta yang ada di tangannya, sementara ‘Aisyah biasa mengumpulkan hartanya terlebih dahulu hingga banyak baru kemudian beliau sedekahkan.

Maka celakalahh bagi mereka yang masih mengagungkan dunia. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah menegaskan, “Celakalah hamba dinar dan hamba dinar, (celakalah) hamba qathifah (pakaian yang dihiasai renda-renda yang bergelantung-pent) dan khamishah (selimut persegi empat-pent).” (HR Al-Bukhari).

Dan perlu diketahui bahwa harta kesenangan di dunia hanya ada 3, yaitu apa yang dimakan kemudian lenyap, apa yang dipakai hingga rusak, atau apa yang disedekahkan sehingga kekal lestari. Demikian yang Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam terangkan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Shahabat ‘Abdullah bin Asy-Syikhkhir –radhiyallahu ‘anhu– dan direkam oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya.

Sungguh indah sya’ir yang dibawakan Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi dalam muqaddimah Riyadh Ash-Shalihin min Kalam Sayyid Al-Mursalin,

إِنَّ لِلهِ عِبَادًا فُطَنَا * طَلَّقُوْا الدُّنْيَا وَ خَافُوْا الْفِتَنَا

نَظَرُوْا فِيْهَا فَلَمَّا عَلِمُوْا * أَنَّهَا لَيْسَتْ لِحَيٍّ وَطَنَا

جَعَلُوْهَا لُجَّةً وَ اتَّخَذُوْا * صَالِحَ الْأَعْمَالِ فِيْهَا سُفَنَا

Sesungguhnya Allah memiliki beberapa hamba yang cerdik,

mereka menceraikan dunia karena khawatir bencana

Mereka merenungkan isi dunia, ketika mereka mengetahui bahwa dunia bukanlah tanah air orang yang hidup

Mereka pun menjadikannya laksana samudera dan menjadikan amal shalih sebagai bahteranya

Al-Hafizh An-Nawawi –rahmatullah ‘alaih– mengatakan, “Jika keberadaan dunia adalah seperti yang telah saya kemukakan tadi, dan status kita serta tujuan kita diciptakan adalah seperti yang telah saya sampaikan (untuk mengabdi pada Rabbul ‘alamin), maka sudah semestinya bagi setiap mukallaf membawa dirinya ke jalan orang-orang pilihan dan menepaki jalan orang-orang yang memiliki akal, nalar, dan pikiran.”

Setelah kita mengetahui penjelasan ringkas di atas, sadarlah kita bagaimana seorang mukmin hanya akan bersenang-sedang dan menikmati jerih payahnya di dunia yang penuh dengan duri-duri dan jalan-jalan terjal. Apatah lagi tidak sedikit orang yang mencemooh dan menghina mereka yang terkadang berpenghidupan serba kekurangan, menurut mata telanjang. Padahal sungguhnya kebahagiaan dan kekayaan dalam artian cukup itu hanya ada dalam hati, bukan harta, tahta, wanita, dan keturunan. Sebab betapa kita sering mendengar tidak sedikit orang yang memiliki kekayaan hebat; istana megah, kendaraan mewah, penampilan wah, namun kehidupannya berakhir dengan bunuh diri. Jika memang itu kebahagiaan, lantas mengapa mereka bunuh diri?!

الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَ جَنَّةُ الْكَافِرِ

“Dunia itu penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.”

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita kekuatan untuk terus istiqamah menjalankan segala bentuk titah-Nya dan menjauhi sejauh-jauhnya apa yang menjadi larangannya. Wallahua’lam. 

Gunung Sempu Yogyakarta, 20 Syawwal 1435 H

Penulis: Firman Hidayat bin Marwadi

https://muslim.or.id/22682-dunia-bagai-bunga-yang-dipetik-kemudian-layu.html


Monday, September 28, 2020

Dibolehkan Berpuasa Pada Hari Kedua di Bulan Syawal

Adapun apa yang dikenal orang selama ini bahwa hari raya idul fitri selama tiga hari, maka hal itu merupakan ‘urf (kebiasaan) masyarakat yang tidak mengandung hukum syar’i tertentu.

Imam Bukhori –rahimahullah- berkata:

“Bab Puasa Pada Hari Raya Idul Fitri”

Kemudian beliau meriwayatkan (1992) dari Abu Sa’id –radhiyallahu ‘anhu- berkata:

نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الْفِطْرِ ، وَالنَّحْرِ .

“Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah melarang berpuasa pada hari raya idul fitri dan hari raya idul adha”.

Atas dasar itulah maka hari raya idul fitri itu hanya satu hari saja, dan pada hari itulah diharamkan berpuasa, adapun pada hari kedua atau ketiga dari bulan Syawal maka tidak diharamkan untuk berpuasa, maka dibolehkan untuk berpuasa qadha’ Ramadhan atau puasa sunnah.

Wallahu A’lam.

Istri Taat Suami Dijamin Surga

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ

“Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi no. 1161 dan Ibnu Majah no. 1854. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Yang dimaksudkan dengan hadits di atas adalah jika seorang wanita beriman itu meninggal dunia lantas ia benar-benar memperhatikan kewajiban terhadap suaminya sampai suami tersebut ridha dengannya, maka ia dijamin masuk surga. Bisa juga makna hadits tersebut adalah adanya pengampunan dosa atau Allah meridhainya. (Lihat Nuzhatul Muttaqin karya Prof. Dr. Musthofa Al Bugho, hal. 149).

Begitu pula ada hadits dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dengan ketaatan seorang istri, maka akan langgeng dan terus harmonis hubungan kedua pasangan. Hal ini akan sangat membantu untuk kehidupan dunia dan akhirat.

Islam pun memuji istri yang taat pada suaminya. Bahkan istri yang taat suami itulah yang dianggap wanita terbaik.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Pada sebagian istri saat ini melupakan keutamaan taat pada suami. Sampai-sampai menganggap ia harus lebih daripada suami sehingga dialah yang mesti ditaati karena karirnya lebih tinggi dan titelnya lebih tinggi. 

Semoga menjadi pembelajaran buat kita semua.




Sunday, September 27, 2020

PERUMPAMAAN ORANG YANG TERGODA DENGAN DUNIA

Inilah Perumpamaannya, ada sesendok madu yang jatuh ke lantai.

Lalu datanglah semut mencicipinya dari pinggirnya, dan setelah itu dia pergi meninggalkannya.

Namun rasa madu itu terlalu nikmat baginya, maka dia pun kembali untuk melahapnya.

Kemudian dia berusaha meninggalkannya lagi.

Belum jauh dia meninggalkannya, dia merasa belum cukup dengan apa yang dinikmatinya dari pinggiran madu itu. 

Akhirnya dia pun memutuskan masuk ke tengah madu itu untuk menikmati manisnya lebih banyak lagi.

Maka sampailah dia di pertengahannya, dan mulai menikmati manisnya madu itu dengan lebih leluasa.

Tapi, ketika dia ingin keluar, ternyata dia tidak bisa, kaki-kakinya telah masuk lengket dalam madu itu dan keadaannya terus seperti itu hingga dia mati.

Begitulah dunia, manisnya akan terus menggoda. Jangan sampai kita terlena dengannya.

Tapi, gunakanlah dia untuk mendapatkan pahala akherat, bukan hanya untuk menikmatinya saja. 

Semoga kita selalu mendapat taufik-Nya dalam memperlakukan dunia. 

U

Friday, September 25, 2020

SEDEKAH

Telah banyak sekali dosa yang kita lakukan. Astaghfirullah. kita yang butuh bersedekah.

Al-imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :

"Sungguh sedekah mempunyai pengaruh yang sangat menakjubkan di dalam menolak berbagai jenis bala', walaupun dia adalah orang yang pendosa atau dzhalim bahkan terhadap orang kafir.

Maka sungguh Allah Ta'ala menolak dengan sedekah, berbagai jenis bala' dari seorang hamba.

Dan ini adalah hal yang di ketahui di tengah-tengah manusia, yang awam maupun yang berpendidikan. 

Dan seluruh penduduk bumi mengakui hal ini, karena mereka telah membuktikannya."

فَإِنَّ لِلصَّدَقَةِ تَأْثِيْرًا عَجِيْبًا فِي دَفْعِ أَنْوَاعَ الْبَلَاءِ، وَ لَوْ كَانَتْ مِن فَاجِرٍ أَو مِن ظَالِمٍ بَل مَن كَافِرٍ، فَإِنَّ اللّٰهَ يَدْفَعُ بِهَا عَنْهُ أَنْوَاعَ مِن البَلَاء ، وَهَذَا أَمْرٌ مَعْلُوْمٌ عِندَ النَّاسِ خَاصَّتِهِم وَ عَامَّتِهِم، وَ أْهْلُ الأَرْضِ كُلُّهُم مُقِرُّوْنَ بِهِ لِاَنَّهُم جَرَّبُوْهُ. 

Al-Wabil Ash-Shayyib 1/49

Silahkan share untuk memperoleh pahala jariyah terus menerus


Thursday, September 24, 2020

Segera Iringi Keburukan dengan Kebaikan


Raehanul Bahraen Bimbingan Islam, Quote Ringan 10 September 2016 

Saudaraku

Jangan pernah depresi

Berlarut dalam rasa bersalah

walaupun itu fatal dan memalukan

Segera iringi dengan kebaikan selanjutnya

Kau bentak istrimu

Segera beri ia pelukan dan hadiah kejutan

Kau tertinggal subuh berjamaah

Segera shalat dhuha yang lebih banyak

Kau marah berlebihan pada bawahanmu

Segera beri ia bonus

Kau telah berlagak sombong

Segeralah berinfak dan sedekah

Seorang muslim tidak pernah

Depresi larut dalam kesalahan

Tapi ia segera bangkit

Dengan membawa kebaikan

ﻭَﺃَﺗْﺒِﻊِ ﺍﻟﺴَّﻴِّﺌَﺔَ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔَ ﺗَﻤْﺤُﻬَﺎ

“Iringilah kejelakan dengan kebaikan, niscaya kebaikan

tersebut akan menghapuskannya (HR. Tirmidzi)

@Bandara Sumbawa Besar

Penyusun: Raehanul Bahraen

https://muslimafiyah.com/segera-iringi-keburukan-dengan-kebaikan.html



Monday, March 30, 2020

JANGAN BERBURUK SANGKA TERHADAP ALLAH

م الله الرحمن الرحيم 

Pertanyaan :

Bagaimana hukumnya membenci Allah??? Merasa Allah jauhi dan tidak pernah Allah membantu 1 masalah pun... Padahal semua kewajiban dan sunnah sudah berusaha dijalankan? Akhirnya timbul kebencian terhadap Allah

Jawab :

Kepada saudara penanya, semoga dirahmati Allah.. 

Sikap tersebut haram hukumnya bahkan mengandung kekufuran dan disitulah kesalahan saudara. Jangan sangka buruk terhadap Allah karena apapun yang Dia lakukan pasti Dia menginginkan kebaikan untuk saudara. Musibah yang menimpa, pertolongan yang tertunda ada ujian untuk membuktikan ketulusan cinta saudara. 

ان الله اذا احب قوما ابتلاهم

"Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Dia pasti akan mengujinya dengan musibah."
HR. At-Tirmidzi. 

Buktinya para Nabi pun mengalami ujian luar biasa.  
والله اعلم

👤 *Dijawabkan oleh Al Ustadz Abu Usamah Yusuf hafizhahullah ta'ala*

📫 https://telegram.me/markazarrisalahkendari
📬 https://www.instagram.com/p/BW4v5NVD-nL/

Tuesday, February 25, 2020

LANGKAH KAKI PUN BERNILAI PAHALA

Saudaraku seiman,
Begitu besar kebaikan yang didapatkan seseorang ketika mendatangi rumah dari rumah-rumah Allah, 
👉🏻 Bahkan tiap hentakan kaki yang kita langkahkan pun bernilai keutamaan yang besar disisi Allah Azza wa Jalla.

🍃 Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu :
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ﻣﻦ ﻏﺪﺍ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﺃﻭ ﺭﺍﺡ، ﺃﻋﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻧﺰﻻ ﻛﻠﻤﺎ ﻏﺪﺍ ﺃﻭ ﺭﺍﺡ ‏

"Barangsiapa yang berangkat ke masjid atau pulang darinya, maka Allah akan siapkan baginya suatu kedudukan sesuai dengan berangkat dan pulangnya."
Muttafaqun 'alaih.

 🍃 Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu :
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ﻣﻦ ﺗﻄﻬﺮ ﻓﻲ ﺑﻴﺘﻪ، ﺛﻢ ﻣﻀﻰ ﺇﻟﻰ ﺑﻴﺖ ﻣﻦ ﺑﻴﻮﺕ ﺍﻟﻠﻪ، ﻟﻴﻘﻀﻲ ﻓﺮﻳﻀﺔ ﻣﻦ ﻓﺮﺍﺋﺾ ﺍﻟﻠﻪ، ﻛﺎﻧﺖ ﺧﻄﻮﺍﺗﻪ، ﺇﺣﺪﺍﻫﺎ ﺗﺤﻂ ﺧﻄﻴﺌﺔ، ﻭﺍﻷﺧﺮﻯ ﺗﺮﻓﻊ ﺩﺭﺟﺔ ‏

"Barangsiapa yang bersuci dirumahnya, lalu ia beranjak menuju rumah dari rumah-rumah Allah, untuk menunaikan kewajiban yang Allah wajibkan, maka pada setiap langkahnya, langkah pertama menghapuskan dosa dan langkah lainnya mengangkat derajatnya."
HR. Muslim.

🍀🍀🍀
Wahai saudaraku,
Janganlah pernah mengeluh dan merasa letih ketika engkau harus melangkahkan kaki ke masjid, bahkan semakin banyak hentakan kaki yang engkau langkahkan, sungguh pahalanya akan lebih besar engkau dapatkan.

🍃 Dari Abu Musa Al 'Asy'ary radhiyallahu 'anhu:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ﺇﻥ ﺃﻋﻈﻢ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﺟﺮﺍ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺃﺑﻌﺪﻫﻢ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻣﻤﺸﻰ، ﻓﺄﺑﻌﺪﻫﻢ، ﻭﺍﻟﺬﻱ ﻳﻨﺘﻈﺮ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺣﺘﻰ ﻳﺼﻠﻴﻬﺎ ﻣﻊ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﻋﻈﻢ ﺃﺟﺮﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺼﻠﻴﻬﺎ ﺛﻢ ﻳﻨﺎﻡ ‏

"Sesungguhnya manusia yang paling besar pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh perjalanannya, dan yang menunggu shalat hingga ia shalat bersama Imam (di shalat berikutnya) itu lebih utama daripada yang shalat lalu tidur."
Muttafaqun 'alaih.

  🎋🎋🎋
Bersemangatlah wahai saudaraku...
Hadapi segala halangan dan rintangan, teruslah bersemangat memenuhi masjid-masjid Allah.

🍃 Dari Buraidah radhiyallahu 'anhu :
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ﺑﺸﺮﻭﺍ ﺍﻟﻤﺸﺎﺋﻴﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﻈﻠﻢ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺴﺎﺟﺪ ﺑﺎﻟﻨﻮﺭ ﺍﻟﺘﺎﻡ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ

"Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan ke masjid di kegelapan malam dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat."
HR. At Tirmidzi.

Wallahu a'lam.
==================
✍🏻 Ustadz Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy Hafizhahullah
┅┅══✿❀🌕❀✿══┅┅


_____

______
📱Silsilah Durus Linnisa' 📚