Sunday, July 23, 2023

TIDAK MEMISAHKAN ANAK DARI ORANG TUANYA

Serial Fiqih Pendidikan Anak - No: 179

Salah satu hak anak atas orangtuanya adalah kedekatan. Sebab anak kecil sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian orang tuanya. Tidak dipenuhinya hak ini, bisa mengakibatkan perkembangan psikologis anak terganggu. Sehingga sangat mungkin kelak di kemudian hari, anak tersebut akan melampiaskan perasaan kehilangannya itu dengan berbagai perilaku negatif. _Na’udzubillah min dzalik._

Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ bersabda,

«مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الوَالِدَةِ وَوَلَدِهَا فَرَّقَ اللَّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَحِبَّتِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ»

_“Barang siapa yang memisahkan antara ibu dengan anaknya, niscaya Allah akan memisahkan antara dia dan orang-orang yang dicintainya kelak di hari kiamat”._ HR. Tirmidziy dari Abu Ayyub _radhiyallahu ‘anhu._ Tirmidziy berkata hadits ini _hasan gharib._ Adapun al-Albaniy menyatakan hadits ini _hasan.

*Bagaimana Jika Anak Dipondokkan?*

Pendidikan anak sangatlah urgen, lebih-lebih pendidikan agama terutama untuk saat ini. Namun sayangnya banyak orang tua mengabaikannya. Masalah lain yang timbul, apakah setiap anak mesti dipondokkan, yaitu masuk ke pesantren dan nginap di sana sehingga jauh dari orang tua? Ataukah sebaiknya ketika anak belum baligh, ia tetap bersama orang tua, dengan menyekolahkannya di tempat terdekat dan tetap memperhatikan pendidikan agama si anak?

Jawabannya: bila anak belum baligh, sebaiknya tetap dekat dengan ibunya. Namun bila telah baligh, maka tidak mengapa dipondokkan, guna melatih kemandiriannya.

Ubadah bin ash-Shâmit _radhiyallahu ‘anhu_ menuturkan,

«نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُفَرَّقَ بَيْنَ الْأُمِّ وَوَلَدِهَا»، فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِلَى مَتَى؟، قَالَ: «حَتَّى يَبْلُغَ الْغُلَامُ وَتَحِيضَ الْجَارِيَةُ» 

_Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang memisahkan antara ibu dan anaknya. Maka ada yang bertanya pada beliau, “Wahai Rasulullah, sampai kapan?”. Beliau menjawab, “Sampai mencapai baligh bila laki-laki dan haidh bila perempuan”._ HR. Ad-Dâraquthniy dan _sanadnya_ dinilai sahih oleh al-Hakim.

Hadits-hadits di atas sebenarnya membicarakan tentang _hadhânah_ yaitu masalah pengasuhan anak ketika terjadi perceraian suami-istri, siapakah yang berhak mengasuh anak tersebut. 

Namun hadits itu juga mengandung pelajaran lainnya. Yakni penjelasan bahwa sebaiknya anak tidak jauh dari ibu atau orang tuanya ketika usia dini. Karena usia tersebut, anak masih membutuhkan kasih sayang orang tua, terutama ibunya. Jika anak terus dididik orang tuanya, itu lebih bermanfaat _insyaAllah_ dibanding dengan menyerahkannya ke sekolah atau ke pihak pondok pesantren. Sehingga kurang tepat saat anak belum dewasa, dia sudah dipondokkan dan jauh dari orang tua. Pilihan terbaik adalah anak tetap dekat orang tua dan ia disekolahkan di sekolah sekitar rumahnya dan orang tua tetap memperhatikan pendidikan agamanya. Wallahu a’lam.

Artikel Lainnya :

> Meninggalkan Sholat

> Memakan Harta Anak Yatim

> Durhaka Kepada Orang Tua

CARA MAKAN DI WARUNG MAKAN YANG DI DUGA ADA PENGLARISNYA.


Pelaris makanan, pelaris warung, adalah bagian dari sihir, Kok bisa. ?? Jelas bisa sebab coro gampange Sihir itu mampu menutup sifat asli, dan rata rata sihir pelaris ada buhulnya. Bisa jadi Kain mori di rendam dalam kuah makananya, jimat di ikutkan masak pada makananya, celana dalam di ikutkan rebus pada makananya dll (apa yg saya tulis semua sudah melewati Pembuktian secara Ilmu Ruqyah saat penanganan).

Dan ketika buhul dan jin penglaris sudah bekerja, maka akan mampu menyulap dan menghilangkan sifat asli makanan atau tempat tersebut, tempatnya jelek kumuh, tapi terlihat indah, makananya biasa tapi terasa lezat dan nikmat, dll. Apa namanya klo ini tidak sihir.?.

"Disebutkan oleh Syaikh Shadiq bin Haj at Taum alu Mannallah :

Sihir takhayyul adalah seorang penyihir mengandalkan kekuatan yang mengendalikan khayalan orang, sehingga ia melakukan berbagai macam cara untuk menimbulkan suatu khayalan dan gambaran dalam benak seseorang sesuai keinginan si penyihir.".

Lalu bagaimana cara menghilangkan Energi penglaris yang sudah masuk makanan?

1. Apabila pesanan makanan sudah di hidangkan, jngan langsung di makan.

2. Bacakan dulu surat Al ikhlas 3x, al falaq 3 x, annas 3x. Lalu berdoa:

"ya Allah hilangkanlah pengaruh Penglaris pada makanan ini, lalu tiupkan makanan yang sudah di hidangkan". 

Buktikan Rasanya.....anda akan kaget dg rasa yg di kenal enak, lezat, mak nyus, berubah 80 derajat menjadi hambar.....

(Semua yang Saya tulis sudah saya tajrib, dan sdh melewati beberapa kajian dlm bab ini).

Waallahu A'lam bisshowab.

Artikel Lainnya :

> Meninggalkan Sholat

> Memakan Harta Anak Yatim

> Durhaka Kepada Orang Tua