Skip to main content

Ingatkan hatimu dengan membaca Al Qur'an


https://t.me/menebar_cahayasunnah

Setiap manusia memiliki sisi nafsu ammarah yang mendorong pada keburukan.

Allah berfirman :

*وَمَآ أُبَرِّئُ نَفۡسِيٓۚ إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيٓۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٞ رَّحِيمٞ*

_“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku, sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”_

(QS.Yusuf:53)

Disaat manusia ingin berbuat kebaikan, nafsunya berusaha untuk menahannya.

Disinilah kita ingin belajar bagaimana cara melawan bisikan ini dengan Al-Qur’an agar kita mampu menaklukkan nafsu amarah dalam diri kita, karena Al-Qur’an mengajarkan seperti dalam firman-Nya :

*فَذَكِّرۡ بِٱلۡقُرۡءَانِ مَن يَخَافُ وَعِيدِ*

_“Maka berilah peringatan dengan Al-Qur’an kepada siapa pun yang takut kepada ancaman-Ku.”_

(QS.Qaf:45)

*1.* Ketika nafsu dalam dirimu berkata :

“Istiqomah dalam membaca Al-Qur’an itu susah sekali ” maka ingatkan dirimu dengan firman-Nya :

*وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا ٱلۡقُرۡءَانَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٖ*

_“Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk di ingat, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran”_

(QS.Al-Qamar:17)

*2.*.Ketika nafsu dalam dirimu berkata :

“Kamu sangat sibuk sekali, kenapa masih meluangkan waktu untuk beribadah ? “

maka ingatkan dirimu dengan firman-Nya :

*يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُلۡهِكُمۡ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ*

_“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah, dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”_

(QS.Al-Munafiqun:9)

*3.* Ketika dirimu merasakan rasa berat dan malas untuk membaca Al-Qur’an.

maka ingatkan dirimu dengan firman-Nya :

*فَٱقۡرَءُواْ مَا تَيَسَّرَ مِنَ ٱلۡقُرۡءَانِۚ*

_“Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an.”_

(QS.Al-Muzzammil:20)

*4.* Ketika nafsu dalam dirimu berkata :

“Kenapa kau capek-capek bangun untuk sholat dan membaca Al-Qur’an ?”

Ingatkan dirimu dengan firman-Nya disaat memuji hamba-Nya yang beribadah :

*كَانُواْ قَلِيلٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِ مَا يَهۡجَعُونَ*

_“Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam.”_

(QS.Adz-Dzariyat:17)

*5.* Ketika nafsu dalam dirimu berkata :

“Kamu akan lupa dengan apa yang kau hafalkan, mengapa kamu menyusahkan diri sendiri”

maka ingatkan dirimu dengan firman-Nya :

*وَٱصۡبِرۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ*

_“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan.”_

(QS.Hud:115)

Maka teruslah berjuang dan berusaha melawan bisikan nafsu dalam diri kita, kemudian tunggulah janji Allah bagi mereka yang mau berusaha.

*وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ*

_“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.”_

(QS.Al-Ankabut:69)

Ya Allah jadikanlah kami termasuk dalam golongan yang dekat dengan Al-Qur’an, yang selalu membacanya, belajar untuk memahaminya dan berusaha untuk mengamalkannya.

*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

*@cahayasunnah*

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.