Friday, December 3, 2021

Yang Berpura Pura Sebagai Ahlusunnah Akan Terbongkar


📜 Segala Puji Bagi Allah Tabaraka wa Ta'ala dengan Nama Nama nya yang Husna, Serta Shalawat semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, Para Shahabat Radhiyallahu 'Anhuma dan Para keluarga nya.

✒ Ahlusunnah akan tetap tegak meskipun banyak dari Firqoh Firqoh yang Menyimpang menisbatkan dirinya sebagai Bagian dari Ahlusunnah Wal Jama'ah, karena sekalipun ia bersembunyi dari pemikiran nya yang Menyimpang lama kelamaan ia akan terbongkar siapa ia sesungguhnya.

Karena Sudah Sunatullah kelompok kelompok yang sesat dan Menyesatkan Kaum Muslimin juga mengaku dirinya sebagai Ahlusunnah, tetapi tidak semudah itu ia dengan tenang nya menisbatkan diri kepada Ahlusunnah, akan ada The Real Ahlusunnah yang akan menjelaskan nya ketika ada yang diam diam menyusupi nya.

dalam hadits `Irbâdh bin Sâriyah Radhiyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَعَظَنَا رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَوعظةً بَليغَةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوبُ ، وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُونُ ، فَقُلْنَا :

يَا رسولَ اللهِ ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأوْصِنَا ، قَالَ : أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi wejangan kepada kami dengan wejangan yang sangat mengesankan. Hati menjadi takut karenanya, mata meneteskan air mata disebabkannya. Lalu kami berkata, “Wahai Rasûlullâh! Seakan ini wejangan orang yang hendak berpisah, maka berilah wasiat kepada kita.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allâh, dan mendengar serta taat.”[2]

[Mendengar dan taat] kepada yang memegang kendali urusan kaum Muslimin (pemimpin). Mengingat dalam hal itu terdapat persatuan kalimat kaum Muslimin, kekuatan dan kewibawaan umat, sehingga disegani para musuhnya. Bila umat ini berhimpun di bawah kendalinya, di bawah kepemimpinannya yang mukmin, maka hal itu akan menjadikan umat ini mempunyai wibawa dan kekuatan.

وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإنْ تَأمَّر عَلَيْكُمْ عَبْدٌ

Dan kalian harus mendengar dan taat, meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak.[3]

Artinya: janganlah engkau menghina pemimpinmu bagaimanapun dia. Akan tetapi dengar dan taatlah, selama ia masih memerintahkan ketaatan kepada Allâh.

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اختِلافاً كَثِيْرًا فَعَليْكُمْ بسُنَّتِي وسُنَّةِ الخُلَفاءِ الرَّاشِدِينَ المَهْدِيِيِّنَ مِنْ بَعْدِي, تَمَسَّكُوا بِهَا عَضُّوا عَلَيْهَا بالنَّواجِذِ ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَة

Karena sesungguhnya barangsiapa yang masih hidup di antara kalian, maka ia akan melihat banyak perselisihan. Berpeganglah kalian pada sunnahku, dan sunnah para khulafa’ rasyidin yang mendapatkan bimbingan sepeninggalku. Peganglah dan gigitlah ia dengan gigi gerahammu. Jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang diada-adakan. Karena sesungguhnya setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah, sedangkan setiap bid’ah adalah sesat.[4]

Demikianlah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan tentang terjadinya perselisihan dalam hal pendapat dan pikiran, berbagai madzhab dan jamaah serta kelompok. Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan ketika itu untuk berpegang teguh dengan Kitabullah dan Sunnah Rasûl-Nya, dan apa yang dipegang oleh para khulafa’ rasyidin. Itu akan menjadi jaminan keselamatan bagi orang yang mengamalkannya. Adapun orang yang terlepas dari Sunnah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan manhaj para Khulafâ’ Râsyidin, maka ia akan terjatuh bersama dengan berbagai kelompok yang berbeda-beda tersebut.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam khutbah dan pembicaraannya mengucapkan:

إنَّ خَيْرَ الحَديثِ كِتَابُ الله ، وَخَيرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم – ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ بِدْعَة ضَلالَةٌ   وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ فَإنَّ يَدَ اللَّهِ عَلَى الجَمَاعَةِ، وَمَنْ شَذَّ شَذَّ فِي النَّارِ

Sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah Kitabullah. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Sedangkan seburuk-buruk  perkara adalah hal-hal yang diada-adakan. Dan setiap bid’ah adalah sesat. Berpeganglah kalian pada jamaah. Karena sesungguhnya tangan Allâh di atas jamaah. Dan barangsiapa yang menyendiri (dari jamaah), ia terasing di neraka.[5]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan jalan selamat dari fitnah yaitu berpegang pada Kitabullah dan petunjuk Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ; serta berhati-hati dari perkara-perkara yang diada-adakan.

Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, yang artinya, ‘Berpeganglah kalian pada jamaah.’[6]

Ini juga di antara jalan selamat. Yaitu ketika muncul perpecahan, perselisihan dan jamaah-jamaah yang beraneka ragam, maka seorang Muslim berdiri bersama jamaah Muslimin. Yaitu jamaah yang berjalan di atas derap langkah Rasûl Shallallahu ‘alaihi wa sallam , yang meniti manhaj Rasûl Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Ia tidak mengikuti jalan para ahli kalam (mutakallimin), atau ahli jadal (ahli dialektika), atau ahli bid’ah; meskipun mereka menamakan diri dengan nama-nama yang memukau namun mengecoh.

Jamaah di sini adalah yang berada di atas jalan yang ditempuh oleh Rasûl Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya, meskipun jumlahnya sedikit. Jumlah yang banyak bukan menjadi syarat jamaah dan bukan indikasi bahwa ia berada di atas kebenaran. Allâh Azza wa Jalla berfirman.

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allâh. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka,. [Al-An’am/6:116]

Selama mereka masih mengikuti persangkaan, maka mereka akan tersesat dari jalan Allâh, meski jumlah mereka mencapai ratusan ribu atau jutaan. Adapun orang yang berada di atas kebenaran, maka itulah jamaah. Ialah kelompok yang selamat lagi mendapat pertolongan (firqah nâjiyah manshûrah). Ialah kelompok yang mendapat pertolongan. Mereka adalah ahlussunnah wal jamaah; seperti yang disabdakan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

Masih saja ada sekelompok dari umatku yang berada di atas kebenaran dengan mendapat kemenangan. Tidak akan membahayakan mereka (kelompok tersebut) orang yang menelantarakan mereka, tidak pula orang yang menyelisihi mereka, hingga datang putusan dari Allâh Azza wa Jalla .[

📓 Berpeganglah dengan atsar Salafus Shalih meskipun seluruh manusia menolakmu dan jauhilah pendapatnya orang-orang (selain mereka) meskipun mereka menghiasi perkataannya terhadapmu.


No comments:

Post a Comment

Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.

Hikmah Berqurban