Skip to main content

KETERASINGAN YANG INDAH


بسم الله الرحمن الرحيم

Rasulullah ﷺ bersabda,

بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاء

“Islam bermula dalam keadaan terasing, dan akan kembali terasing sebagaimana ia bermula, maka beruntunglah al-ghuroba’ (orang-orang yang terasing karena mengamalkan Islam).” [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

السبب في كون القرن الأول خير القرون انهم كانوا غرباء في ايمانهم لكثرة الكفار حينئذ وصبرهم على اذاهم وتمسكهم بدينهم قال فكذلك اواخرهم إذا اقاموا الدين وتمسكوا به وصبروا على الطاعة حين ظهور المعاصي والفتن كانوا أيضا عند ذلك غرباء وزكت أعمالهم في ذلك الزمان كما زكت أعمال أولئك ويشهد له ما رواه مسلم عن أبي هريرة رفعه بدأ الإسلام غريبا وسيعود غريبا كما بدأ فطوبى للغرباء

“Sebab yang menjadikan generasi pertama (para sahabat) sebagai generasi terbaik adalah karena mereka ghuroba’ (orang-orang yang asing) dalam keimanan mereka disebabkan:

- Banyaknya orang-orang kafir ketika itu.

- Kesabaran mereka atas gangguan orang-orang kafir.

- Berpegang teguhnya mereka dengan agama.

Demikianlah generasi akhir mereka (umat Islam yang meneladani para sahabat di akhir zaman):

- Apabila mereka menegakkan agama.

- Berpegang teguh dengannya.

- Bersabar dalam ketaatan kepada Allah ketika kemaksiatan dan berbagai macam cobaan semakin merajalela.

Maka mereka juga termasuk ghuroba’ dan amalan mereka berlipat ganda di masa tersebut sebagaimana amalan generasi pertama juga berlipat ganda." [Fathul Bari, 7/6-8]

Al-‘Allaamah Ibnu Baz rahimahullah berkata,

الغرباء هم أهل الاستقامة، وان الجنة والسعادة للغرباء الذين يصلحون عند فساد الناس

“Al-Guroba', orang-orang yang terasing adalah mereka yang istiqomah (teguh di atas kebenaran), sesungguhnya surga dan kebahagiaan bagi orang-orang yang terasing, yaitu yang membuat perbaikan ketika manusia banyak yang rusak.” [Fatawa Nur ‘alad Darb, 1/14]

JALAN MENJADI AL-GHUROBA'

1. Mempelajari Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai pemahaman Salaf.

2. Berusaha mengamalkannya dengan baik.

3. Mengajarkannya kepada orang lain.

4. Bersabar di atasnya sampai akhir hayat.

5. Senantiasa berdoa dan tawakkal kepada Allah 'azza wa jalla agar istiqomah.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Sumber: https://sofyanruray.info/keterasingan-yang-indah/

Dapatkan Buku-buku Akidah dan Manhaj Al-Ghuroba': https://toko.sofyanruray.info/category/buku/akidah-dan-tauhid/

Fast Order: wa.me/628118247111

*GABUNG TELEGRAM*

t.me/taawundakwah

t.me/sofyanruray

t.me/kajian_assunnah

t.me/videokitabtauhid

t.me/kaidahtauhid

t.me/akhlak_muslim


*WA GROUP KAJIAN ISLAM*

Ketik: Daftar

Kirim ke Salah Satu Admin:

wa.me/628111833375

wa.me/628111377787

wa.me/628119193411

*Website dan Medsos:*

– sofyanruray.info

– taawundakwah.com

– twitter.com/sofyanruray

– facebook.com/sofyanruray.info

– instagram.com/sofyanruray.info

– youtube.com/c/kajiansofyanruray

#Yuk_share. Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim]

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...