Tentu semuanya menjawab mencari kebahagiaan dan kesenangan hidup.
Mulai dari seorang Ibu yang bahagia dengan kesuksesan mendidik anak, sang bapak yang sukses dengan karir dan jabatan, seorang caleg yang bahagia dengan terpilih, bahkan seorang Wariapun bahagia dengan sekedar nongkrong-nongkrong “eksis”.
Akan tetapi apakah yang dirasakan benar-benar kebahagiaan?
Apakah kebahagiaan semu saja?
Kalau memang bahagia, apakah Kebahagiaan didunia saja?
Tidak diakhirat yang kekal.
Dan perlu kita ingat bahwa Kebahagiaan dunia semu itu menipu dan sering kali melalaikan dari akhirat.
Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.”
[Luqmaan: 33]
Istidraj: Kebahagiaan yang lebih semu lagi
Ternyata ada yang harus kita waspadai lagi. Yaitu ia merasa bahagia di dunia padahal itu adalah hukuman baginya dari Allah Ta’ala, karena ia bahagia tidak diatas landasan Agama Islam yang benar. Allah biarkan ia bahagia sementara di dunia, Allah biarkan ia merasa akan selamat dari ancaman Allah di akhirat kelak, Allah tidak peduli kepadanya.
Itulah istidraj sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Bila engkau melihat Allah Ta’alamemberi hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj(jebakan) dari Allah.”[1]
BACA selengkapnya :
muslimafiyah.
Penyusun: Raehanul Bahraen
Hanya Alloh yang memberi Taufik & hidayah untuk berbuat kebajikan.
Comments
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.