Abu al-Qasim Ammar ibn Ali al-Mawsili adalah seorang dokter mata Muslim Arab abad kesebelas yang penting. Meskipun sedikit yang diketahui tentang kehidupan atau pendidikannya, ia telah digambarkan sebagai yang paling orisinal dari semua okulis Arab.
◈ Seperti yang ditunjukkan nisbanya , Ammar lahir di Mosul dan kemudian pindah ke Mesir, di mana ia menetap pada masa pemerintahan khalifah Fatimiyah al-Hakim bi-Amr Allah , kepada siapa ia menulis satu-satunya komposisinya, Kitāb al-Muntakhab fi 'llaj al 'Ayn ("Buku pilihan tentang Pengobatan Mata").
◈ Dia paling dikenal karena penemuan jarum suntik hipodermik , yang digunakan untuk menghilangkan katarak , penyebab utama kebutaan.
Luruskan niat dan tujuan kita dalam bertholabul ilmu semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allaah Subhanahu Wata’ala
📗 Bacalah materinya perlahan-lahan sambil direnungkan.
Allahummarhamnâ bil Qur’ân
Ilmuwan Muslim Populer (Tokoh ke-33)
AMMAR BIN ALI
Salah satu cabang ilmu kedokteran saat bangsa Arab telah maju di abad pertengahan adalah Opthalmologi, yaitu ilmu pengobatan dan kesehatan mata. Ada beberapa ilmuwan Arab yang layak disebut sebagai pakar di bidang ini. Di antaranya adalah Ali bin Isa, seorang Nasrani yang terkemuka di Baghdad pada separuh pertama Abad ke-11. Bukunya berjudul Tadhkirat al Kahhalin (Catatan untuk Dokter Mata), membahas tentang sekitar 130 penyakit mata.
📕 Hingga saat ini, buku ini masih menjadi salah satu acuan di daerah Timur Tengah. Namun, pada zaman tersebut, ada karya yang lebih unggul dalam hal orisinalitas pada cara mengoperasi mata. Judul karya itu adalah al Muntakhab fi 'llaj al 'Ayn (Materi Pilihan tentang Pengobatan Mata). Penulisnya seorang ilmuwan Muslim yang bernama Ammar bin Ali. Ia dikenal dengan nama Al Mawsili atau Al Mosuli karena ia berasal dari kota *Mosul*, yang berada di sebelah utara Irak saat ini.
📗 Buku tersebut tidaklah dikerjakannya di Baghdad sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan saat itu, melainkan dikerjakannya di Mesir. Saat itu, yang menjadi penguasa di Mesir berasal dari Dinasti Fathimiyah, yang mendirikan kekhalifahan tandingan pertama dari kekhalifahan Abbasiyah yang telah lebih dahulu ada. Mesir akhirnya mengakui kekhalifahan Abbasiyah sebagai satu-satunya kekhalifahan yang syah pada abad berikutnya. Hal ini karena pada abad ke-12, Mesir telah dipimpin oleh Shalahuddin Al Ayyubi, seorang pejuang Musiim yang terkemuka yang sangat mementingkan persatuan dalam dunía Islam.
📎 Kembali kepada Amma bin Ali, dalam buku yang disebut sebagai mahakaryanya itu, terdapat penjelasan tentang anatomi, patologi, dan pendeskripsian dari sebuah kasus yang berkaitan dengan saraf mata dan enam kasus untuk operasi katarak. Berkaitan dengan operasi katarak inilah Ammar memberikan kontribusi yang sangat berharga. la mengemukakan cara untuk mengoperasi katarak dengan menggunakan suatu pipa berlubang yang halus melalui sklerotis dan menarik lensa dengan cara pengisapan.
🖇 Pada masa itu, cara ini adalah yang terbaik dalam melakukan operasi katarak. Tipe operasi katarak seperti yang dilakukan Ammar bin Ali ini juga masih dipergunakan sebagai salah satu cara untuk mengoperasi katarak pada saat ini. Ammar bin Ali juga termasuk dokter yang sangat memperhatikan pasiennya. Berdasarkan catatan yang terdapat di bukunya, terlihat bahwa ia memperlakukan pasiennya dengan sikap yang hati-hati dan simpatik.
📝 Karya Ammar bin Ali diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Ibrani oleh seorang Yahudi yang bernama Nathan. Itu terjadi pada abad ke-13. Pada abad pertengahan, orang Yahudi dikenal sebagai salah satu agen penerjemahan dan pembawa karya-karya berbahasa Arab ke benua Eropa.
No comments:
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.