Skip to main content

BENARKAH MALAIKAT JIBRIL MENJEJALKAN TANAH KEMULUT FIR'AUN SUPAYA TIDAK BISA MENGUCAPKAN KALIMAT TOBAT?

Pertanyaan:

Bismillaah

Izin bertanya Ustadz.

Apakah sahih hadits tentang Malaikat Jibril menjejalkan tanah ke mulut Fir'aun supaya dia tidak mengucapkan kalimat tobatnya. Jazaakallaah khayran atas jawabannya.

Jawaban:

Oleh al-Ustadz Abu Fudhail 'Abdurrahman Ibnu 'Umar hafizhahullah 

Hafidzakallah Akhiy, 

Fir'aun adalah raja yang sangat kejam. Dia menindas Bani Israil dengan sangat kejam, Allah Ta'ala berfirman menyebutkan Bani Isra'il, 

وَإِذْ نَجَّيْنَٰكُم مِّنْ ءَالِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوٓءَ ٱلْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَآءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَآءَكُمْ ۚ

Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kalian dari (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepada kalian siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anak kalian yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anak yang perempuan." (al-Baqarah: 49).

Raja yang sangat sombong di zamannya, saking sombongnya dia berani mengaku Tuhan, Allah Ta'ala kisahkan ucapannya yang sombong, 

فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلْأَعْلَىٰ

"Fir'aun berkata, akulah Rabb kalian yang paling tinggi." (an-Nazi'at: 24).

Padahal dia meyakini kebenaran yang di bawa Nabi Musa, Allah Ta'ala berfirman, 

وَجَحَدُوا۟ بِهَا وَٱسْتَيْقَنَتْهَآ أَنفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُفْسِدِينَ

Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan." (an-Naml:14).

Disebutkan di dalam hadis dari Abdullah Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma

أنَّ جبريلَ عليه السلام جعل يدسُّ في فِي فرعونَ الطينَ ، خشيةَ أنْ يقولَ : لا إلهَ إلَّا اللهُ ، فيرحمهُ اللهُ أو خشيةَ أنْ يرحمَه اللهُ .

Bahwa Jibril 'Alaihi as-Salam  memasukkan tanah ke dalam mulut Fir'aun menjelang wafatnya khawatir dia mengucapkan La ilahaillallah maka dengan sebab itu dia dirahmati Allah atau khawatir Allah merahmatinya." 

Terjadi perbedaan pendapat di kalangan Ulama tentang kesahihan hadis ini. Adapun al-Imam al-Albani rahimahullah termasuk dari yang menshahihkan hadis ini sebagaimana di dalam Shahih at-Tirmidzi 3.108.

Al-'Allamah al-Mubarakfuri rahimahullah menerangkan, 

فإن غاية ما يقال فيه إن الله سبحانه وتعالى منع فرعون من الإيمان وحال بينه وبينه عقوبة له على كفره السابق ورده للإيمان لما جاءه وأما فعل جبريل من دس الطين فإنما فعل ذلك بأمر الله لا من تلقاء نفسه

"Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala  menghalangi Fir'aun dari keimanan sebagai bentuk hukuman baginya atas kekufurannya yang lalu dan penolakannya dari beriman tatkala datang keimanan itu kepadanya. Adapun perbuatan Jibril yang memasukkan tanah kemulutnya, hal itu dilakukan hanyalah karena perintah Allah, bukan dari diri Jibril sendiri." (Tuhfatul ahwadzī, jilid 8, hlm. 419). 

Jadikanlah hal ini sebagai pelajaran bagi kita semua! Sesungguhnya kesombongan dan kezaliman menghalangi seseorang dari menerima dan istikamah di jalan kebenaran.

Semoga Allah memberi Taufik kita semua agar selalu berjalan di jalan kebenaran.

Sumber: Majmu'ah al-Fudhail 

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.