Ya Allah, Jagalah Aku Dari Fitnah

Saudaraku, kita sekarang hidup di zaman fitnah yang begitu dahsyat seperti ombak yang langsung mendobrak keimanan usai bulan puasa yang penuh keberkahan sebagai ujian dan cobaan.

Tapi ombak dan badai yang menerpa itu bisa berfungsi untuk membedakan siapa yang tegar dan selamat dalam perahu Nabi Nuh dan siapa yang keropos sehingga hanyut dan tenggelam.

Membuat statement besar tanpa bukti dan bimbingan ulama robbani di zaman fitnah hanyalah memperbesar api fitnah dan melampui pagar batas wewenang seseorang yang bukan wilayahnya, bahkan justru menyibak topengnya.

Lebih ironis lagi, ketika menerima hadiah nasehat dari saudaranya, bukannya berterima kasih dan menjadi bahan evaluasi diri, tetapi malah menolak dan mencaci. Bukankah itu adalah sifat manusia yang paling dibenci?!

Sungguh ini adalah pelajaran yang berarti bagi kita semua bahwa hanya Allah yang membolak balik hati, tidak ada jaminan bagi kita bisa istiqomah sampai mati, maka perbanyaklah doa agar Allah mengawal hidayah ini sampai ke surga nanti.

Pelajaran lainnya juga, jangan pernah mengkultuskan orang yang masih hidup sekalipun dia ustadz, kyai atau da'i, karena kebenaran tidak diukur dengan individu seorang, namun dengan wahyu ilahi. Maka tanamkan kebenaran di hati niscaya engkau akan tahu siapa yang mengikuti dan siapa yang menyelisihi.

Pelajaran lainnya lagi, kita harus menjaga pergaulan dan selektif dalam berteman, karena salah satu faktor terbesar seorang terkena virus syubhat adalah berteman dengan orang-orang yang bermasalah.

Ingat, hati itu lemah sedangkan syubhat kencang menerpa.

Ya Allah, Dzat Yang Membolak balik hati, tegarkanlah kami di atas Al Quran dan Sunnah sesuai manhaj salaf sampai Engkau mencabut nyawa kami.

Dipost Sabtu 7 Syawwal 1438 H / 1 Juli 2017

🌐 Sumber *Artikel* : http://www.salamdakwah.com/artikel/4384-ya-allah-jagalah-aku-dari-fitnah

Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕

Barakallah fikum.

Ditulis oleh Al-Ustaz Abu Ubaidah Yusuf ibn Mukhtar as-Sidawi ḥafiẓahullāh.

(Pemred Majalah Al-Furqon / Ma'had Al-Furqon Gresik)