Skip to main content

MENUNGGU PAGI

​​🌤Ada orang yang menunggu pagi, karena ia harus bekerja dan upah yang ia terima untuk membeli beras agar anak-anaknya tidak kelaparan.

🌤Ada orang yang menunggu pagi, karena ia berharap penuh agar dagangannya hari ini laku, sebab ia harus membayar kotrakan.

🌤Ada orang yang menunggu pagi, karena ia harus dioperasi, sebab penyakit yang dideritanya.

🌤Ada orang yang menunggu pagi, karena ia harus mengungsi, sebab keadaan yang mencekam negerinya dalam peperangan.

🌤Ada orang yang menunggu pagi, karena ia berharap agar banjir segera surut dan mendapat kehangatan matahari.

🌤Ada orang yang menunggu pagi, karena ia dalam berduka dan harus segera menguburkan jenazah orang yang dia cintai.

🌤Ada orang yang menunggu pagi, karena ia berharap pemberian sedekah dari orang lain yang ia jumpai, sebab kefakiran dan cacat yang ia alami.

🌤Ada orang yang menunggu pagi, karena ia berharap agar masalah yang ia hadapi segera berakhir dan menemukan solusi.

🌤Dan ada orang yang menunggu pagi, meski ia tidak tahu harus kemana dan bagaimana, sebab kemiskinan, kepayahan dan perihnya derita yang ia harus tanggung semua dalam hidupnya.

💧Sungguh... jika kita mau menyadari, kadang kita tidak pantas untuk mengeluh,

💧Sebab masih banyak nasib orang lain yang bila kita perhatikan jauh lebih susah dan menderita dari kita.

💦Karena itu wahai diri yang pagi ini masih banyak memiliki nikmat yang dapat engkau rasakan, perbanyaklah bersyukur..

👤Dari ’Ubaidillah bin  Mihshan  Al Anshary dari 

💫Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

​“*Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” *

(HR. Tirmidzi no. 2346, Ibnu Majah no. 4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib).

💦Hadits di atas menunjukkan bahwa tiga nikmat di atas jika telah ada dalam diri seorang muslim, maka itu sudah jadi nikmat yang besar. Siapa yang di pagi hari mendapatkan tiga nikmat tersebut berarti ia telah memiliki dunia seisinya. Lihat Rosysyul Barod Syarh Al Adab Al Mufrod, hal. 160.

💦Maka sungguh tiada alasan bagi seorang hamba untuk mengeluh, bila pagi ini kenikmatan di atas masih dapat ia miliki dan rasakan, selain ia harus banyak bersyukur, * Karena itu *ucapkalah "ALHAMDULILLAH"...

🤲Semoga dengan demikian kita menjadi orang-orang yang selalu bersyukur, sehingga kita akan mendapat tambahan nikmat dari Allah ﷻ.

✍ TG: Habibie Quotes, 29 Mei 2021

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.