Skip to main content

SUNNAH FITRAH MEMOTONG KUMIS MEMOTONG KUKU MENCABUT BULU KETIAK

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد الله وصلاة و السلام على رسول الله أما بعد


Pada kesempatan kali ini kita akan lanjutkan pembahasan tentang sunnah fitrah berikutnya, yaitu yang ketiga dan seterusnya.

⑶ Mencukur Kumis

Tujuan dari mencukur kumis selain yang pertama tentu saja menjalankan sunnah fitrah, yang kedua tentu untuk menghindari laki-laki itu sama (serupa) dengan perempuan.

Segala tindakan yang dapat menjadikan kita berbeda dengan lawan jenis, dalam Islām hal itu dianjurkan atau disunnahkan.

Sebaliknya, tindakan-tindakan yang menjadikan seseorang itu serupa dengan lawan jenisnya maka diharamkan. Bahkan bisa mendatangkan laknat, sebagaimana disebutkan di dalam hadīts Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

لَعَنَ اللَّهُ الْمُتَشَبِّهِينَ النِّسَاءِ مِنَ الرِّجَالِ
 
"Allāh melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan sebaliknya perempuan yang menyerupai laki-laki."

(HR Bukhari no. 5885)

Berikutnya, manfaat daripada mencukur kumis ini adalah untuk menyelisihi musuh-musuh Islām.

Nabi berkata:

جُزُّوا الشَّوَارِبَ وَأَرْخُوا اللِّحَى خَالِفُوا الْمَجُوسَ

"Potonglah kumis dan panjangkanlah jenggot selisihilah orang-orang Yahudi."

(HR Muslim no. 626)

Di dalam hadīts yang lain dari sahabat Ibnu Umar radhiyallāhu 'anhu, Beliau juga bersabda:

خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ ، وَفِّرُوا اللِّحَى ، وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ

"Selisihilah orang-orang musyrikin, jagalah jenggot kalian dan cukurlah kumis kalian."

(HR Bukhari no. 5892)

Ini menunjukkan bahwa segala tindakan yang menjadikan kita tidak serupa dengan ciri khas orang-orang kafir adalah disunnahkan. Bahkan diharamkan bagi kita untuk bertasyabuh (menyerupai) ciri khas orang-orang kafir.


⑷ Memotong Kuku

Memotong kuku tujuannya agar tangan kita bisa terhindar dari najis-najis secara detail yang tersimpan atau tersembunyi (menyelip) di balik kuku kita.

⑸ Mencabut Bulu Ketiak

Yaitu bisa dengan mencabuti bulunya. Atau bisa juga dengan menggunduli, mencukur dengan menggunakan silet, yang namanya halaq, yaitu mencukur gundul bulu ketiak. Ini manfaatnya tentu saja secara akhirat itu berpahala karena itu bagian dari sunnah fitrah. Kemudian juga bisa mendatangkan pahala karena itu dapat mengusir bau yang tidak sedap yang nantinya akan mengganggu kekhusyuan shalat kita dan saudara kita. Kalau hal itu diniatkan (itu menjadi niat) maka akan menjadi pahala.

Secara duniawi juga jelas manfaatnya, yaitu kebersihan. Membersihkan diri dari jamur dan juga mengusir bau-bau tidak sedap yang terkumpul di dalam rambut-rambut bulu ketiak.

Demikianlah para peserta BiAS, lima hal yang menjadi sunnah fitrah manusia. Ini menjadi bukti bahwasanya agama Islām ini adalah agama yang sempurna (agama yang indah) agama yang sesuai dengan fitrah naluri manusia.

Oleh karena itu, siapa yang dia semakin dekat dengan Islām maka dia akan semakin dekat dengan fitrahnya, semakin dekat dengan kemanusiaannya. Seorang ketika semakin jauh dari Islām maka dia akan semakin jauh daripada fitrahnya, jauh dari kemanusiaannya.

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.