Skip to main content

Copas apakah terlarang


Copas adalah kependekan dari COPY PASTE yang berarti menyalin atau mengikuti.

Apa yang saya copas (baca : salin)❓

Jika itu DALIL, baik al-Kitab dan As-Sunnah maka itu benar, bahkan wajib kita mengikuti DALIL dalam beragumentasi. Sebab tidak akan mungkin seseorang membuat-buat sendiri DALIL tanpa menyalin (baca : mengikuti) al-Qur-an dan As-Sunnah.

Allah سبحانه و تعالىٰ berfirman :

"Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang menetapkan (mensyari'atkan) aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan (diridhai) Allah?"

📖 (QS. Asy-Syuuraa [42] : 21)

Maka sudah sepatutnya kita mengcopas (baca : mengikuti) DALIL jika pengertiannya seperti ini, bahkan wajib.

📄 DALILNYA :

Allah ﷻ berfirman :

"Katakanlah : 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu."

📖 (QS. Ali 'Imraan [3] : 31)

Allah عز وجل berfirman :

"Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya, amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)."

📖 (QS. Al-A'raaf [7] : 3)

Allah سبحانه و تعالىٰ berfirman :

"Sesungguhnya ucapan orang-orang mu'min, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata :

'Kami mendengar dan kami patuh (taat).'

Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan."

📖 (QS. An-Nuur [24] : 51 - 52)

Jika tidak mengcopas DALIL dari 📖 al-Qur-an dan 📜 As-Sunnah apakah harus mengcopas dari Injil dan Taurat❓Wallaahi, ini adalah perkataan bathil.

Bahkan dalam beribadah, kita wajib copas (baca : mengikuti), bukan menyelisihi dengan berbuat BID'AH.

Dari Ummul Mukminin, Ummu 'Abdillah, 'Aisyah رضي الله تعالىٰ عنها, ia berkata :

Rasulullah ﷺ bersabda :

"Barangsiapa yang mengada-adakan hal yang baru (BID'AH) dalam urusan (agama) kami ini yang tidak ada contohnya, maka amalan tersebut TERTOLAK."

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.