Skip to main content

Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya

Peran seorang ibu dalam pendidikan anak sangat fundamental, karena semenjak anak berada dalam kandungannya, ia akan merekam apa2 yg dilakukan ibunya, begitu juga ketika sudah lahir & masa menyusui, ia akan meniru dari tingkah ibunya, ia akan mendengar setiap kalimat yg diucapkan ibunya. Inilah yang menjadi sebab kenapa posisi ibu dalam Islam begitu dimuliakan, karena jasa & tanggung jawabnya yg begitu besar dalam menjaga generasi rabbani. Sehingga langkah pertama yg harus ditempuh dalam melahirkan generasi shalih & shalihah adalah mencari istri shalihah yg akan menjadi ibu anak2nya nanti

Abul Aswad ad-Duali rahimahullah pernah berkata kepada anak2nya, "Aku telah berbuat baik kepada kalian saat masih kanak-kanak & dewasa serta sebelum kalian terlahirkan”. Mereka bertanya-tanya: “Bagaimana ayah berbuat baik kepada kami sebelum kami dilahirkan?”. Ia menjawab: “Aku pilihkan kalian ibu yang tidak akan menjadi celaan bagi kalian”
Begitulah Islam mengajarkan kita, bagaimana pendidikan itu tidak hanya dimulai sejak dini, tapi semenjak memilih istri. Sebab wanita sangat erat hubungannya dg baik atau buruknya sebuah generasi. Karena dari rahimnya lah keluar para penerus, dan dibawah naungannya lah para penerus tadi mendapat pendidikan yg pertama. Muhammad Quthb berkata, "Seorang anak yang rusak masih bisa menjadi baik selama ia pernah mendapatkan pengasuhan ibu yang baik. Sebaliknya, ibu yang rusak akhlaknya hanya akan melahirkan generasi yang rusak pula akhlaknya"
Dalam sebuah syair dikatakan, "Al ummu madrasatul ula". Ibu adalah madrasah (tempat pendidikan) yang jika engkau menyiapkannya, berarti engkau menyiapkan (lahirnya) sebuah masyarakat yang baik budi pekertinya
Wallaahu waliyyut taufik was sadaad
➖
Allaahu Yubaarik Fiikum
Remember Us in Your Du'a
Sahabat Dakwahmu @sketsadakwahh

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.