Skip to main content

Orang Cerdas

Orang Cerdas itu adalah,

Orang yang MENINGGALKAN DUNIA sebelum ia MENINGGAL DUNIA.

Dia BERSEDEKAH sampai kaya, bukan kaya baru BERSEDEKAH.

Dia BERDAKWAH sampai alim,

bukan sudah alim baru BERDAKWAH.

Dia datang KE MESJID sampai tua, bukan tua baru KE MESJID.

Dia BERAMAL sampai ikhlas, bukan ikhlas baru BERAMAL

Orang CERDAS itu adalah mereka yang ingat mati dan mempersiapkan bekalnya.

Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda,

“Orang yang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik dalam mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Mereka adalah orang-orang yang berakal.”

(HR. Ibnu Majah)

▫️Orang-orang shalih selalu memikirkan dan mempersiapkan kematian.

▫️Mereka bersungguh-sungguh ketika melakukan kebaikan seolah-olah mereka akan meninggal pada hari tersebut.

▫️Apabila tiba sore hari, mereka bersyukur atas kesempatan yang masih Allah berikan.

▫️Mereka pun kembali bersungguh-sungguh melakukan kebaikan seolah-olah mereka akan meninggal pada malam tersebut. 

Anda Orang Cerdas Ataukah Tidak?

“Kita dilahirkan… untuk menuju kematian…”,

“Kita tinggal… untuk meninggal…”

Orang-orang hebat… 

Para penguasa dunia… 

Ternyata hanya tinggal berita dan kenangan…

Harta dan kekuasaan yang mereka miliki tak kuasa untuk mengkekalkan mereka…

▫️Mukmin yang cerdas, yang tahu bahwasanya ia tidak tahu kapan meninggalnya dan dimana?

Maka iapun selalu mengingat hari perpisahan tersebut…

hari tangisan tersebut…,

ia tidak tahu apakah ia mendapatkan husnul khotimah ataukah meninggal dalam kondisi bermaksiat..?

ia selalu mempersiapkan diri…

Ini sungguh orang yang cerdas.

Adapun orang yang tidak cerdas adalah orang yang pura-pura lupa bahkan tidak sadar bahwa ia tidak tahu kapan meninggal dirinya…

lantas ia tidak mempersiapkan dirinya…

Ia berusaha melupakan hari perpisahan tersebut dengan menghabiskan waktunya untuk menikmati dunia sepuas-puasnya… 

Sungguh ini adalah orang yang tidak cerdas…

Namun ia tetap saja, tidak akan bisa lari dari kematian…

Allah berfirman,

Katakanlah:

“Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.

(QS Al-Jumu’ah : 8)

Anda orang cerdas ataukah tidak…

Semakin sering mengingat kematian semakin cerdaslah anda, semakin lalai dari mengingat kematian semakin tidak cerdaslah anda… ukurlah!

Sumber:

Ustad DR. Firanda Andirja حفظه الله

firanda.com

IslamAdalahSunnah

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.