📆 Rabu, 30 Rabi'ul Awwal 1444 H/26 Oktober 2022 M
👤 Ustadz Muhammad Idris, Lc hafidzahullah
📗 Kitab 'Asyaratu Asbab Linsyirahis Shadr
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
اللهم علمنا ما ينفعنا وأن ينفعنا بما علمنا وأن يزيدنا علما نافعا وعملا صالحا إنه ولي ذلك والقادر عليه، أما بعد.
Para pendengar yang dirahmati Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._
Alhamdulillāh kita masih diberi kesempatan oleh Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ untuk melanjutkan pembahasan kita pada Kitab عشرة أسباب لانشراح الصدر yaitu "Sepuluh sebab yang mendatangkan lapang dada", di mana Kitab kecil ini ditulis oleh Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahumāllāhu.
InsyaAllāh pada kesempatan kali ini kita melanjutkan pada sebab kelima yaitu *Konsisten di dalam mengingat atau berdzikir kepada Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._*
Telah kita ketahui bersama bahwa berdzikir adalah amalan yang sangat agung yang mana ibadah ini sangat berkaitan erat dengan kehidupan seorang muslim. Ketika seseorang bangun dari tidur maka yang dilakukan adalah berdoa dan doa adalah salah satu bentuk dzikir kepada Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._
Dan Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ telah menyebutkan berbagai macam dzikir dan doa yang bisa dipraktikkan seorang muslim di dalam kesehariannya. Dan doa atau dzikir adalah salah satu ibadah yang mudah untuk dilakukan namun ganjarannya sangat besar di sisi Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._
Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ bersabda:
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
_"Ada dua kalimat yang ringan di lisan namun berat ditimbangan (pada hari akhir) dan disukai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, yaitu سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ (Maha Suci Allāh dan Segala puji bagi-Nya) dan سُبْحانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ (Maha Suci Allāh Yang Maha Agung)."_
(Hadits riwayat Imam Al-Bukhāri dan Imam Muslim).
Dua kalimat yang berada di dalam hadits merupakan contoh berdzikir kepada Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ yang mana walaupun keduanya sangat mudah kita amalkan, hanya menggunakan lisan, namun di mata Allāh memiliki ganjaran yang sangat besar.
Dan saat seorang hamba konsisten di dalam mengingat Allāh _Subhānahu wa Ta'āla,_ maka itu merupakan salah satu sebab terbesar untuk meraih ketenangan hati, meraih kelapangan jiwa, dan untuk menghilangkan rasa sedih dan galau dari Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._
Yang mana ketika kita didatangi atau menghadapi sebuah kegalauan atau kesedihan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah berdzikir atau mengingatkan Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._
Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ berfirman di dalam ```surat Ar-Ra'd ayat 28:```
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ
_"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allāh. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allāh, hati menjadi tenteram."_
Dari ayat ini sudah jelas bahwa salah satu _keutamaan berdzikir adalah membuat nyaman hati dan menentramkan jiwa seorang mukmin_. Dan sudah sepantasnya bagi seorang hamba untuk perhatian terhadap dirinya sendiri dengan memperbanyak dzikir atau mengingat Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ di semua keadaan.
Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا ۞ وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةٗ وَأَصِيلًا
_"Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allāh dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang."_ (QS. Al-Ahzāb: 41-42).
Lalu lawan mengingat berdzikir kepada Allāh adalah lalai di dalam mengingat Allāh _Subhānahu wa Ta'āla,_ yang mana di dalamnya adalah sebuah kegelapan yang menghinggapi hati dan merupakan keburukan yang ada di dalam dada. Dan inilah yang menyebabkan kemurungan, serta kemalasan, dan rasa sedih di dalam menjalani kehidupan.
Oleh karena itu, Nabi _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ bersabda:
مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ مَثَلُ الْحَىِّ وَالْمَيِّتِ
_"Perumpamaan orang yang mengingat Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan orang yang tidak mengingat Allāh, sebagaimana orang yang hidup dan mati."_
(Hadits shahih riwayat Al-Bukhāri 6407).
Di sini Rasūlullāh _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ memberikan permisalan bahwa orang yang lalai di dalam mengingat Allāh sebagaimana orang yang mati, tidak ada kehidupan di dalam hatinya (dirinya).
Dari sini bisa kita ketahui bahwa _berdzikir adalah penyejuk mata bagi orang yang melakukannya, serta membuahkan rasa istirahat dalam pikiran, dan memiliki ganjaran atau pahala yang sangat besar dan berlipat di mata Allāh Subhānahu wa Ta'āla._
Adapun lalai di dalam berdzikir maka akan berimbas buruk pada kehidupan kita, berimbas buruk pada dada kita, serta akan menimbulkan rasa sedih dan galau yang sangat mendalam.
```Imam Ibnul Qayyim``` pernah memperinci di dalam pendahuluan kitabnya ```Al-Wābil As-Sayyib``` perihal manfaat dzikir kepada Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_, dan beliau menyebutkan bahwasanya _berdzikir memiliki seratus keutamaan lalu merinci 70 faedah darinya._
Dzikir kepada Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ adalah sebaik-baik kesibukan yang dapat mengisi waktu kosong kita, dan itu merupakan sebaik-baik hal yang mana nafas kita, kita keluarkan untuknya dan dengannya hati seorang mukmin menjadi tenang, jiwa seorang mukmin menjadi damai, serta menguatkan keyakinan, serta menambah keimanan seorang hamba kepada Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._
Lalu berdzikir kepada Allāh merupakan tanda kebahagiaan serta merupakan jalan kesuksesan bagi seorang hamba di dunia maupun di akhirat. Dan tolak ukur dari ketenangan hidup di dunia ini adalah menjalani dzikir kepada kepada Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._
Dzikir merupakan ruh hati dan sumber kehidupan bagi hati, serta kebaikan-kebaikan yang akan dia peroleh di dunia dan di akhirat itu tidak dapat dihitung jumlahnya kecuali oleh Allāh _Subhānahu wa Ta'āla._
Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ berfirman kepada Nabi _shallallāhu 'alayhi wa sallam,_
وَلَقَدۡ نَعۡلَمُ أَنَّكَ یَضِیقُ صَدۡرُكَ بِمَا یَقُولُونَ ۞ فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ ٱلسَّـٰجِدِینَ
_"Dan sungguh kami mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhan-Mu dan jadilah engkau di antara orang-orang yang bersujud atau orang-orang yang shalat."_ (QS. Al-Hijr; 97-98).
Di sini Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ memberikan solusi karena kita ketahui bersama bahwa ketika di awal dakwah Nabi Muhammad _shallallāhu 'alayhi wa sallam_ menghadapi banyak cobaan, cacian, dan makian dari orang-orang jahiliyyah Mekkah.
Maka Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ memberikan solusi yaitu dengan memperbanyak tasbih dan memuji Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_, yaitu dengan berdzikir. Dan ```Syaikh As-Sa'di``` _rahimahullāh_ di dalam tafsirnya berkata, _"Perbanyaklah berdzikir kepada Allāh, dan bertasbih kepadanya, serta memujinya, serta laksanakanlah shalat"._
Maka semua itu akan meluaskan dada, dan melapangkannya, dan akan membantu seorang mukmin untuk menjalankan semua pekerjaan. Dari sini bisa kita ketahui bahwa berdzikir merupakan salah satu sebab dimudahkannya urusan kita semua.
Itulah yang bisa kita sampaikan dari pembahasan salah satu sebab untuk mendapatkan kelapangan dada yaitu memperbanyak dzikir kepada Allāh atau memperbanyak mengingat Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_, yang ini merupakan sebab kelima.
Semoga Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ menjadikan kita salah satu hamba-Nya yang senantiasa berdzikir (mengingat Allāh _Subhānahu wa Ta'āla_ ).
وبالله التوفيق و الهداية
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈┈•
Comments
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.