Skip to main content

NABI NABI PALSU

 ✍️ Nabi-Nabi Palsu - 1. Al-Aswad Al-‘Ansi


Ditulis Oleh: Ustadz DR. Firanda Andirja, MA.

Nama aslinya adalah ‘Abhalah bin Ka’ab, akan tetapi dia diberi gelar dengan Al-Aswad karena dia adalah orang yang berkulit hitam. Dia muncul mengaku sebagai nabi pada tahun 11 H dan pergi ke negeri Yaman, dan dia memiliki kekuatan yang hebat di Yaman. Bahkan dia membunuh amir Sana’a yang seorang muslim yang bernama Syahr bin Badzan. Setelah dia membunuh Syahr bin Badzan lalu dia memaksa istri dari Syahr bin Badzan yang dia adalah seorang wanita mukminah untuk menikah dengannya. Dia juga memberikan julukan kepada dirinya dengan Rahman Al-Yaman, seakan-akan dia mengaku sebagai Tuhan karena dia tidak puas mengaku sebagai nabi saja.

Disebutkan bahwa Al-Aswad Al-‘Ansi memiliki keajaiban-keajaiban berupa sihir yang menyebabkan banyak orang yang percaya kepadanya. Di antaranya ketika ada keledai jatuh di hadapannya maka dia mengatakan  bahwa keledai itu sedang sujud kepadanya, dan keledai itu tidak akan bangkit kecuali jika Al-Aswad Al-‘Ansi berbicara, dari kejadian ini banyak orang yang semakin percaya  kepadanya. Ada juga yang mengatakan bahwa dia melatih keledainya terlebih dahulu agar bisa sujud atau rukuk di hadapannya agar bisa membuat orang-orang semakin percaya kepadanya.

Dia mengaku sebagai nabi dan membunuh amir Sana’a, akhirnya Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk membunuhnya. Para sahabat yang dikirim adalah Qois bin ‘Abdi Yaghuts, dan Dadzawaih dengan bantuan istri dari amir Sana’a yang dibunuh dan dinikahi secara paksa oleh Al-Aswad Al-‘Ansi. Intinya akhirnya Al-Aswad Al-‘Ansi dibunuh oleh seorang yang bernama Fairuz Ad-Dailami yang dia masuk ke dalam rumah Al-Aswad Al-‘Ansi lalu membunuhnya. Ketika Al-Aswad Al-‘Ansi dibunuh, Rasulullah ﷺ yang saat itu berada di Madinah mengabarkan “telah menang Fairuz”. Fairuz Ad-Dailami dia kemudian dia wafat di zaman Mu’awiyah yaitu sekitar lebih dari 50 H. Setelah mereka berhasil membunuh Al-Aswad Al-‘Ansi dan memenggal kepalanya, mereka bingung bagaimana cara untuk mengumumkan kepada masyarakat. Ketika telah datang waktu yang tepat maka mereka berteriak mengucapkan,

أَشْهَدُ أَنَّ محمدًا رَسولُ اللهِ وَأَنَّ عَبْهَلَةَ كَذَّابٌ

“aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan ‘Abhalah adalah seorang pendusta.”

Lalu mereka melemparkan kepala Al-Aswad Al-‘Ansi. Akhirnya para pengikutnya kocar-kacir dan kabur meninggalkan Sana’a. Inilah nabi palsu yang pertama yang akhirnya tewas di zaman Nabi ﷺ. (Al-Mutanabbiuun Fii Al-Islaam hal: 182-185)
_

MEDIA OFFICIAL
Web | Firanda.com | Bekalislam.firanda.com
📹 Youtube : youtube.com/channel/UCm44PmruoSbuNbZn7jFeXUw
Instagram : instagram.com/firanda_andirja_official
📠 Telegram : t.me/firanda_andirja
🎙️ Twitter : twitter.com/firanda_andirja
📱 Facebook : facebook.com/firandaandirja
🔊 Soundcloud : soundcloud.com/firanda-andirja

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.