Skip to main content

MOTIVASI DALAM MENGERJAKAN BERBAGAI KEBAIKAN.

 MATAN HADITS ARBA‘IN.

KARANGAN IMAM AN-NAWAWI RAHMATULLAH ‘ALAIH.

HADITS KE-37.

MOTIVASI DALAM MENGERJAKAN BERBAGAI KEBAIKAN.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang hadits yang beliau riwayatkan dari Rabbnya Tabaraka wa Ta‘ala, beliau bersabda :

“Sesungguhnya Allah menulis berbagai kebaikan dan kesalahan kemudian menjelaskan hal tersebut.

Barangsiapa berniat berbuat kebaikan lalu dia tidak mengerjakannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai kebaikan yang sempurna.

Jika ia berniat berbuat kebaikan lalu mengerjakannya maka Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan, sampai tujuh ratus kali lipat hingga berlipat-lipat banyaknya.

Barangsiapa berniat berbuat kesalahan tetapi ia tidak mengerjakannya, maka Allah akan menulisnya di sisi-Nya sebagai kebaikan yang sempurna, dan jika ia berniat berbuat kesalahan lalu ia mengerjakannya, maka Allah akan menulisnya sebagai satu kesalahan.”

[Hadits shahih riwayat imam Al-Bukhari nomor 6491 dan imam Muslim nomor 131]

*Apabila hadits ini bermanfaat, maka alangkah baiknya share ke media sosial yang kamu punya.*

*Jadikanlah Handphone menjadi sarana pahala Jariyahmu, yang pastinya akan bermanfaat pasca datangnya kematian.*

Sudahkah Kita Berbuat Sesuatu untuk Agama Islam, Sudahkah Kita Menolong Agama Allah?

Berlomba-lomba dalam kebaikan dengan share, tag, mention ke orang lain. Satu orang yang tahu ilmu karena info dari kamu, insyaAllah bernilai pahala karena mengajak kepada kebaikan.

Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim].

# sunnah#

Semoga Bermanfaat, Silahkan Share semoga mendapatkan pahala jariyahnya.

Simak Juga Artikel Kami Lainnya di:

https://www.youtube.com/playlist?list=PLIJQYJ-Cz_XkX6L_nhAGqOAX9FX9MDKQQ

YT Search : @DUNIA-AKHIRAT

Artikel Lainnya :

> Meninggalkan Sholat

> Durhaka Kepada Orang Tua


Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.