Skip to main content

KEADAAN BANGSA ẙαHυDἱ DAN KAUM MUNAFIK DALAM BERPERANG


Allah sendiri yang memgatakan bahwa mereka kaum yang tidak berakal.

Mereka adalah bangsa yang memiliki karakteristik jauh dari kata pemberani. 

Mereka penakut dan senang lari serta senantiasa melakukan tipu daya dan kelicikan. 

Melirik dari beberapa tafsir tentang ayat sebelumnya, merujuk kepada sifat kaum ẙαHυDἱ yang penakut dan kurang ajar kepada nabinya. 

Kita Ingat pada saat mereka berkumpul bersama Nabi Musa dan mendengar ajakan serta seruan Nabi Musa. 

Allah mengabadikannya di dalam Alquran. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

قَالُوْا يٰمُوْسٰٓى اِنَّا لَنْ نَّدْخُلَهَآ اَبَدًا مَّا دَامُوْا فِيْهَا ۖفَاذْهَبْ اَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَآ اِنَّا هٰهُنَا قٰعِدُوْنَ

Mereka berkata, 

“Wahai Musa, sesungguhnya kami sampai kapan pun tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya. 

Oleh karena itu, pergilah engkau bersama Tuhanmu, lalu berperanglah kamu berdua. 

Sesungguhnya kami tetap berada di sini saja. 

(QS. Al-Ma’idah [5]: 20)

Kelicikan adalah kemakluman dari sifat mereka dan Allah telah menjelaskan sejak 1400 tahun yang lalu. 

Dari dulu hingga sekarang mereka akan memiliki karakteristik yang sama dengan para leluhur mereka yang menentang Allah dan Rasul-Nya. 

Rasa kasih sayang dan kepedulian dari mereka telah Allah tarik hingga hari kiamat. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

.. وَاَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاۤءَ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِۗ

..Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari Kiamat. 

(QS. Al-Ma’idah [5]: 64)

Mereka mungkin berpikir tipu daya mereka bisa membodohi umat Muslim dan umat Islam akan di biarkan begitu saja? 

Tentu tidak. Justru pasti Allah Azza Wa Jalla akan menolong muslim tersebut di saat mereka berjuang dan menyebarkan tauhid-Nya. 

Allah Azza Wa Jalla Berfirman

.. وَلَيَنْصُرَنَّ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ

..Sungguh, Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. 

(QS. Al-Hajj [22]: 40)

Allahu Ta’ala A’lam bisshowab

————————

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.