Skip to main content

WASPADAI MATINYA IMAN

Bismillah

WASPADAI MATINYA IMAN

Sahabat,

Iman itu bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan. Iman juga memiliki akar, dahan, ranting, daun dan buah.

Akar iman adalah pokoknya, apabila tercabut maka akan mati dan binasa, meski tubuhnya masih berjalan di muka bumi, namun sejatinya ia adalah mayat berjalan.

Seorang muslim harus terus memelihara imannya, agar terus tumbuh subur dan terjaga. Karenanya kita dianjurkan untuk terus berdzikir, karena dzikir itu menenangkan hati (lihat QS. Ar-Ra'd 28) dan dengan menelaah Al-Qur'an, karena al-Qur'an dapat menambah keimanan (lihat QS. Al-Anfal 2).

Islam agama sempurna nan indah, saat kita tidur dan bangun tidur, tak lepas dari dzikir kepada Allah.

Menariknya saat kita akan tidur, kita dianjurkan berdoa :

« بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوْتُ وَأَحْيَا »

"Dengan Nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup."

(HR. Bukhari 6324).

Tidur Disebut Mati

Para ulama menerangkan bahwa tidur itu adalah 'al-maut ash-shaghir' (kematian kecil). Tapi dapat membawa kepada kematian besar, yaitu saat seseorang sudah tak bisa bangun lagi.

Karenanya, saat seorang hamba terbangun dari tidur, maka ia harus bersyukur kepada pencipta-Nya, yang memperbaharui kehidupannya kembali, dan hendaknya ia membaca :

« اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ »

"Segala sanjungan hanyalah milik Allah semata yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya kami kan kembali."

(HR. al-Bukhari dalam Fathul Baari 11/113, Muslim 4/2083).

Karenanya seorang muslim saat ia diizinkan untuk bangun dari tidurnya, hendaknya ia bersyukur kepada Allâh dengan hatinya, berdzikir dengan lisannya dan mengawali harinya dengan sholat fajar (shubuh), karena sholat itu lebih baik daripada tidur

Jika Anda sering meninggalkan sholat fajar, maka ketahuilah, bukan fisik anda saja yang 'mati' (mati kecil/tidur), namun iman anda juga 'mati'.

Jika kau terbangun dan melalaikan sholat fajar, maka bisa jadi tubuhmu hidup kembali, tapi imanmu mati dan terkubur, sehingga tak ada lagi ketenangan, kebahagiaan dan ketentraman yang anda rasakan.

Silahkan dishare untuk menyebarkan ilmu agama dan kebaikan. Jazakumullahu khairan.

Barakallahu fiikum.


⌨️⌨️⌨️⌨️⌨️⌨️

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.