Thursday, June 20, 2019

Sudahkan Orang Tua Mendoakan Anaknya

M A R I B A R A J A .COM
http://bit.ly/2IWH6X8

┏━━━━━━━━━━━━━┓
*SUDAHKAH ORANG TUA MENDOAKAN ANAKNYA?*
┗━━━━━━━━━━━━━┛
Oleh : _Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc_


🔗Orang tua harus berdoa untuk keshalihan anaknya, dan doa yang harus dibaca adalah doa yang diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bukan doa katanya orang atau katanya kita.
Oleh karena itu, kita wajib mengetahui kemudian mengamalkan doa yang “ma’tsur” (ada asalnya dari syari’at).

🌙Orang tua yang ingin mendapatkan anak yang shalih dan shalihah harus sering membaca doa semisal Nabi Zakaria alaihissalam berikut :

رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاء

_Wahai Rabbku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa._ (QS. Āli ‘Imrān: 38)

💡Atau semisal doa Nabi Ibrahim alaihissalam saat memohon kepada Allah agar dikaruniai anak yang shalih :

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

_Wahai Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih._ (QS. ash-Shāffāt: 100)

🍁Juga doa hamba yang dirahmati oleh Allah (‘Ibadur Rahman) :

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

_Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa._ (QS. al-Furqān: 74)

🎈Dan jangan mendoakan kejelekan kepada anak. Karena Allah Maha Mengabulkan doa. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang kita mendoakan jelek kepada anak.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

لاَ تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أَوْلاَدِكُمْ وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لاَ تُوَافِقُوا مِنَ اللهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبُ لَكُمْ

_“Janganlah kalian mendoakan kejelekan atas diri kalian, anak-anak kalian dan harta kalian. Karena boleh jadi (waktu) itu bertepatan dengan saat pemberian Allah, sehingga permohonanmu itu dikabulkan.”_
(HR. Muslim: 8/232)

🔥Ibnu Rajab al-Hanbali berkata, _“Hadits ini menunjukkan bahwa doanya orang yang sedang marah, boleh jadi dikabulkan apabila bertepatan pada saat dikabulkan doa. Karena itu hendaknya kita tidak mendoakan jelek, kepada diri kita, anak, keluarga, dan harta pada saat kita marah.”_ (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam: 17/17)

🏷Semua doa di atas tentu tidak lepas dari adab dan persyaratan terkabulnya doa.
Semoga kita dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk memenuhi syarat diterimanya doa, dan menjadi orang yang baik di dunia dan akhirat.
Demikian juga anak kita.
Aamiin…

*🔰Semoga bermanfaat.*

Diterbitkan oleh : _Lajnah Dakwah Yayasan Maribaraja_

Telah diberikan izin untuk reposting artikel dari Maribaraja.com, bukti izin klik https://drive.google.com/file/d/16UE-GxbU4aBA-gYYtA22KidutpZXmfXo/view?usp=drivesdk

*♻Silahkan dishare.*

Tuesday, June 11, 2019

Jangan Malu Jadi "Anak Buah" Orang

Sekarang banyak orang yang lebih memilih untuk menjadi pengangguran daripada bekerja dengan orang lain menjadi _“anak buah.”_ 
Lantaran ia tidak mau diatur-atur dan disuruh-suruh. 
Akhirnya karena tinggi hati dan egonya tadi ia biarkan anak istrinya terlunta-lunta, berhutang kesana kemari, kemudian dengan ringan ia berdalih _“belum bertemu pekerjaan yang cocok.”_

👣Padahal, tidak ada salahnya menjadi anak buah orang. 
Lihat para Nabi, mereka tidak malu bekerja pada orang lain. 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun juga demikian, beliau pernah diupah untuk menggembalakan kambing orang-orang Makkah. 
Beliau bersabda :

مَا بَعَثَ اللَّهُ نَبِيًّا إِلَّا رَعَى الْغَنَمَ فَقَالَ أَصْحَابُهُ وَأَنْتَ فَقَالَ نَعَمْ كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلَى قَرَارِيطَ لِأَهْلِ مَكَّةَ

_“Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi melainkan dia mengembalakan kambing”._ Para sahabat bertanya : _“Termasuk engkau juga?”_ Maka Beliau menjawab : _“Ya, aku pun mengembalakannya dengan upah beberapa qirat (keping dinar) penduduk Makkah.”_ 
(HR. Bukhari: 2262)

🧺Begitu juga dengan para sahabat, di antaranya adalah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu; sahabat, sepupu sekaligus menantu Rasulullah ﷺ. 
Ia pernah bekerja pada orang lain menjadi anak buah bahkan dari seorang Yahudi. 
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, ia menuturkan :

أَصَابَ نَبِيَّ اللَّهِ ﷺ خَصَاصَةٌ فَبَلَغَ ذَلِكَ عَلِيًّا فَخَرَجَ يَلْتَمِسُ عَمَلًا يُصِيبُ فِيهِ شَيْئًا لِيُقِيتَ بِهِ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ فَأَتَى بُسْتَانًا لِرَجُلٍ مِنْ الْيَهُودِ فَاسْتَقَى لَهُ سَبْعَةَ عَشَرَ دَلْوًا كُلُّ دَلْوٍ بِتَمْرَةٍ فَخَيَّرَهُ الْيَهُودِيُّ مِنْ تَمْرِهِ سَبْعَ عَشَرَةَ عَجْوَةً فَجَاءَ بِهَا إِلَى نَبِيِّ اللَّهِ ﷺ

_“Rasulullah ﷺ tertimpa kekurangan, dan sampailah berita itu kepada Ali. Kemudian Ali keluar mencari kerja yang menghasilkan sesuatu hingga ia dapat memberi makanan kepada Rasulullah ﷺ. Lalu ia datang ke sebuah kebun milik Yahudi, dia menyiram tanamannya sebanyak tujuh belas ember dengan perhitungan setiap ember satu kurma. Orang Yahudi itu kemudian memilihkan tujuh belas kurma Ajwah untuknya, setelah itu dia membawa kurma tersebut kepada Nabi ﷺ.”_ (HR. Ibnu Majah: 2446)

💡Oleh sebab itu, jangan malu menjadi anak buah orang, karyawan, pengawai, buruh, dst, selama itu adalah pekerjaan yang halal. 
Sebab kita punya tanggung jawab dan kewajiban untuk menafkahi orang-orang yang diamanahi Allah; istri, anak dan keluarga, maka jangan biarkan mereka terlunta-lunta hanya karena tinggi hati dan ego kita. 

*🔰Semoga bermanfaat.*

Ditulis oleh : _Zahir al-Minangkabawi_
Diterbitkan oleh : _Lajnah Dakwah Yayasan Maribaraja_



*♻Silahkan dishare*