Showing posts with label rumah tangga. Show all posts
Showing posts with label rumah tangga. Show all posts

Sunday, September 27, 2020

Seiya dan Sekata

Keharmonisan satu hubungan persahabatan atau rumah tangga sering kali diungkapkan dengan sebutan: Seiya dan Sekata.

Indah dan bahagia bila gambaran tersebut benar-benar dapat terwujud. Rumah tangga senantiasa sejuk nan harmonis dan persahabatanpun terus terjalin dengan erat.

Namun demikian, pernahkah anda bertanya: siapakah yang bisa selalu se-iya dan sekata ? Adakah wanita yang bisa selalu se-iya dan sekata dengan anda ? Dan adakah lelaki yang selalu bisa se-iya dan sekata dengan anda ?

Sobat! Ketahuilah bahwa sejatinya keharmonisan rumah tangga hanya dapat dirasakan seutuhnya di saat terjadi perbedaan bukan di saat sedang sependapat sehingga se-iya dan sekata.

Demikian juga halnya dengan persahabatan yang sejati, hanya terbukti di saat terjadi perbedaan keinginan dan pendapat.

Tatkala terjadi perbedaan pandangan dan silang keinginan, anda mampu menahan emosi dan tetap menjaga keharmonisan dan kebersamaan maka itulah keharmonisan sejati bukan semu atau manis di bibir semata.

Bukan hanya menahan emosi bahkan dengan kebesaran jiwa, anda mengalah dan menuruti keinginan pasangan anda tentu keharmonisan semakin terasa indah.

اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ، فَإِنَّ المَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ

“Pergaulilah istri istri kalian dengan baik, karena sejatinya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk paling bengkok ialah yang paling atas. Bila engkau hendak meluruskannya niscaya engkau mematahkannya. Dan bila engkau membiarkannya maka ia akan terus bengkok, maka pergauilah istri-istri kalian dengan sebaik mungkin.” (Muttafaqun alaih)

Ustadz DR. Muhammad Arifin Badri MA, حفظه الله تعالى.


Wednesday, September 23, 2020

PEREKAT ANTARA SUAMI ISTERI

Tahu tidak perekat paling kuat antara suami isteri bukanlah rasa cinta, tapi AGAMA

sehingga seringkali kita melihat cinta suami kepada isteri atau sebaliknya justeru semakin besar dan memuncak, ketika keduanya membangun rumah tangganya dengan pondasi agama.

Karena itulah, Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam mewasiatkan kepada kita untuk mementingkan faktor ini, yaitu dalam sabda beliau (yang artinya):

“Dapatkanlah isteri yang memiliki agama (yang baik); niscaya kamu akan beruntung..”

[Muttafaqun alaih; Shahih Bukhori: 5090, Shahih Muslim: 1466].

Bahkan Sahabat ‘Umar bin Khottob -rodhiallohu ‘anhu- saat menjadi khalifah pernah ditanya seorang perempuan:

“Wahai amirul mukminin, suamiku telah menyumpahku agar aku tidak berbohong, sehingga aku merasa bersalah jika berbohong, apakah aku masih boleh berbohong wahai amirul mukminin”

Maka sahabat ‘Umar pun menjawab:

“Ya, silahkan berbohong kepada kita (sebagai suami).. jika salah seorang dari kalian (para isteri) tidak suka kepada kami (para suami), maka jangan katakan (ketidak sukaan) itu kepadanya !

Karena, rumah tangga yang dibangun di atas rasa cinta itu sangat sedikit.

Namun manusia biasanya menjalin hubungan itu karena Islam, hubungan nasab, dan jiwa sosial..”

[Alma’rifah wat tarikh 1/392].

Dan hendaklah kita selalu ingat sabda Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- (yang artinya):

“Janganlah seorang mukmin (suami) membenci seorang mukminah (isteri), karena jika dia membenci salah satu perangainya; dia pasti masih suka perangai yang lainnya” [HR. Muslim: 1469].



Tuesday, June 11, 2019

Jangan Malu Jadi "Anak Buah" Orang

Sekarang banyak orang yang lebih memilih untuk menjadi pengangguran daripada bekerja dengan orang lain menjadi _“anak buah.”_ 
Lantaran ia tidak mau diatur-atur dan disuruh-suruh. 
Akhirnya karena tinggi hati dan egonya tadi ia biarkan anak istrinya terlunta-lunta, berhutang kesana kemari, kemudian dengan ringan ia berdalih _“belum bertemu pekerjaan yang cocok.”_

👣Padahal, tidak ada salahnya menjadi anak buah orang. 
Lihat para Nabi, mereka tidak malu bekerja pada orang lain. 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun juga demikian, beliau pernah diupah untuk menggembalakan kambing orang-orang Makkah. 
Beliau bersabda :

مَا بَعَثَ اللَّهُ نَبِيًّا إِلَّا رَعَى الْغَنَمَ فَقَالَ أَصْحَابُهُ وَأَنْتَ فَقَالَ نَعَمْ كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلَى قَرَارِيطَ لِأَهْلِ مَكَّةَ

_“Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi melainkan dia mengembalakan kambing”._ Para sahabat bertanya : _“Termasuk engkau juga?”_ Maka Beliau menjawab : _“Ya, aku pun mengembalakannya dengan upah beberapa qirat (keping dinar) penduduk Makkah.”_ 
(HR. Bukhari: 2262)

🧺Begitu juga dengan para sahabat, di antaranya adalah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu; sahabat, sepupu sekaligus menantu Rasulullah ﷺ. 
Ia pernah bekerja pada orang lain menjadi anak buah bahkan dari seorang Yahudi. 
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, ia menuturkan :

أَصَابَ نَبِيَّ اللَّهِ ﷺ خَصَاصَةٌ فَبَلَغَ ذَلِكَ عَلِيًّا فَخَرَجَ يَلْتَمِسُ عَمَلًا يُصِيبُ فِيهِ شَيْئًا لِيُقِيتَ بِهِ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ فَأَتَى بُسْتَانًا لِرَجُلٍ مِنْ الْيَهُودِ فَاسْتَقَى لَهُ سَبْعَةَ عَشَرَ دَلْوًا كُلُّ دَلْوٍ بِتَمْرَةٍ فَخَيَّرَهُ الْيَهُودِيُّ مِنْ تَمْرِهِ سَبْعَ عَشَرَةَ عَجْوَةً فَجَاءَ بِهَا إِلَى نَبِيِّ اللَّهِ ﷺ

_“Rasulullah ﷺ tertimpa kekurangan, dan sampailah berita itu kepada Ali. Kemudian Ali keluar mencari kerja yang menghasilkan sesuatu hingga ia dapat memberi makanan kepada Rasulullah ﷺ. Lalu ia datang ke sebuah kebun milik Yahudi, dia menyiram tanamannya sebanyak tujuh belas ember dengan perhitungan setiap ember satu kurma. Orang Yahudi itu kemudian memilihkan tujuh belas kurma Ajwah untuknya, setelah itu dia membawa kurma tersebut kepada Nabi ﷺ.”_ (HR. Ibnu Majah: 2446)

💡Oleh sebab itu, jangan malu menjadi anak buah orang, karyawan, pengawai, buruh, dst, selama itu adalah pekerjaan yang halal. 
Sebab kita punya tanggung jawab dan kewajiban untuk menafkahi orang-orang yang diamanahi Allah; istri, anak dan keluarga, maka jangan biarkan mereka terlunta-lunta hanya karena tinggi hati dan ego kita. 

*🔰Semoga bermanfaat.*

Ditulis oleh : _Zahir al-Minangkabawi_
Diterbitkan oleh : _Lajnah Dakwah Yayasan Maribaraja_



*♻Silahkan dishare*

Hikmah Berqurban