Skip to main content

Takmir Masjid Perusak Pahala Shalat Jamaah

                                                          
Sobat! 
Saya yakin anda menyadari bahwa *para takmir masjid memiliki jasa yang sangat besar.* 
Mereka bekerja siang dan malam guna memikirkan kemashlahatan dan kemakmuran masjid; rumah Allah Taala.

Namun demikan kadang kala karena semangat besar menjadikan *sebagian mereka lalai* akan sebagian hukum shalat. 
Kelalaian mereka berakibat fatal, alias *rusaknya pahala shalat jamaah satu masjid .*

Sobat, sebagian *takmir masjid begitu bersemangat* untuk menggalang dana dari jamaah masjid guna membiayai kepentingan masjid, sehingga *mereka mengedarkan kotak infaq pada saat khatib Jum'at berkhutbah.* 
Dengan harapan mendapatkan dana sebanyak mungkin dan memudahkan jamaah masjid menyalurkan donasinya.

Namun demikian, nampaknya mereka lalai, bahwa perputaran kotak infaq di saat khatib berkhutbah *mengancam keutuhan pahala shalat Jum'at.*

*Seharusnya perputaran itu dilakukan sebelum khatib berkhutbah atau setelah shalat atau dengan meletakkan kotak infaq di pintu masjid. Dengan demikian setiap jamaah bisa menyalurkan donasi pada saat masuk atau keluar dari masjid tanpa menganggu kekhidmatan shalat Jum'at.*


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

من توضأ فأحسن الوضوء ثم أتى الجمعة، فاستمع وأنصت، غفر له ما بينه وبين الجمعة وزيادة ثلاثة أيام، ومن مس الحصى، فقد لغا رواه مسلم.

*“Barangsiapa berwudhu lalu ia menyempurnakan wudhunya, selanjutnya ia pergi ke masjid untuk mendirikan shalat Jum’at. Setibanya di masjid ia diam dan dengan khidmat mendengarkan khutbah. Maka dosa dosanya selama satu pekan diampuni ditambah lagi dosa-dosanya selama tiga hari lainnya juga diampuni. Dan barangsiapa menyentuh kerikil alias berpaling dari mendengarkan khutbah karena menyentuh kerikil, maka ia telah berbuat sia-sia (kehilangan pahala)."* 
Riwayat Muslim.


*Bila menyentuh kerikil saja tercela, apalagi sampai memasukkan uang lalu menggeser kotak kepada jamaah di sebelahnya.*


Allahu al musta'an.




☕ Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕
Baarakallah fiikum.                                           

                                                          
✒ Ditulis oleh : Ustadz. DR. Muhammad Arifin Badri MA, حفظه الله تعالى


***

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.