Skip to main content

APA UNTUNGNYA IKUT PEEAYAAN TAHUN BARU


Bagi kaum Muslimin yang ikut-ikutan merayakan tahun baru, mari pikirkan baik-baik..

*1. Apa yang Anda dapatkan dari pergantian tahun ini?*


Anda dapat uang kah? Atau dapat pahala? Atau dapat kesehatan darinya? Atau naik pangkat karenanya? atau ada nikmat lain dengan bergantinya tahun ini?!

Jika tidak, bahkan sebaliknya, uang Anda akan banyak berkurang... 

Anda akan mendapatkan banyak dosa... bahkan bisa jadi ada bahaya menimpa Anda? ... Lalu mengapa anda merayakannya?! 


*2. Apa alasan Anda melakukannya?*


Kalau ikut-ikutan tren, siapa yang Anda ikuti? 

Nabi Muhammad kah, atau kiyai kah, atau ustadz kah, atau sebenarnya Anda mengikuti non Muslim?

Tahun baru Masehi itu kalender siapa?

Bukankah kalender kaum Muslimin adalah kalender Hijriyah? 

Apakah Masehi itu kalender dari Islam, atau kalender dari non Muslim? 

Lalu mengapa Anda merayakannya? Untuk siapa Anda merayakannya?!


*3. Anda sebagai kaum Muslimin, adalah umat yang besar!*


Oleh karena itu, *TIDAK PANTAS ANDA MENJADI EKOR BAGI UMAT LAIN,* kemanapun mereka pergi Anda ikuti! 

Yang pantas bagi Anda adalah mengikuti manusia terbaik dan paling sempurna, Nabi agung Muhammad -Shallallahu 'alaihi wa sallam-.

●  Lihatlah bagaimana *beliau menyikapi tahun baru* yang dirayakan di zamannya. 

▫  Sahabat Anas -radhiallahu anhu- mengisahkan :

Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam- dahulu ketika datang ke Madinah, masyarakat di sana memiliki dua hari (istimewa) yang dimeriahkan dengan acara permainan. 

Maka beliau bertanya : 

_*"Ada apa dengan dua hari ini?".*_

Mereka menjawab : 

_*"Dahulu di zaman jahiliyah, kami biasa memeriahkannya dengan permainan".*_

Maka beliaupun mengatakan : 

_*"Sungguh Allah telah menggantikan untuk kalian dengan dua hari yang lebih baik dari keduanya; itulah hari raya Idul Adha dan hari raya Idul Fitri".*_

📚  *[HR. Abu Dawud: 1134 dan yg lainnya. Dishahihkan oleh Syeikh Albani].*


Para pensyarah hadits ini, menjelaskan bahwa dua hari yang dirayakain oleh masyarakat Madinah ketika itu adalah _*hari Nairuz*(hari pertama tahun syamsiyah/masehi)_ dan _*hari Mihrojan* (hari pertengahan tahun syamsiyah/masehi)._

Dua hari ini dirayakan oleh mereka, karena keadaan cuaca yang baik, cuacanya sedang; tidak panas dan tidak dingin, dan waktu malam dan siangnya seimbang lamanya.

📚  *[sumber: Aunul Ma'bud 3/341].*

Jadi, sekali lagi, apa untungnya ikut perayaan tahun baru?! 

Lebih baik, gunakanlah untuk ibadah dan amal kebaikan yang akan sangat besar manfaat dan untungnya bagi diri Anda.



🖊  Ustadz Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A.
_Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam_

*Oleh : Mutiara Risalah Islam*

>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.