Skip to main content

LARANGAN BANYAK TERTAWA DAN BERCANDA

Terkait masalah banyak bicara dan bercanda Rasulullah ﷺ bersabda :

{ لاَ تُكثروا الضَّحِكَ ، فإنَّ كثرةَ الضَّحِكِ تميتُ القلبَ }

"Janganlah kalian banyak tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa itu mematikan hati".

 الألباني صحيح ابن ماجه ٣٤٠٠

Berkata Al 'Allaamah Ibnu 'Utsaimin rahimahullaah :

يجب على الإنسان أن يحترز ويحترس من المزح، ولاسيما المزح الكثير؛ فإن المزح الكثير يوقع دائما في الخطأ.

"Wajib atas manusia untuk berhati-hati dan menjaga dari canda (lawakan), apalagi canda yang banyak, karena canda yang banyak selalu menjatuhkan dalam kesalahan.

ولهذا يقال: المزح في الكلام كالملح في الطعام؛ إن خلا منه الطعام فقد جزءا كبيرا من الطعم اللذيذ، وإن كثر أيضا فسد!

Oleh karena itu di katakan : canda dalam ucapan seperti garam dalam makanan, jika makanan kosong dari garam maka makanan itu kehilangan bagian yang besar dari rasa yang lezat, namun jika kebanyakan juga akan rusak!

ولهذا اجعل المزح موزونا في محله، لا تمزح في موضع الجد، ولا تجد في موضع المزح.

Oleh karena itu jadikanlah canda itu di timbang pada tempatnya, jangan bercanda di tempat yang serius, dan jangan serius di tempat bercanda.

والإنسان الحكيم العاقل ينزل كل حال منزلتها.

Dan manusia yang bijak lagi berakal akan menempatkan segala keadaan pada tempatnya."*

 شـــــرح بلــــوغ المــــر٥٤٢/١٥)


Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.