Skip to main content

MADU DARI ALLÂH

Dari Abiy 'Utbah - radhiyallâhu 'anhu- ; Rasûlullâh : - shallâllâhu 'alayhi wa sallâm - bersabda:

"إذا أراد الله بعبد خيرا، عسله." قيل "و ما عسله"؟

قال "يفتح له عملا صالحا قبل موته ثم يقبضه عليه."

"Jika Allâh menginginkan kebaikan untuk hamba-Nya, Allâh akan memberinya madu"

Para sahabat bertanya "Maksudnya apa?"

Rasûlullâh - shallâllâhu 'alayhi wa sallâm- menjelaskan - "Ia diberikan kemudahan untuk beramal saleh sebelum meninggal, kemudian Allâh mencabut ruhnya dalam keadaan saleh"

Semoga Allâh memberi kita madu.

 Penulis Ustadz Ammi Nur Baits Hafidzahullahu 

Anda mau dimadu?

Bagaimana jika Allah yang memberi anda madu?

Seharusnya anda bahagia…meskipun bisa jadi anda merasa resah…

Madu dari Allah, bukan sembarang madu. Jelas ini madu yang berbeda.

Mari kita perhatikan hadis berikut,

Dari sahabat Amr bin al-Hamiq radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا عَسَلَهُ؛ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا عَسَلُهُ؟ قَالَ: «يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ، ثُمَّ يَقْبِضُهُ عَلَيْهِ»

“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Allah memberinya ’asal.

 Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa maksud ‘asal dari-Nya?’

Beliau bersabda,

“Allah berikan taufiq untuk beramal soleh, kemudian Allah cabut nyawanya dalam keadaan husnul khotimah.” (HR. Ahmad 17784, Ibn Hibban 342, al-Hakim 1258 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Makna ‘Asal

Kata ‘Asal secara bahasa artinya madu. Di surga ada sungai madu murni. Allah sebut dalam al-Quran dengan kalimat ‘asal mushaffa,

وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى

“Dan sungai-sungai dari madu murni.. ” (QS. Muhammad: 15)

Lalu apa yang dimaksud ’Allah memberinya ’asal (madu)’?

Al-Munawi menjelaskan,

إذا أراد الله بعبد خيرا عسله ؛ أي طيب ثناءه بين الناس ( قيل ) أي قالوا يا رسول الله ( وما عسله ) أي ما معناه ( قال يفتح له عملا صالحا قبل موته ) أي قبيله ( ثم يقبضه عليه ) شبه ما رزقه الله من العمل الصالح بالعسل الذي هو الطعام الصالح الذي يحلو به كل شيء ويصلح كل ما خالطه

Dalam hadis, “apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, dia akan berikan ‘asal-Nya, maknanya adalah pujian yang baik di tengah masyarakat. Para sahabat bertanya, ‘Apa itu ‘asal dari Allah?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allah berikan taufiq untuk melakukan amal soleh sebelum dia mati.’

Dalam hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut amal soleh yang Allah berikan kepada seseorang dengan kata ‘asal yang artinya madu. Karena madu adalah makanan yang paling bagus, yang bisa membuat manis semua yang diberi madu dan menjadi lebih bagus jika ditambah madu. (at-Taisir bi Syarh Jami’ Shaghir, 1/126).

Dalam riwayat lain dinyatakan,

إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ؛ يُفْتَحُ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ بَيْنَ يَدَيْ مَوْتِهِ حَتَّى يَرْضَى عَنْهُ مَنْ حَوْلَهُ

“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi salah satu hamba-Nya, Dia akan mempekerjakannya”.

Lalu beliau menjelaskan,

’Allah berikan taufiq kepadanya untuk beramal saleh sebelum kematian, sehingga orang lain di sekitarnya menjadi senang dengannya.’ (HR. Ahmad 21949 dan dishahihkan al-Albani).

Berdasarkan riwayat inilah, al-Munawi menafsirkan kata ’asal dengan pujian yang baik dari masyarakat, sebagaimana layaknya madu yang manis.

Ketika menjelaskan hadis ini, Imam al-Albani menuliskan,

وأمارة هذا التعسيل ، بأن يرضى عنه من حوله لما ثبت في زيادةٍ مرفوعةٍ للنّبيّ – صلى اللّه عليه وسلم

“Diantara tanda Allah memberikan madu untuknya adalah, Allah jadikan orang yang berada di sekitarnya menjadi ridha kepadanya. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat lain dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam“. (as-Silsilah as-Shahihah, keterangan hadis no. 1114).

Karena hadis di atas, diberitakan bahwa Syaikh al-Albani sering mendoakan orang yang berbuat baik kepada beliau dengan kalimat doa,

عسّلك الله

”Semoga Allah memberimu madu”

Allahu a’lam

Penulis: Ustadz Ammi Nur Baits

Artikel www.muslimah.or.id

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.