Skip to main content

Sholat-sholat Sunnah

Sholat-sholat Sunnah Sholat sunnah biarpun hukumnya tidak berdosa ketika ditinggalkan namun bukan 

berarti tidak memiliki faedah. Diantara faedah mengerjakan sholat sunnah; 

1. Mendatangkan kecintaan dari Alloh Ta'ala 

2. Menutupi kekurangan yang ada di dalam mengerjakan sholat wajib. 

3. Menambahkan pahala. 

Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda yang artinya, "Sesungguhnya amal ibadah yang pertama kali akan dihisab pada diri manusia di hari kiamat kelak adalah sholatnya. 

Alloh Ta'ala berfirman kepada para Malaikat-Nya dan Dialah yang lebih tahu, "lihatlah pada sholat hamba-Ku, apakah sholatnya dikerjakan dengan sempurna ataukah tidak?". Jika sholatnya sempurna maka akan dituliskan baginya pahala yang sempurna. Namun jika pada sholatnya terdapat kekurangan, maka Alloh Ta'ala berfirman, 

"sempurnakanlah kekurangan yang ada pada sholat wajibnya dengan amalan sholat sunnahnya". 

Kemudian amalan lainnya akan diberlakukan seperti demikian". (HR Abu Dawud) Dan dalam riwayat lain Nabi bersabda yang artinya, "Barang siapa mengerjakan sholat 12 rokaat (sunnah rowatib) dalam sehari  semalam, maka akan dibangunkan baginya sebuah rumah di surga. Sholat yang dimaksud yaitu, 4 rokaat sebelum dhuhur, 2 rokaat setelah dhuhur, 2 rokaat setelah maghrib, 2 rokaat setelah 'isya, dan 2 rokaat sebelum shubuh". (HR Tirmidzi)

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.