Skip to main content

HATI-HATI DENGAN SUNGKAN


Kita lebih sering takut kalau sampe si fulan itu marah, tapi kita tidak takut akan bagaimana Murkanya Allah. 

Kadang kita gak enakan kalau gak salaman, takut dibilang sombong, takut dibilang sok alim, sok suci dll. padahal Rasulullah sudah melarang kita untuk tidak bersalaman dengan non mahram. 

Gak enakan gak dateng karna diundang tahlilan, yasinan, barzanjian, Maulidan dan acara bid'ah lainnya, kekuburan meminta minta, membuat sesajen untuk jin dan ritual kesyirikan lainnya. Gak enak kalau ga rayain atau ngucapin ulangtahun ke dia, gak enak klo gak datang acara adat/tradisi lainnya yang tidak ada dalam islam. 

Kita lebih sering takut ga enakan sama manusia, dan takut sama manusia tapi tidak takut sama Allah. 

Kita suka gak enakan sama si bos dan perusahaan hanya karena kita pengen berhijab syar'i, pengen manjangin jenggot, atau pengen laa isbal. Kita lebih takut sama manusia dibanding sama Allah azza wa Jalla. Kita lebih taat sama aturannya si bos dibanding aturan Allah, padahal seperak pun uang yang kita dapat itu dari Allah. Rezeki seperak pun gak akan pindah kalau emang itu milik kita. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada ketaatan dalam perkara maksiat. Ketaatan itu hanyalah dalam perkara yang ma’ruf (kebaikan).” (HR. Bukhari no. 7145 dan Muslim no. 1840) 

Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan, “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.” (HR. Ahmad 1: 131. Sanad hadits ini shahihkata Syaikh Syu’aib Al Arnauth) 

Sekalipun itu orangtua kita sendiri yang menyuruh kita untuk menyembah berhala, maka tidak ada ketaatan lagi disana.Taat boleh tapi tidak untuk menabrak hukum Allah. 

Bersabarlah teman.

Taat dan istiqomahlah. Buang jauh perasaan gak enakan sama manusia, kalau itu harus membuat Allah murka. 

Waktu kita di dunia tidak lah lama. Tidak disenangi atau dibenci manusia karna lebih taat pada Allah cuma sebentar saja. Hitungan dunia hanya sekejap mata dibanding kehidupan akhirat yang lebih baik dan kekal. Demi menggapai ridhoNya dan surga firdausNya.

Semoga bermanfaat.

Baca Juga : Artikel Terbaru Kami Disini


Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.