Skip to main content

HISAB DIRI SENDIRI SEBELUM NANTI DI HISAB


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

🍁 Bukankah teman dan sahabat karib yang bersama kita kemarin kini sebagian telah meninggal?

Bukankah keluarga dan saudara yang kita sayangi kemarin kini sebagian telah meninggal?

🍁 Bukankah tetangga dan orang lain yang pernah kita kenal kemarin kini, sebagian telah meninggal?

Dan bukankah pasti akan tiba saatnya giliran kita esok juga akan meninggal.

🍁 Maka sadarilah...

Kita hidup di dunia hanya sebentar, dan jauh lebih lama kita di dalam kubur. Lihatlah orang-orang yang telah pergi mendahului kita.

Bukankah di antara mereka ada yang meninggal sejak 1500 tahun yang lalu?

Dan hingga hari ini mereka masih tetap di dalam kubur?

🍁 Lantas masihkah kita lalai mempersiapkan bekal akhirat dan terus membanggakan dunia? Sungguh jangan sampai kelak kita sesali.

Kita hidup di dunia hanya sebatas 60-70 tahun.

Namun hisab dan pertanggung jawabannnya hingga ribuan tahun.

🍁 Maka hisablah diri kita sebelum kita dihisab. Siapkan bekal amal, sebelum kita tidak bisa lagi beramal.

Manfaatkan hidup dalam kebaikan, sebelum datang penyesalan atas keburukan kita.

🍃 'Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan : “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, itu akan memudahkan hisab kalian kelak.

Timbanglah amal kalian sebelum ditimbang kelak. Ingatlah keadaan yang genting pada hari kiamat,

يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ

“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabbmu), tiada sesuatu pun dari keadaan mu yang tersembunyi (bagi Alloh)". (QS.Al-Haqqah : 18)".

(Az-Zuhud li Ibnil Mubarak, hlm. 306. Lihat A’mal Al-Qulub, hlm. 371.)

🍃 Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah mengataka : “Mukmin itu yang rajin menghisab dirinya dan ia mengetahui bahwa ia akan berada dihadapan Alloh Ta'ala kelak.

Sedangkan orang munafik adalah orang yang lalai terhadap dirinya sendiri (enggan mengoreksi diri). Semoga Alloh Ta'ala merahmati seorang hamba yang terus mengoreksi dirinya sebelum datang malaikat maut menjemputnya".

(Tarikh Baghdad, 4:148. Lihat A’mal Al-Qulub, hlm. 372.)

Baarokallaahu fiikum...

Semoga menjadi ilmu dan mutiara nasehat bermanfaat bagi kita semua 🙏🙏

📡 Silakan dibagikan! Raih pahala dengan membantu menyebarkan kebaikan.

Jazakumullahukhairan wa Barakallahfikum 

Artikel Lainnya : Klik Disini

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.