بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
SHOLAT SUNNAH QOBLIYAH MAGHRIB
1. Sholat sunnah qobliyah Maghrib dua raka’at termasuk sunnah ghairu muakkadah (yang dianjurkan).
Rasulullah ﷺ bersabda,
صَلُّوا قَبْلَ صَلاَةِ الْمَغْرِبِ – قَالَ فِي الثَّالِثَةِ – لِمَنْ شَاء
“Sholatlah sebelum Maghrib (tiga kali beliau katakan) –pada yang ketiga beliau bersabda– bagi siapa yang mau.” [HR. Al-Bukhari dari Abdullah bin Mughoffal Al-Muzani radhiyallahu’anhu]
Dalam riwayat Abu Dawud,
صَلُّوا قَبْلَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ
“Sholatlah sebelum Maghrib dua raka’at.” [Shahih Abi Daud: 1161]
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqoloni Asy-Syafi’i rahimahullah menyebutkan,
هَذَا الْحَدِيثُ مِنْ أَقْوَى الْأَدِلَّةِ عَلَى اسْتِحْبَابِهَا
"Hadits ini adalah dalil terkuat anjuran sholat sunnah qobliyah Maghrib." [Fathul Baari, 3/60]
2. Dilakukan setelah masuk waktu Maghrib, dan lebih afdhal setelah adzan agar dapat menjawab adzan.
Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata,
يستحبُّ أن يُصلِّي قبل المغرب ركعتين بعد غروب الشَّمس
"Dianjurkan sholat sunnah sebelum Maghrib setelah terbenam matahari." [Fatawa Nur 'alad Darb, 10/276]
3. Sebagian ulama berpendapat tidak dianjurkan secara terus menerus, tetapi kadang ditinggalkan, karena tidak ada hadits perbuatan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam melakukannya terus-menerus.
Dan terdapat di akhir hadits Abdullah bin Mughoffal Al-Muzani radhiyallahu’anhu,
كَراهيةَ أنْ يَتَّخِذَها النَّاسُ سُنَّةً
"...tidak disukai manusia melakukan sholat sunnah sebelum Maghrib secara terus-menerus." [HR. Al-Bukhari]
4. Disunnahkan secara ringan, tidak dipanjangkan, karena waktu Maghrib sangat singkat.
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqoloni Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
وَمَجْمُوعُ الْأَدِلَّةِ يُرْشِدُ إِلَى اسْتِحْبَابِ تَخْفِيفِهِمَا كَمَا فِي رَكْعَتَيِ الْفَجْرِ قِيلَ وَالْحِكْمَةُ فِي النَّدْبِ إِلَيْهِمَا رَجَاءُ إِجَابَةِ الدُّعَاءِ لِأَنَّ الدُّعَاءَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ لَا يُرَدُّ وَكُلَّمَا كَانَ الْوَقْتُ أَشْرَفَ كَانَ ثَوَابُ الْعِبَادَةِ فِيهِ أَكْثَرَ
"Keseluruhan dalil tentang sunnah qobliyah Maghrib menunjukkan anjuran dilakukan secara ringan (tidak dipanjangkan), sama dengan dua raka’at fajar (juga dilakukan secara ringan)." [Fathul Baari, 2/109]
5. Hikmah qobliyah Maghrib untuk mendapatkan keutamaan waktu berdoa yang terbaik antara adzan dan iqomah.
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqoloni Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
قِيلَ وَالْحِكْمَةُ فِي النَّدْبِ إِلَيْهِمَا رَجَاءُ إِجَابَةِ الدُّعَاءِ لِأَنَّ الدُّعَاءَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ لَا يُرَدُّ وَكُلَّمَا كَانَ الْوَقْتُ أَشْرَفَ كَانَ ثَوَابُ الْعِبَادَةِ فِيهِ أَكْثَرَ
"Dikatakan bahwa hikmah qobliyah Maghrib adalah mendapatkan waktu pengabulan doa, karena doa antara adzan dan iqomah tidak ditolak (mustajab), dan setiap kali waktu itu mulia maka pahala ibadah padanya lebih banyak." [Fathul Baari, 2/109]
Yuk Pelajari Buku-buku Fikih Sunnah:
https://toko.sofyanruray.info/category/buku/hukum-dan-fikih/
Fast Order: wa.me/628118247111
SHOLAT SUNNAH BA’DIYAH MAGHRIB
1. Sholat sunnah ba'diyah Maghrib dua raka’at termasuk sunnah muakkadah (yang ditekankan) dan dianjurkan untuk selalu dijaga.
Rasulullah ﷺ bersabda tentang 12 raka’at rawatib muakkadah,
أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ
“Empat raka’at sebelum zhuhur, dua raka’at setelah zhuhur, dua raka’at setelah maghrib, dua raka’at setelah isya, dan dua raka’at sebelum shubuh.” [HR. At-Tirmidzi dari Aisyah dan Ummu Habibah radhiyallahu’anhuma, Shahihul Jaami’: 6183]
2. Dianjurkan membaca surat Al-Kafirun di raka’at pertama dan surat Al-Ikhlas di raka’at kedua.
Sahabat yang Mulia Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma meriwayatkan,
رَمَقْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعًا وَعِشْرِينَ مَرَّةً أَوْ خَمْسًا وَعِشْرِينَ مَرَّةً يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ وَبَعْدَ الْمَغْرِبِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
"Aku menghitung Nabi shallallahu’alaihi wa sallam sebanyak 24 atau 25 kali membaca surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas dalam sholat qobliyah Fajar dan ba'diyah Maghrib." [HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, Al-Ashlu, Al-Albani rahimahullah, 2/488]
3. Dua surat ini dianjurkan karena di dalamnya terkandung ajaran Islam yang paling tinggi, yaitu tauhid dan berlepas diri dari kekafiran dan orang-orang kafir.
فسورة: قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ فيها بيانُ ما يجب لله تعالى من صِفات الكمال، وبيان ما يجب تنزيهه عنه من النقائص والأمثال، وسورة: قُلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُونَ فيها إيجابُ عبادته وحده لا شريكَ له، والتبرِّي من عبادة كلِّ ما سواه، ولا يتمُّ أحد التوحيدين إلَّا بالآخر؛ ولهذا كان النبي صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يقرأ بهاتين السورتين في سُنة الفجر والمغرب والوتر اللَّتين هما فاتحةُ العمل وخاتمتُه؛ ليكون مبدأ النهار توحيدًا، وخاتمته توحيدًا
"Dalam surat Al-Ikhlas ada penjelasan tentang kewajiban kita meyakini sifat-sifat kesempurnaan hanya milik Allah ta’ala, dan kewajiban kita mensucikan Allah dari sifat-sifat kekurangan dan mensucikan-Nya dari penyerupaan dengan selain-Nya.
Dan dalam surat Al-Kafirun ada penjelasan tentang kewajiban beribadah kepada Allah yang satu saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan kewajiban berlepas diri dari peribadahan kepada siapa pun selain-Nya.
Dan tidak akan sempurna salah satu dari dua bentuk tauhid ini kecuali dengan mengamalkan yang lainnya (tidak mungkin dipisahkan), oleh karena itu Nabi shallallahu’alaihi wa sallam membaca dua surat ini dalam sholat sunnah qobliyah Fajar, qobliyah Maghrib dan witir, yang keduanya adalah pembuka dan penutup amalan, agar awal hari dimulai dengan tauhid dan akhir hari ditutup dengan tauhid." [Ijtima' Al-Juyusy Al-Islamiyah, 2/94]
Comments
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.