Istiqamah adalah satu kata yang singkat terdiri dari 9 huruf, namun terkadang berat untuk mengamalkannya. Tak semudah membalikkan telapak tangan, berapa banyak mereka yang tak mampu memukulnya, karena ia sangat berat.
Adakalanya saat badai menerjang, musibah silih berganti engkau tetap teguh istiqamah dalam ikatan iman dan takwa. Engkau tetap kokoh walau berbagai cobaan menerpa. Kokohlah sekokoh batu karang di lautan, walau diterjang ombak, angin, badai berkeping-keping.
Ya begitulah kiranya istiqamah, istiqamah sangat berat, Istiqamah itu...
Bagai rumput...
Walau dipijak berulang kali, ia masih mampu bertahan.
Walau tertiup angin ia masih mampu untuk bertahan.
Walau dibabat namun akarnya masih kuat menumbuhkan kehijauan yang baru.
Rumput memang lembut, ia melentur apabila dipijak, tetapi akan kembali ke bentuk asal. Ia memberi rona hijau kesegaran, indah dipandang tatkala engkau sepi, indah menentramkan hawa yang sepi nan panas.
Semua makhluk mengambil manfaat darinya, hewan memakannya, ia gemuk berisi, manusia memakan dagingnya. Betapa lembutnya sang rumput.
Bagaimana kalau rumput itu keras?
Semua tak akan tertarik padanya.
Kelembutan pada rumput sebenarnya adalah salah satu kekuatan bukan kelemahan.
Kita pun begitu, jangan terlalu keras. Kita boleh tegas, tapi jangan keras.
Tegaslah dalam prinsip, tegaslah diatas Al Haq, bila engkau teguh maka iman tak akan goyah.
Ingat rumput tak pernah tumbuh sendirian. Mereka akan berkelompok dan saling membahu.
Sekali tumbuh mesti bersama dengan yang lain. Gerak tumbuhnya perlahan namun sangat konsisten. Akarnya saling menopang membentuk kekuatan yang erat.
Sehari demi sehari tanpa kita sadari seluruh kawasan telah ditutupi. Daerah yang gersang dan tandus kembali hijau, udara segar, embun pagi tiba.
Begitu bijaksananya sang rumput, ia berbagi rahasia hidupnya yang senantiasa berjamaah dan istiqamah.
Istiqomah yang dituntut adalah as-sadaad, jika tidak mampu maka berusaha mendekati (derajat istiqomah). Berjuanglah untuk mencapai satu kata tersebut agar hidup lebih bermakna.
As-sadaad yaitu berusaha seoptimal mungkin mencocoki al-qur’an dan sunnah agar selalu diatas petunjuk. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنُ إلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأبْشِرُوا
“Sesungguhnya agama Islam itu mudah. Seseorang tidaklah mempersulit agama melainkan dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). Maka berusahalah kalian untuk saddad (benar-benar lurus). Jika tidak mampu maka berusahalah mendekati lurus dan berilah kabar gembira” (HR. Bukhori no. 39, 6463)
Istiqamah adalah as-sadaad (lurus), tidak pernah melenceng dan tidak berbelok dari jalan kebenaran, inilah kesempurnaan istiqomah seorang hamba.
Namun, tidak mungkin seorang hamba tidak pernah berbuat kesalahan. Yang terpenting, kita tidak sengaja untuk terjerumus dalam kesalahan dan segera kembali ke jalan yang lurus ketika sadar mulai melenceng dari kebenaran. Inilah yang dimaksud dengan mendekati lurus, yaitu senantiasa rujuk kepada al-qur’an dan sunnah setelah sebelumnya tergelincir. Allah Ta’ala berfirman,
فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ
“Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” (QS. Fushilat: 6)
Penyebutan istighfar setelah perintah istiqomah adalah isyarat bahwa seorang hamba pasti punya kekurangan dalam istiqomah walaupun ia telah berusaha secara optimal.
Orang yang berusaha mendekati adalah orang berusaha mendekati sasaran walaupun tidak benar-benar tepat sasaran. Namun dipersyaratkan yang dia niatkan pertama kali adalah agar benar-benar tepat sasaran. Sehingga usahanya yang tidak benar-benar tepat sasaran tersebut bukan merupakan kesengajaan”.
Ketika meniti jalan keistiqomahan ada aral melintang dan godaan menerpa. Maka jangan menyerah, beristighfarlah dan kembali berusaha mendekati jalan keistiqomahan. Jangan lupa berdo’a,
اللَّهُمَّ اهْدِنِي وَ سَدِّدْنِي وَاذْكُرْ بِالْهُدَى هِدَايَتَكَ الطَّرِيقَ وَالسَّدَادِ سَدَادَ السَّهْمِ
"Yaa Allah berikanlah aku petunjuk dan As Saddad, Jadikanlah petunjuk Mu sebagai jalanku dan jadikanlah hidupku lurus, selurus anak panah". (HR. Muslim no. 2725)
Maka jadilah seperti rumput...
Dengan hidup berjamaah dan bersikap konsisten, banyak kebaikan yang dapat dibuat. Inilah jalan yang mampu ditempuh. Musuh pun tidak dapat menggugat.
Rumput selalu dipijak tetapi ia tidak dihina. Ia selalu di bawah tetapi ia bukan lemah. Sekalipun lemah lembut, ia tidak musnah walau dipukul.
Fawaid: Ustadz Saryanto Abu Ruwaifi' hafizhahullah
Comments
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.