Skip to main content

Saat Kita ditipu Orang Lain


Ya saat ditipu mungkin Anda akan marah, jengkel, susah tidur karena pikiran yang sangat terganggu.

Jika Anda seorang mukmin yang kuat, harusnya hal seperti ini tidak perlu terjadi .. harusnya pikiran Anda tetap tenang dan santai, karena beberapa alasan berikut ini:

1. Hakmu tidak akan hilang.

Karena kalau Anda merelakan harta itu untuk penipu, maka Allah akan ganti dengan yang lebih baik dan lebih banyak .. sedang, kalau Anda tidak merelakannya, maka Anda bisa menuntutnya di akherat nanti sesuai kadarnya .. hak Anda tetap terjaga dengan baik.

2. Perbuatan dia tidak akan mengurangi jatah rezekimu.

Saat Anda ditipu oleh seseorang, sebenarnya memang saat itulah waktu Anda menikmati rezeki itu telah selesai, sehingga rezeki itu memang harus diambil dari Anda.

3. Bahkan Anda bisa mendapatkan do’a yang mustajab.

Karena ketika Anda ditipu, berarti Anda dizalimi, dan do’anya orang yang dizalimi itu mustajab, karena tidak adanya hijab antara do’anya dengan Allah ta’ala, sebagaimana disebutkan dalam hadits.

Dan tidak ada masalah kita mend’oakan keburukan kepada orang yang menzalimi kita, sebagaimana dilakukan oleh beberapa sahabat Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam ketika dizalimi orang lain.

4. Anda bisa mendapatkan pahala, penghapus dosa, dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah, bila Anda bisa menghadapinya dengan sabar dan rela atas takdir Allah tersebut .. sehingga sebenarnya ketika sedang ditipu, Anda diberi peluang mendapatkan ganti yang jauh lebih baik.

5. Ingatlah bahwa itu merupakan takdir yang memang dikehendaki Allah terjadi .. Anda marah atau rela, tetap saja harus terjadi, dan tidak mungkin bisa dihindari.

Jika semua ini Anda tahu, tanyakan kepada diri Anda, mengapa saya harus marah dan jengkel .. bukankah lebih baik saya melupakannya dan memikirkan hal lain yang lebih bermanfaat untuk masa yang akan datang.

Ditulis oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA

https://bbg-alilmu.com/archives/43452


 

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.