Skip to main content

Apakah Semua Orang Baik Pasti Masuk Surga


Putri saya (usia 5 tahun) pernah bertanya: “Ayah, kenapa Abu Thalib masuk Neraka? Kan orangnya baik kepada Rasulullah ﷺ?”

Dari pertanyaan tersebut saya jadi ingat pernyataan sebagian tokoh Liberal,

“Orang baik kok masuk Neraka.

Orang baik pasti masuk Surga, apapun agamanya.

Tuhan tidak memandang apa agamamu. Yang penting kamu berbuat baik kepada sesama!”

Apakah benar seperti itu?

Dalam Islam, TIDAK SEMUA orang baik itu masuk Surga. Orang yang ‘baik di mata manusia’, selama dia tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, selama dia tidak meninggalkan kesyirikan dan kekufurannya, maka dia akan dimasukkan ke dalam api Neraka, kekal abadi di dalamnya selama-lamanya.

Allah ﷻ mengatakan tentang Abu Thalib, paman Rasulullah ﷺ yang demikian baik tersebut:

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ (113)

“Tidaklah sepatutnya bagi nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni Neraka Jahim.” [QS. At Taubah: 123, lihat Shahih Al Bukhari #3559)]

Di dalam tafsirnya, Asy Syaikh As Sa’di rahimahullah menyebutkan:

إذا ماتوا على الشرك، أو علم أنهم يموتون عليه، فقد حقت عليهم كلمة العذاب، ووجب عليهم الخلود في النار، ولم تنفع فيهم شفاعة الشافعين، ولا استغفار المستغفرين‏.‏

“Apabila mereka mati di atas kesyirikan, atau diketahui bahwa mereka mati di atasnya, maka TELAH DIPASTIKAN mereka mendapatkan siksa. Wajib atasnya kekal di dalam siksaan Neraka. Syafaat pemberi syafaat dan permohonan ampunan orang-orang yang meminta ampunan TIDAK BERGUNA baginya.”

Di ayat ini Allah menegaskan, bahwa orang-orang musyrik sebaik apapun mereka, pasti akan dimasukkan ke dalam api Neraka. Tidak ada yang bisa menyelamatkan mereka, kalau mereka mati di atas kekafiran.

Dalam ayat lain Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ (6)

“Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik, (akan masuk) ke Neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” [QS. Al Bayyinah : 6]

Ini adalah prinsip akidah Islam. Setiap Muslim hendaknya meyakini, bahwa sebaik apapun amalan yang dilakukan seseorang, selama dia mati tidak dalam keadaan Muslim, maka dia akan KEKAL ABADI berada DI DALAM NERAKA selama-lamanya.

Al Imam Ibnu Katsir menyebutkan di dalam tafsirnya:

يخبر تعالى عن مآل الفجار من كفرة أهل الكتاب والمشركين المخالفين لكتب الله المنزلة وأنبياء الله المرسلة أنهم يوم القيامة في نار جهنم خالدين فيها أي ماكثين لا يحولون عنها ولا يزولون

“Allah taala mengabarkan akibat yang dialami oleh orang-orang durhaka dari kalangan orang-orang kafir Ahli Kitab dan orang-orang musyrik yang menyelisihi kitab-kitab Allah yang diturunkan, dan menentang para rasul yang diutus-Nya. Bahwa mereka kelak di Hari Kiamat dimasukkan ke dalam Neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Mereka akan menjadi penghuni tetapnya, tidak akan berpindah darinya, dan tidak pula mereka lenyap darinya.”

Jadi kembali ke pertanyaan di atas, jawabannya simpel.

Menurut ajaran Islam, orang sebaik apapun kalau tidak beriman dan mati di atas kekafirannya, maka dia akan masuk Neraka, kekal abadi di dalamnya.

Kalau tidak mau kekal di dalam Neraka, ya masuk Islam.

Wallahu a’lam.

Penulis: al-Ustadz Wira Mandiri Bachrun hafizhullah

https://nasihatsahabat.com/apakah-semua-orang-baik-pasti-masuk-surga/amp/


Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.