Skip to main content

Orang yang Menuntut Ilmu Agama itu Hendaknya Mempunyai Sikap Tenang dan Penuh Wibawa


قال الإمام مالك بن أنس رحمه الله :

( إن حقا على من طلب العلم أن يكون له وقارا، و سكينة وخشية، وأن يكون متبعا لأثر من مضى قبله)

-رواه البيهقي في المدخل (٥١٠)

Al-Imam Malik bin Anas rohimahulloh pernah berkata :

"Sesungguhnya merupakan suatu keharusan bagi orang yang menuntut ilmu (agama) untuk mempunyai sikap Al-Waqor (wibawa), As-Sakinah (tenang dan tidak banyak ribut), Al-Khosy-yah (penuh rasa takut kepada Alloh).....

Dan hendaknya pula dia menjadi orang yang senantiasa ber-ittiba' (mengikuti) atsar (jejak langkah) generasi yang sebeelumnya (yaitu menempuh jalan hidup yang pernah ditempuh orang-orang sebelum mereka, dari kalangan para Salafus Sholih, yakni generasi para Sahabat Nabi, para Tabi'in dan Atba'ut Tabi'in rohimahumullohu ajma'in, pent.)."

(Atsar ini diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi rohimahulloh dalam Al-Madkhol hal. 510)

قال الإمام النووي رحمه الله :

(التأني في الحركات واجتناب العبث هو السكينة المحمودة، أما غض البصر وخفض الصوت وعدم الالتفات فهو الوقار)

-صفوة الأخيار (٩٢)

Al-Imam An-Nawawi rohimahulloh berkata (menjelaskan perbedaan kata antara Al-Waqor dan As-Sakinah) :

" At-Ta-anni (bersikap hati-hati dan tidak terburu-buru) dalam melakukan berbagai tindakan, dan menjauhi Al-'Abats (sikap sembrono dalam bertindak), itulah As-Sakinah Al-Mahmudah (ketenangan yang terpuji).

Adapun Ghoddhul Bashor (menundukkan pandangan) dan Khofdhus Shout (merendahkan/tidak mengeraskan suara) dan Adamul Iltifat (tidak banyak menoleh kesana kemari), itulah yang disebut Al-Waqor (kewibawaan)."

( Shofwatul Akhyar, hal. 92)

Demikianlah sepantasnya akhlak para penuntut ilmu itu.

Semoga Alloh ta'ala melimpahkan kepada kita akhlak yang mulia seperti tersebut di atas, dan yang lainnya.

Allohu yubaarik fiikum....

Surabaya, Ahad pagi yg sejuk, 9 Rojab 1442 H / 21 Pebruari 2021 M

✍ Akhukum fillah, Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby

Silahkan joint pada channel telegram kami :

https://t.me/fawaidabuabdirrahman

Atau, untuk materi dakwah BIMBINGAN MERAWAT JENASAH SESUAI SUNNAH, silahkan joint di telegram kami :


https://t.me/merawatjenazah

Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.