Showing posts with label Penuntut ilmu. Show all posts
Showing posts with label Penuntut ilmu. Show all posts

Wednesday, January 12, 2022

Orang yang Menuntut Ilmu Agama itu Hendaknya Mempunyai Sikap Tenang dan Penuh Wibawa


قال الإمام مالك بن أنس رحمه الله :

( إن حقا على من طلب العلم أن يكون له وقارا، و سكينة وخشية، وأن يكون متبعا لأثر من مضى قبله)

-رواه البيهقي في المدخل (٥١٠)

Al-Imam Malik bin Anas rohimahulloh pernah berkata :

"Sesungguhnya merupakan suatu keharusan bagi orang yang menuntut ilmu (agama) untuk mempunyai sikap Al-Waqor (wibawa), As-Sakinah (tenang dan tidak banyak ribut), Al-Khosy-yah (penuh rasa takut kepada Alloh).....

Dan hendaknya pula dia menjadi orang yang senantiasa ber-ittiba' (mengikuti) atsar (jejak langkah) generasi yang sebeelumnya (yaitu menempuh jalan hidup yang pernah ditempuh orang-orang sebelum mereka, dari kalangan para Salafus Sholih, yakni generasi para Sahabat Nabi, para Tabi'in dan Atba'ut Tabi'in rohimahumullohu ajma'in, pent.)."

(Atsar ini diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi rohimahulloh dalam Al-Madkhol hal. 510)

قال الإمام النووي رحمه الله :

(التأني في الحركات واجتناب العبث هو السكينة المحمودة، أما غض البصر وخفض الصوت وعدم الالتفات فهو الوقار)

-صفوة الأخيار (٩٢)

Al-Imam An-Nawawi rohimahulloh berkata (menjelaskan perbedaan kata antara Al-Waqor dan As-Sakinah) :

" At-Ta-anni (bersikap hati-hati dan tidak terburu-buru) dalam melakukan berbagai tindakan, dan menjauhi Al-'Abats (sikap sembrono dalam bertindak), itulah As-Sakinah Al-Mahmudah (ketenangan yang terpuji).

Adapun Ghoddhul Bashor (menundukkan pandangan) dan Khofdhus Shout (merendahkan/tidak mengeraskan suara) dan Adamul Iltifat (tidak banyak menoleh kesana kemari), itulah yang disebut Al-Waqor (kewibawaan)."

( Shofwatul Akhyar, hal. 92)

Demikianlah sepantasnya akhlak para penuntut ilmu itu.

Semoga Alloh ta'ala melimpahkan kepada kita akhlak yang mulia seperti tersebut di atas, dan yang lainnya.

Allohu yubaarik fiikum....

Surabaya, Ahad pagi yg sejuk, 9 Rojab 1442 H / 21 Pebruari 2021 M

✍ Akhukum fillah, Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby

Silahkan joint pada channel telegram kami :

https://t.me/fawaidabuabdirrahman

Atau, untuk materi dakwah BIMBINGAN MERAWAT JENASAH SESUAI SUNNAH, silahkan joint di telegram kami :


https://t.me/merawatjenazah

Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.

Friday, September 25, 2020

RENDAH HATI ULAMĀ DAN PENUNTUT ILMU

 🌍 BimbinganIslam.com

Jumat, 08 Shafar 1442 H / 25 September 2020 M

👤 Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc. 

📗 Kitab Kewajiban Menuntut Ilmu

🔊 Halaqah 04 | Rendah Hati Ulama Dan Penuntut Ilmu

⬇ Download audio: bit.ly/KewajianMenuntut-Ilmu-04

بسم اللّه الرحمن الرحيم 

الحمد لله الذي أعلى  شأن العلم ورفع أهله درجات، والصلاة والسلام على نبيه محمد وعلى آله وصحبه أجمعين وبعد

Sahabat BiAS yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 

Pada kesempatan kali ini, kita masih melanjutkan pembacaan (pembahasan) kitāb Mukhtashar Fardi Thalabil 'Ilmi karya Al Imām Abū Bakr Muhammad bin Al Husain Al Aajurriy rahimahullāh yang meninggal tahun 360 Hijriyyah.

Beliau rahimahullāh berkata: 

_Ketahuilah, semoga Allāh merahmati mu, suatu sifat yang sangat diperlukan oleh seorang ahli ilmu, oleh seorang penuntut ilmu, serta sifat yang sangat pantas untuk mereka genggam erat-erat adalah sifat rendah hati (tawadhu')._

_Sifat ini (tawadhu') jika dilihat dari penuntut ilmu akan tergambarkan pada dirinya, pada semangatnya._

_Seorang yang rendah hati akan tetap semangat dan tidak malu untuk mengambil ilmu dari orang-orang yang lebih muda atau orang-orang yang berada dibawah mereka. Sebagaimana ia tidak malu mengambil dari orang yang lebih tua, ia juga tidak malu mengambil ilmu dari orang yang lebih rendah kedudukannya. Ia akan menerima kebenaran dengan cara yang baik._

_Ia akan bersyukur kepada Allāh atas ilmu yang ia dapatkan, kemudian ia akan berterima kasih kepada perantaranya._

_Dan kerendahan hati ini juga akan terlihat ketika para penuntut ilmu itu semangat untuk bertanya kepada guru-guru mereka._

_Dan ada dua hal (sifat) yang menghalangi seseorang bertanya kepada para ulamā mengenai hal-hal yang belum mereka pahami, (yaitu) sifat malu dan sombong (dua ini adalah perusaknya)._

_Diriwayatkan dari mujāhid, ia berkata :_

لا يتعلَّمُ العلم مُستحي ولا مُستَكبِر

_"Orang pemalu dan sombong tidak akan mungkin mendapatkan ilmu."_

_Jika seorang penuntut ilmu mau merendahkan hati di hadapan para ulamā dan guru mereka, pasti mereka akan dicintai. Pasti mereka akan mendapat banyak pelajaran berharga._

_Akan tetapi jika mereka sombong dan menampakan diri bahwa ia tidak butuh kepada ilmu mereka, maka guru-guru mereka tidak akan simpati kepadanya. Bahkan mereka kurang suka memberikan faedah dan pelajaran kepada orang yang seperti itu sifatnya._

_Adapun kerendahan hati (tawadhu’)nya seorang ulamā adalah dengan ucapan syukurnya kepada Allāh dan kerendahan hati dihadapan-Nya. Dan ia tahu bahwa Allāh telah memberikan kepadanya kelebihan khusus, telah menjadikannya salah seorang pewaris nabi. Dan ia tahu bahwa manusia sangat butuh kepada ilmunya. Maka dia akan merendah dan berakhlak dihadapan para muridnya._

_Dia tidak akan merendahkan dan meremehkan para muridnya. Dan ia akan memberikan saran-saran serta trik-trik agar para muridnya bisa belajar dengan baik. Jika seorang ulamā, seorang guru, seorang pengajar bisa memiliki adab seperti itu, pasti Allāh akan mengangkat derajatnya dan pasti Allāh akan bikin manusia cinta kepada mereka._

_Umar bin Al Khaththāb berkata :_

_"Pelajarilah ilmu, pelajarilah adab ilmu, ketenangannya, kesabarannya. Dan rendahkah hati kalian kepada guru-guru kalian. Dan guru-guru kalian hendaknya juga rendah hati kepada kalian. Janganlah kalian menjadi orang yang angkuh kepada ilmu, karena kalau kalian angkuh dengan ilmu kalian, pasti ilmu itu tidak akan bisa mengalahkan kejāhilanmu."_

_Orang yang telah memperhatikan berbagai hal yang telah disampaikan, ia pasti akan mendahulukan ilmu yang wajib terlebih dahulu._

_Dan pasti ia akan bersabar dengan segala halangan dan rintangan dalam menggapainya._

_Dan yang akan melakukan hal itu adalah orang yang memiliki kecemburuan atas agamanya. Ia lebih cemburu kepada agamanya dari pada kepada jiwa dan hartanya. Hal tersebut dimiliki oleh orang yang berilmu lagi berakal._

_Dan harta yang paling berharga, modal pokok seorang mukmin adalah agamanya, ia tidak akan pernah meninggalkannya._

_Dan ketahuilah, semoga Allāh merahmatimu, kita sekarang berada pada suatu masa yang sangat banyak fitnah dan cobaannya, dari berbagai sisi pandangnya._

_Jika seorang tidak memiliki ilmu dan keikhlāsan, tentu mereka tidak akan bisa  menghempaskan fitnah-fitnah tersebut dan pasti mereka akan hancur lebur._

Wallāhu Taala A'lam

Wednesday, December 4, 2019

JADILAH PENUNTUT ILMU DAN PENCARI KEBENARAN* *JANGAN JADI PENYEBAR ADU DOMBA DAN PENCARI FITNAH


Penuntut ilmu mencintai kebenaran dan persatuan di atas kebenaran, bukan malah mencari fitnah, menyebarkan adu domba dan senang merusak ukhuwah dan persahabatan... 

Ketika seseorang membawakan perkataan seseorang kepada orang lain dengan maksud merusak hubungan diantara keduanya, maka dia adalah _SHOHIBUN NAMIMAH_ alias PENGADU DOMBA

Imam Nawawi dalam buku fenomenalnya, RIYADHUSH SHALIHIN membuat bab تحريم النميمة وهي نقل الكلام بَيْنَ الناس عَلَى جهة الإِفساد ( Haramnya _NAMIMAH_, yaitu menukilkan ucapan di tengah manusia dengan tujuan membuat kerusakan )

Allâh _Subhanahu wa Ta'ala_ berfirman,

( هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ [ن:11]، )

_"Yang suka mencela, ke sana kemari, menyebarkan adu domba"_

Nabi ﷺ bersabda,

 لا يَدْخُلُ الجنةَ نمَّامٌ  

_"PENGADU DOMBA takkan masuk surga"_ ( Muttafaq 'alaihi )

Dalam hadits yang lain saat Nabî menjelaskan dua orang yang diadzab di kuburnya, Nabi _Shallallahu 'alaihi wa sallam_ mengatakan,

أمَّا أحَدُهمَا، فَكَانَ يمشِي بالنَّمِيمَةِ

_"Adapun salah satunya, dia orang yang kesana kemari menyebarkan namimah"_ 
( HR. Muslim )

Sahabat Ka'ab berkata,

اتقوا النميمة فإن صاحبها لا يستريح من عذاب القبر

_"Jauhilah namimah, karena pelakunya tidak akan tenang dari siksa kubur."_

Diantara fenomena pelajar saat ini, adalah *suka mengadu domba (sadar maupun tak sadar)*... Saat hadir ke majelis Ustadz Fulan, lalu esoknya ia hadir ke majelis Ustadz Alan, ia sampaikan, _"Ustadz, kemarin ustadz Fulan menyampaikan begini dan begitu..."_, lalu Ustadz Alan menyampaikan tanggapannya, kemudian disampaikan tanggapan ini ke ustadz Fulan, *akhirnya muncul lah bibit permusuhan dan kebencian diantara kedua ustadz tadi gara-gara si pelajar* tadi..

👉🏻 Inilah pelajar PENGADU DOMBA... Apalagi di dunia medsos saat ini...

```Pelajar sejati, saat ia mendapati pendapat salah satu gurunya, maka ia berdo'a meminta taufiq kepada Allâh agar dibimbing mengambil pendapat yang paling kuat, lalu ia menghormati semua gurunya tersebut dan mendo'akan kebaikan bagi mereka```...


••• ════ ༻📚༺ ════ •••

ℳـ₰✍
​✿❁࿐❁✿​
@abinyasalma

🔗 Silahkan disebarluaskan untuk menambah manfaat, dengan tetap menyertakan sumber. 
______________

👥 *WAG Al-Wasathiyah Wal-I'tidāl*
✉ TG :  https://bit.ly/alwasathiyah

Hikmah Berqurban