Skip to main content

MERASA PALING BENAR


https://www.facebook.com/4dMinMB/

Sejatinya, setiap firqoh, kelompok, golongan, aliran, ormas, dan yang semisalnya,  pasti "merasa paling benar sendiri". Tidak mungkin ada suatu firqoh yang merasa tidak paling benar.

Buktinya⁉️

Mereka begitu fanatik, ta'ashub dengan kelompoknya. Mereka membela apapun yang ada pada kelompoknya dengan pembelaan yang luar biasa‼️Hingga seolah membutakan mata dan menulikan telinga; sampai mereka tidak perduli meskipun apa yang dijumpai pada kelompoknya penuh dengan penyimpangan, kesyirikan, kebid'ahan, kemaksiatan, khurafat, serta berbagai pelanggaran syariat.

Bagi setiap pengikut kelompok, kelompoknya merupakan  "fixed price", harga mati yang tidak bisa ditawar lagi. Kelompoknya tetap yang nomer satu. Kelompoknya tetap yang paling benar, tanpa kesalahan.

Sejatinya, "merasa paling benar sendiri" adalah sah-sah saja. Boleh-boleh saja. Asal berani bertanggungjawab atas sikap "merasa paling benar sendiri" tersebut. Silahkan Anda berteriak ke segenap penjuru dunia, bahwa Anda dan kelompok Anda adalah yang paling benar. 

Tapi, pada saat yang sama, Anda harus bertanggungjawab atas seruan Anda tersebut. Kalau sekedar hanya mampu berteriak tanpa disertai tanggungjawab, tidak perlulah manusia, hewan-hewan pun bisa berteriak.

Bagaimanakah tanggungjawab yang dimaksud❓❓

Yakni, ketika Anda memproklamirkan diri sebagai kelompok yang paling benar, maka silahkan Anda datangkan hujjah, bukti, dalil, burhan, keterangan, syawahid (penguat), bahwa Anda dan kelompok Anda adalah yang paling benar. Sebutkan, mana ayatnya, mana haditsnya, disertai penjelasan para Shahabat dan para Ulama yang kredibel dalam ilmu keislaman. 

Kalau Anda sanggup menghadirkan dalil dan bukti, pengakuan Anda diterima. Kalau tidak, mohon maaf, sebaiknya Anda berhenti berteriak sebelum maut menghentikan teriakan Anda.

Apa yang dimaksud dengan dalil dan bukti kebenaran❓❓

Yakni, keterangan dari Allah dan Rasul-Nya dengan pemahaman para Shahabat. Ini dalil dan bukti yang bisa diterima dalan Islam. Bukan dalil dan bukti hasil rekayasa, penipuan, pembodohan, akal-akalan, serta dominasi hawa nafsu.

Mengapa❓❓

Karena tolok ukur kebenaran adalah apa yang datang dari Allah. Dia 'Azza wa Jalla berfirman "Al-haqqu min Robbika falaa takuunanna minal mumtariin..."

"Kebenaran itu datang dari Rabb-mu, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu" 

Inilah kebenaran yang hakiki. Ia datang dari Allah, disampaikan kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam, oleh Rasulullah diajarkan kepada para Shahabat, seterusnya diajarkan kepada Tabi'in, terus kepada Tabi'ut Tabi'in dan seterusnya diemban oleh para Ulama hingga sampai pada kita hari ini..

❎Kebenaran yang sejati tidaklah datang dari para pendiri, pemimpin, serta pembesar kelompok. 

❎Tidak pula datang dari kebiasaan serta warna dan ciri khas kelompok

❎Kebenaran bukan pula berasal dari tradisi leluhur dan nenek moyang. 

✔️Kebenaran datang dari sisi ALLAH Azza wa Jalla. Ia datang melalui dalil-dalil ilmiah dari Kitabullah dan As-Sunnah dengan pemahaman (manhaj) para Salaf (para Shahabat)

Mengapa kebenaran itu harus dengan pemahaman/metode/manhaj Salaf❓❓

Iya. Karena hal ini juga merupakan syarat kebenaran yang ditetapkan oleh Rasulullah sendiri. Kita insyaAllah sudah terlalu sering mendengar hadits tentang iftirooqul ummah (perpecahan umat). Rasulullah mengabarkan ada 73 golongan. Semuanya masuk neraka kecuali 1 golongan.

Siapakah 1 golongan yang selamat itu (Al-Firqoh An-Naajiyah)❓❓

Beliau Shalallahu'alaihi wa sallam menjelaskan "Maa kaana ana 'alaihil yauma wa ash-haabiy"

"Yang berada di atas jalanku hari ini bersama para Shahabat ku" 

Ini berarti, segala bentuk pemahaman, dari mana dan siapapun datangnya, selama tidak bersumber dari pemahaman Shahabat, maka itu bukan kebenaran. Melainkan sekedar   "sumbangan pemikiran", yang bisa diambil dan bisa dibuang. Diambil bila mencocoki manhaj (pemahaman) para Salaf (Shahabat). Dibuang bila bertentangan dengannya.

Saudaraku, para peniti Manhaj Salaf (Salafiyyun) memiliki kesamaan sekaligus perbedaan dan mereka yang di luar Manhaj Salaf.

Kesamaannya adalah, sama-sama "merasa paling benar sendiri". Para pengikut Manhaj Salaf merasa yakin 100% di atas kebenaran; sebagaimana mereka yang di luar Manhaj Salaf juga yakin 100% bahwa Manhaj mereka adalah haq.P

Perbedaannya, para pengikut Manhaj Salaf lebih ilmiah. Mereka membangun pengakuannya dan "merasa paling benar sendiri" di atas dalil, hujjah, bukti, serta burhan yang haq, yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi dengan pemahaman para Salaf. Tidaklah mereka beraqidah kecuali dengan aqidah Nabi dan para Salaf. Tidaklah mereka beribadah kecuali dengan bimbingan dan petunjuk Nabi beserta para Salaf. Tidaklah mereka memahami agama kecuali dengan pemahaman Nabi dan para Salaf.

Sedangkan semua kelompok di luar Manhaj Salaf, selalu saja ada perkara tertentu yang tidak selaras dengan petunjuk Nabi dan para Shahabat; baik dari aspek aqidah, ibadah, muamalah, metode dakwah, dll.

Inilah mengapa saya pribadi lebih memilih Manhaj Salaf daripada manhaj-manhaj yang lain; karena Manhaj Salaf rujukan metodenya sangat jelas.

Bagaimana dengan Anda❓❓

Sumber:

https://www.facebook.com/297399790316608/posts/3453243871398835/

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...