Skip to main content

Salaf Sampai Kekurangan Ustadz

 

Bismillah...

Oleh : Siswo Kusyudhanto

Beberapa hari terakhir ini saya agak sibuk karena ada beberapa permintaan tenaga ustadz dari sejumlah daerah di Indonesia, saya menghubungi beberapa ustadz dibeberapa daerah dan meminta bantuan mereka untuk mencari tenaga ustadz yang akan di tempatkan di sejumlah daerah seperti Selat Panjang, Riau(alhamdulillah sudah dapat) dan juga Palangkaraya, sampai  saya dengar juga dari seorang ustadz saat ini tengah membutuhkan tenaga pengajar untuk di Mimika Papua. 

Alhamdulillah mendengar hal tersebut ikut senang juga ternyata dakwah Salafiyah berkembang diberbagai daerah meskipun diterpa badai fitnah yang seakan tidak pernah usai. 

Ada satu lokasi bahkan sudah ada masjidnya megah berdiri tenaga ustadz nya cuma satu orang, sementara dia harus membina kegiatan tahfizh, isi kajian, sampai khutbah Jum'at, MasyaAllah. 

Jadi teringat perkataan Ustadz Khalid Basalamah ketika ditanya kenapa dakwah ini berkembang begitu pesat, kata beliau dakwah ini sangat pesat jumlah jama'ah nya karena menyampaikan ilmu yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadits, dan itu disampaikan secara hitam putih, jelas mana yang halal dan mana yang haram, mana yang Tauhid dan mana yang Syirik, mana yang Sunnah dan mana yang Bid'ah, sehingga apa yang disampaikan dalam materi kajian dakwah ini mudah diterima oleh masyarakat luas. 

Mungkin perkataan beliau benar, kalau saya hitung secara kasar mungkin jumlah jamaah Salafiyah saat ini sudah sekitar 3,3 juta orang di Indonesia (meskipun termasuk minoritas karena jumlah Muslim di Indonesia adalah sekitar 206 juta orang) , bahkan mungkin bisa lebih dari itu, angka tersebut saya ambil dari jumlah oplah cetak buku paling best seller dikalangan jamaah kajian Salafiyah yakni buku Dzikir Pagi Petang karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas yang sudah dicetak lebih dari 3,3 juta copy dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia, asumsi saya mustahil ada jamaah diluar Salafiyah memiliki buku ini, Allahua'lam. 

Semoga dakwah ini terus berkembang, hingga kemudian Tauhid benar-benar tegak di negri ini, dengan harapan nikmat Allah Azza Wa Jalla akan tercurah ke negri ini, dan kemudian Islam berjaya, Aamiin. 

Allah ta’ala berfirman,

{وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ}

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka setelah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa, mereka senantiasa menyembah-Ku (samata-mata) dan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik” (QS An Nuur:55).

Sumber: https://muslim.or.id/28891-meraih-kejayaan-islam-dengan-tauhid.html

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...