Showing posts with label salafi. Show all posts
Showing posts with label salafi. Show all posts

Monday, September 23, 2024

Takut Kemunafikan


 

KAJIAN ISLAM ILMIAH TENTANG TAKUT KEMUNAFIKAN

Dari sahabat Abdullah ibn Amr ibn Ash radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Empat sifat yang apabila terkumpul pada seseorang, maka dia adalah munafik yang murni. Dan barang siapa memiliki salah satu darinya, berarti dia mempunyai sifat kemunafikan sampai ia meninggalkannya: apabila berbicara, ia berdusta; apabila berjanji, ia mengingkari; apabila diberi amanah, ia berkhianat; dan apabila bertengkar, ia berlebihan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Juga dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Ciri orang munafik ada tiga: apabila berbicara, ia berdusta; apabila berjanji, ia menyelisihi; dan apabila diberi amanah, ia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Itulah shalatnya orang munafik. Ia menunggu matahari sampai berada di antara dua tanduk setan, kemudian berdiri cepat-cepat shalat empat rakaat, dan tidak mengingat Allah di dalamnya kecuali sedikit.'” (HR. Muslim).

Kemunafikan atau sifat munafik adalah salah satu sifat hati yang sangat buruk, yaitu menampakkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang disembunyikan. Jika yang ditampakkan berbeda dengan apa yang disembunyikan terkait keyakinan, maka disebut dengan nifaq i’tiqadi, yaitu kemunafikan besar yang mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Ini sebagaimana firman Allah tentang orang-orang munafik:

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ

“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: ‘Kami telah beriman’. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: ‘Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok'”. (QS. Al-Baqarah[2]: 14)

Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ

“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: ‘Kami bersaksi, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah’. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.”(QS. Al-Munafiqun[63]: 1)

Adapun jika yang ditampakkan berbeda dengan apa yang disembunyikan terkait amalan-amalan, seperti menampakkan kejujuran padahal di dalam hati ia berdusta, atau menampakkan niat menepati janji padahal di dalam hati ia berniat tidak menepatinya, maka ini disebut dengan nifaq amali atau kemunafikan kecil.

Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali ayat yang mencela orang-orang munafik, menyebutkan sifat-sifat dan karakter mereka. Bahkan, di dalam Al-Qur’an ada surah yang disebut dengan Surah Al-Fadhihah (الفاضحه), yaitu yang menerangkan dan mengungkap keburukan orang-orang munafik, dan termasuk di antara surah-surah yang terakhir turun dari Al-Qur’an, yaitu Surah At-Taubah. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengungkap di dalamnya sifat-sifat orang munafik, membuka aib-aib mereka, menjelaskan keburukan mereka, dan menampakkan apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka, yaitu kedengkian dan hasad kepada Islam dan kaum muslimin.

Qatadah rahimahullah berkata, “Surah ini (At-Taubah) disebut dengan Al-Fadhihah, yaitu Fadhihatul Munafikin, yang membuka dan membongkar keburukan orang-orang munafik.”

Di antara keadaan orang-orang munafik atau sifat mereka adalah apabila mereka bersama kelompok mereka, mereka berkumpul untuk memperolok-olok agama, mengejek hamba-hamba Allah yang beriman, serta menghina dan mengejek perbuatan atau ibadah-ibadah yang agung yang disyariatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka menghina orang yang berpegang teguh dengan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Apabila mereka menutup majelis mereka, mereka khawatir dan takut apabila turun satu surah dari Al-Qur’an yang membuka dan membongkar serta menjelaskan aib-aib mereka. Allah Ta’ala berfirman:

يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَنْ تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي قُلُوبِهِمْ ۚ قُلِ اسْتَهْزِئُوا إِنَّ اللَّهَ مُخْرِجٌ مَا تَحْذَرُونَ

“Orang-orang munafik itu takut akan diturunkan kepada mereka satu surah yang menerangkan apa yang ada dalam hati mereka. Katakanlah: ‘Teruskanlah ejekan-ejekanmu. Sesungguhnya Allah akan menampakkan apa yang kamu takuti.'” (QS. At-Taubah [9]: 64).

Maka turunlah Surah At-Taubah yang mengungkap aib orang-orang munafik. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang menyebutkan sifat-sifat orang munafik dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, alladzina (yaitu orang-orang) atau firman-Nya waminhum (dan di antara mereka), kemudian Allah sebutkan sifat-sifat mereka tanpa menyebutkan nama-nama mereka, supaya hukum tersebut menjadi hukum umum yang berlaku sampai hari kiamat.

Maka, siapa pun yang memiliki sifat tersebut, dialah orang munafik. Oleh karena itu, wajib bagi setiap Muslim untuk benar-benar waspada terhadap kemunafikan, amalan-amalan orang-orang munafik, serta sifat-sifat mereka. Sesungguhnya Allah menyebutkan tentang sifat-sifat mereka dalam Al-Qur’an agar setiap Muslim berhati-hati dan jangan sampai terjatuh dalam salah satu dari sifat-sifat tersebut. Seorang Muslim perlu memperbanyak doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar dilindungi dari sifat-sifat orang-orang munafik.

Dari sahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan bahwa di antara doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ، وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْبُخْلِ، وَالْهَرَمِ، وَالْقَسْوَةِ، وَالْغَفْلَةِ، وَالْعَيْلَةِ، وَالذِّلَّةِ، وَالْمَسْكَنَةِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ، وَالْكُفْرِ، وَالْفُسُوقِ، وَالشِّقَاقِ، وَالنِّفَاقِ، وَالسُّمْعَةِ، وَالرِّيَاءِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الصَّمَمِ، وَالْبُكْمِ، وَالْجُنُونِ، وَالْجُذَامِ، وَالْبَرَصِ، وَسَيِّءِ الْأَسْقَامِ.

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, sifat kikir, usia lanjut (ketuaan), kekerasan hati, kelalaian, kemiskinan, kehinaan, dan kerendahan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekufuran, kefasikan, pertengkaran, kemunafikan, sum’ah, riya’. Juga aku berlindung diri kepada-Mu dari ketulian, kebisuan, kegilaan, penyakit kulit dan semua penyakit-penyakit yang berbahaya.” (HR. Al-Hakim)

Sumber : https://www.radiorodja.com/54439-takut-kemunafikan/

Friday, September 22, 2023

10 BID"AH DAN SYIRIK DALAM SHALAWAT YANG DI BUAT-BUAT


 Ⓜ️𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐒𝐮𝐧𝐧𝐚𝐡 𝐍𝐚𝐛𝐢

-----------------------------------

📺 10 BID"AH DAN SYIRIK DALAM SHALAWAT YANG DI BUAT-BUAT

-----------------------------------

👤 Ustadz Sofyan Chalid Bin Idham Ruray, Lc Hafidzahullah

-----------------------------------

Sudahkah Kita Berbuat Sesuatu untuk Agama Islam, Sudahkah Kita Menolong Agama Allah?

Berlomba-lomba dalam kebaikan dengan share, tag, mention ke orang lain. Satu orang yang tahu ilmu karena info dari kamu, insyaAllah bernilai pahala karena mengajak kepada kebaikan.

Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim].

# sunnah#

Semoga Bermanfaat, Silahkan Share semoga mendapatkan pahala jariyahnya.

Simak Juga Artikel Kami Lainnya di:

https://www.youtube.com/playlist?list=PLIJQYJ-Cz_XkX6L_nhAGqOAX9FX9MDKQQ

YT Search : @DUNIA-AKHIRAT

Friday, October 7, 2022

SALAFI BUKAN ALIRAN TERTENTU

https://chat.whatsapp.com/CQ3A7BnDabG6qgK2l0agLn

Khusus Ikhwan (laki²)

Salafi bukanlah suatu aliran atau kelompok tertentu, akan tetapi Salafi adalah penisbatan kepada para Salaf yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sahabat, dan generasi terbaik setelahnya yaitu Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in.

Bagi yang sudah belajar bahasa Arab tentu mereka paham, bahwa kata “Salaf” (سلف) jika ditambahkan huruf “yaa’ nisbah” maka artinya adalah penisbatan kepada Salaf. Sebagaimana kata yang sudah sering kita dengar “Islami” adalah penisbatan kepada Islam. Jadilah “pakaian Islami, akhlak Islami, dan lain-lain.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa beliau adalah “Salaf”. Beliau berkata kepada putri beliau yaitu Fathimah:

اِتَّقِيْ اللهَ وَاصْبِرِي فَإِنَّ نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ

*“Bertakwalah kamu dan bersabarlah karena sesungguhnya sebaik-baik Salaf bagi kamu adalah aku” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).*

Begitu juga Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada putrinya yang hendak akan meninggal,

اِلْحَقِيْ بِسَلَفِنَا الصَّالِحِ عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُوْنٍ

*“Susul-lah para Salaf (pendahulu) kita yang shalih, Utsman bin Mazh’un” (HR ath Thabrani di dalam al Mu’jam al Ausath no. 5736).*

Demikian juga dengan penyebutan *“Dakwah Salafiyah”.* Bagi yang sudah belajar bahasa Arab tentu paham. Artinya adalah dakwah menyeru kepada pemahaman (metodologi) para Salaf dalam beragama. Para Salaf tersebut adalah generasi terbaik dalam Islam yang mana pemahaman agama mereka yang paling baik dan tentu harus kita ikuti. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

خَيْرُكُمْ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُم

*“Generasi terbaik adalah generasi di zamanku, kemudian generasi setelahnya (Tabi’in), kemudian generasi setelahnya (Tabi’ut Tabi’in)” (HR. Bukhari 2651 dan Muslim 6638).*

Jadi jika ada ungkapan *“saya keluar dari Salafi”,* tentu belum memahami benar istilah ini dan semoga mereka yang berkata demikian bisa memahami dan mendapatkan kebaikan yang banyak.

*KENAPA SIH KOK ADA ISTILAH SALAFI ?*

Merujuk kepada hadits mengenai umat akan terpecah belah menjadi 73 golongan (aliran) semuanya akan masuk Neraka (tidak kekal) kecuali satu yang selamat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلاَثَةٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً. قِيلَ: مَنْ هِيَ يَا رَسُولَ الَّهلِ؟ قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِيْ

*“Umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan. Semuanya masuk Neraka, kecuali satu golongan. Beliau ditanya, ‘Siapakah dia wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘(Golongan) yang menempuh jalan hidup (manhaj) yang aku dan para sahabatku tempuh”(HR. At-Tirmidzi).*

Nah, satu yang selamat inilah yang dimaksudkan oleh para ulama. Berdasarkan penelitian para ulama nama satu kelompok ini ada banyak misalnya Firqatun najiyyah, Ahlus sunnah wal jamaah, ahlul Hadits, Salafi dan lain-lain.

Dahulunya para ulama mengenalkan dan mempopulerkan istilah ahli hadits atau ahlus Sunnah Wal Jamaah, akan tetapi tatkala semua pihak dan aliran yang menyimpang juga mengaku bahwa mereka adalah Ahlus Sunnah Wal Jamaah, maka para ulama belakangan mempopulerkan istilah “Salafi”, akan tetapi saat inipun cukup banyak yang mengaku Salafi tetapi akhlak, agama, dan kepribadian mereka tidak sesuai dengan akhlak dan agama para Salaf.

Jika ada yang berkomentar, *“Salafi itu aliran keras dan maunya menang sendiri saja”.*

Bisa jadi karena ulah “OKNUM” yang mengaku-ngaku Salafi. Cara bijak menyikapinya adalah jangan digeneralisir. Padahal para Salaf mengajarkan agar dakwah itu lembut, menghindari debat kusir walaupun kita menang secara ilmu, murah senyum dan berwajah ceria, serta menginginkan kebaikan kepada saudaranya.

Jika ada yang berkomentar, *“Salafi itu gampang membid’ahkan, mengkafirkan, dikit-dikit bid’ah”.*

Bisa jadi karena ulah “OKNUM” yang mengaku-ngaku, tetapi jangan digeneralisir. Padahal para Salaf mengajarkan agar tidak sembarangan membi’dahkan dan mengkafirkan. Kehormatan seorang muslim itu tinggi. Jika benar seseorang melakukan perbuatan Bid’ah atau syirik, maka pelakunya belum tentu langsung otomatis dicap ahli Bid’ah dan ahli kesyirikan karena bisa jadi ada udzur syar’i.

Ingat, para Salaf mengajarkan, dakwah adalah menginginkan kebaikan kepada saudaranya, caranya harus baik dan lembut dan tepat keadaan. Jika dakwah diterima alhamdulillah, jika ditolak maka mereka didoakan, tidak boleh dimusuhi karena mereka adalah saudara kita dan memiliki hak-hak persaudaraan sesama muslim.

ULAMA SEJAK DAHULU SUDAH MENGGUNAKAN ISTILAH "SALAF"

Kata “Salaf” bukanlah kata-kata yang baru. Ulama sejak dahulu sudah menggunakannya, bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana pada hadits yang kami bawakan di awal.

Berikut kami nukil perkataan ulama-ulama sejak zaman dahulu yang sudah dikenal oleh kita:

1️⃣. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah (wafat 204 H)

وأعرف حق السلف الذين اختارهم الله تعالى لصحبة نبيه صلى الله عليه وسلم، والأخذ بفضائلهم، وامسك عما شجر بينهم صغيره وكبيره

*“Dan aku mengakui hak para SALAF yang telah dipilih oleh Allah untuk menemani Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan menerima keutamaan-keutamaan mereka, dan aku menahan diri dari perkara yang mereka percekcokan baik yang kecil atau besar” (Al-Amru bi-ittiba’, As-Suyuthi).*

2️⃣. Ahli tafsir Ibnu Katsir rahimahullah

وأما قوله تعالى: { ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ } فللناس في هذا المقام مقالات كثيرة جدا، ليس هذا موضع بسطها، وإنما يُسلك في هذا المقام مذهب السلف الصالح: مالك، والأوزاعي، والثوري والليث بن سعد، والشافعي، وأحمد بن حنبل، وإسحاق بن راهويه وغيرهم، من أئمة المسلمين قديما وحديثا، وهو إمرارها كما جاءت من غير تكييف ولا تشبيه ولا تعطيل

*“Sedangkan firman Allah ta’ala: ‘Kemudian Dia istiwa’ di atas ‘Arsy’, maka orang-orang dalam masalah ini mempunyai pendapat yang sangat banyak. Dan ini bukanlah tempat untuk menjabarkannya. Pendapat  inilah yang ditempuh oleh mazhabnya AS-SALAF ASH-SHALIH yaitu Imam Malik, Al-Auza’i, Sufyan Ats-Tsauri, Al-Laits bin Sa’ad, Asy-Syafi’i, Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rohuyah dan imam-imam kaum muslimin baik yang dahulu dan sekarang, yakni menetapkannya tanpa takyif, tasybih dan ta’thil” (Tafsir Ibnu Katsir 3/426-427, syamilah).*

3️⃣. Imam An-Nawawi rahimahullah berkata,

وَاحْتَجَّ الشَّافِعِيُّ – رحمه الله – بِمَا رَوَى عَمْرُو بْنُ دِينَارٍعن ابن عمر رضي الله عنهما أَنَّهُ كَرِهَ أَنْ يَدَّهِنَ فِي عَظْمِ فِيلٍ لِأَنَّهُ مَيْتَةٌ، والسلف يطلقون الكراهة و يريدون بها التحريم

*“Imam Asy-Syafii rahimahullah berhujjah dengan yang diriwayatkan oleh Amr bin Dinar dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma bahwa beliau memakruhkan memakai minyak dari tulang gajah, karena itu bangkai. Dan para SALAF memberikan istilah dengan makruh sedangkan maksud mereka adalah pengharaman” (Al-Majmu’ 1/127).*

Demikian semoga bermanfaat

Penyusun: *Ustadz dr. Raehanul Bahraen*

Pemurajaah: Ustadz Abu Yazid Nurdin

Artikel muslim.or.id

Sumber: https://muslim.or.id/36561-salafi-bukan-aliran-tertentu.html

Monday, September 26, 2022

SABAR DAN TAAT KEPADA PEMIMPIN

Diriwayatkan Dari Abdullah Bin Mas’ud Radhiallahu ‘anhu, Dia Berkata,

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam Bersabda:

إِنَّهَا سَتَكُونُ بَعْدِي أَثَرَةٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ كَيْفَ تَأْمُرُنَا؟

https://chat.whatsapp.com/C8NuL8ENpq17HSEDIzqJQA

“akan Muncul Setelahku Atsarah (Orang-orang Yang Mengutamakan Diri Mereka Sendiri Dan Tidak Memberikan Hak Kepada Orang Yang Berhak, Red.) Dan Perkara-perkara Yang Kalian Ingkari.”

Mereka (Para Sahabat, Red.) Bertanya, “apa Yang Engkau Perintahkan Kepada Kami, Wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam Berkata,

تُؤَدُّوْنَ الْحَقَّ الَّذِيْ عَلَيْكُمْ وَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الَّذِيْ لَكُمْ

“tunaikanlah Kewajiban Kalian Kepada Mereka Dan Mintalah Hak Kalian Kepada Allah.”
(Sahih, Hr. Al-bukhari Dan Muslim Dalam Shahih Keduanya)

✅ Atsarah Adalah Pemimpin Yang Dzalim, Dengan Melakukan:
👉 Kkn
👉 Mendzalimi Rakyat Nya
👉 dan semisal nya

✅ Nabi Mengajar Kan, Untuk:
👉 Sabar,
👉 Tunaikan Kewajiban Kalian
👉 Adapun Hak, Minta Sama Allah

✅ Taat Kepada Pemimpin Yang Dzalim, Bukan Berarti Pengecut
👉 Harus Menimbang, Maslahat Dan Mudharat
👉 Pemimpin Punya Pasukan Yang Besar, Bila Melawan Akan Memudharatakan Masyarakat - Bisa Bertambah Tumpah Darah

✅ Bila Bertemu 2 Mudharat, Maka Ambillah Mudharat Yang Lebih Kecil
✅ Dengan Sabar, Keadaan Wilayah Aman, Harta Dan Jiwa Pun Terselamatkan
✅ Melaksanakan Kewajiban Kepada Penguasa Adalah, Taat Kepada Pemerintah, Dalam Hal Yang Tidak Maksiat Kepada Allah
✅ 1 Orang Muslim, Lebih Besar Dari Pada Hancur Nya Dunia Dan Segala Isinya
✅ Dengan Demonstrasi, Akhirnya Ada Yang Terbunuh, Maka Hal Ini Di Haramkan
✅ Bila Melihat Pemimpin Yang Rusak, Maka Bencilah Perbuatan Nya, Dan Jangan Memberontak Nya
✅ Bukan Berarti, Ketika Pemimpin Dzalim Itu Kita Diam Saja, Namun Kita Harus Menimbang Apa Apa Yang Terburuk, Yang Akan Terjadi, Bila Memberontak Pemimpin
✅ Sabar Adalah Kunci, Untuk Mendapatkan Telaga Nabi, Yaitu Al Kautsar, Sifatnya Telaga Ini :
👉 Sumbernya Dari Sungai Di Surga - Al Kautsar, Di Padang Mahsyar
👉 Akan Di Lewati Oleh Orang-orang Yang Beriman, Dan Siapa Yang Meminumnya, Maka Tidak Akan Haus, Selama Lamanya
👉 Airnya Lebih Putih Dari Susu
👉 Manis Nya Lebih Manis Dari Madu
👉 Lebarnya Dan Panjang Nya, Perjalanan Satu Bulan Lamanya

✅ Di Surga, Minum Bukan Karena Haus, Namun Menikmati Apa Yang Di Minum
✅ Termasuk, Makan Di Surga Bukan Karena Lapar, Namun Menikmati Apa Yang Di Makan

✅ Termasuk Di Surga Tidak Ada Tidur, Atau Ngantuk
✅ Syarat Masuk Surga, Harus Mendapatkan Kenikmatan Yang Terus Menerus, Adapun Tidur Adalah Saudara Dari Kematian

Wallahu A'lam

Tuesday, September 13, 2022

Al Ala || Bacaan Al Quran Riwayat Hafs


Semoga Video Ini Bermanfaat, Silahkan Share jika dirasa bermanfaat dan semoga mendapatkan pahala jariyahnya. Masukan dan Saran Serta Kritik Membangun sangat diharapkan ke email : tujuanmucom@gmail.com Simak Juga Artikel Kami Lainnya di Channel Youtube : https://www.youtube.com/c/TopChannelOne Play List Kajian Sunnah di Youtube : https://www.youtube.com/playlist?list=PLIJQYJ-Cz_XkX6L_nhAGqOAX9FX9MDKQQ Tag : al ala,allah,alala,a'laa,alasr,halal,#islam,#salaf,allahu,al a'la,al aala,islami,sholat,salafi,alafasy,al-a'la,tv islam,tilawah,islamic,alafasi,langgam,hafalan,latihan,al a'ala,sura ala,abdullah,al-falaq,shalawat,surah ala,lagu anak,sholawat,al-'a`la,al-ikhlas,surah a'la,surah aala,blackpink,surah al ala,surat al ala,al ala surah,bangladesh,sura al a'la,sura al aala

Saturday, February 26, 2022

Salaf Sampai Kekurangan Ustadz

 

Bismillah...

Oleh : Siswo Kusyudhanto

Beberapa hari terakhir ini saya agak sibuk karena ada beberapa permintaan tenaga ustadz dari sejumlah daerah di Indonesia, saya menghubungi beberapa ustadz dibeberapa daerah dan meminta bantuan mereka untuk mencari tenaga ustadz yang akan di tempatkan di sejumlah daerah seperti Selat Panjang, Riau(alhamdulillah sudah dapat) dan juga Palangkaraya, sampai  saya dengar juga dari seorang ustadz saat ini tengah membutuhkan tenaga pengajar untuk di Mimika Papua. 

Alhamdulillah mendengar hal tersebut ikut senang juga ternyata dakwah Salafiyah berkembang diberbagai daerah meskipun diterpa badai fitnah yang seakan tidak pernah usai. 

Ada satu lokasi bahkan sudah ada masjidnya megah berdiri tenaga ustadz nya cuma satu orang, sementara dia harus membina kegiatan tahfizh, isi kajian, sampai khutbah Jum'at, MasyaAllah. 

Jadi teringat perkataan Ustadz Khalid Basalamah ketika ditanya kenapa dakwah ini berkembang begitu pesat, kata beliau dakwah ini sangat pesat jumlah jama'ah nya karena menyampaikan ilmu yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadits, dan itu disampaikan secara hitam putih, jelas mana yang halal dan mana yang haram, mana yang Tauhid dan mana yang Syirik, mana yang Sunnah dan mana yang Bid'ah, sehingga apa yang disampaikan dalam materi kajian dakwah ini mudah diterima oleh masyarakat luas. 

Mungkin perkataan beliau benar, kalau saya hitung secara kasar mungkin jumlah jamaah Salafiyah saat ini sudah sekitar 3,3 juta orang di Indonesia (meskipun termasuk minoritas karena jumlah Muslim di Indonesia adalah sekitar 206 juta orang) , bahkan mungkin bisa lebih dari itu, angka tersebut saya ambil dari jumlah oplah cetak buku paling best seller dikalangan jamaah kajian Salafiyah yakni buku Dzikir Pagi Petang karya Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas yang sudah dicetak lebih dari 3,3 juta copy dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia, asumsi saya mustahil ada jamaah diluar Salafiyah memiliki buku ini, Allahua'lam. 

Semoga dakwah ini terus berkembang, hingga kemudian Tauhid benar-benar tegak di negri ini, dengan harapan nikmat Allah Azza Wa Jalla akan tercurah ke negri ini, dan kemudian Islam berjaya, Aamiin. 

Allah ta’ala berfirman,

{وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ}

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka setelah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa, mereka senantiasa menyembah-Ku (samata-mata) dan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik” (QS An Nuur:55).

Sumber: https://muslim.or.id/28891-meraih-kejayaan-islam-dengan-tauhid.html

Thursday, December 16, 2021

Julukan Ahlus Sunnah Jangan Salah Kaprah

https://t.me/menebar_cahayasunnah

💬 Sebutan Ahlus Sunnah 

diriwayatkan dari salah seorang shohabat Nabi yaitu Ibnu Abbas ketika menjelaskan firman Allah, 

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ   )*

"Hari dimana ada yang wajahnya putih berseri dan ada pula yang wajahnya hitam."

 📖  Ali Imron: 106.

❉ Beliau berkata,

فأما الذين ابيضت وجوههم: فأهل السنة والجماعة وأولوا العلم وأما الذين اسودت وجوههم: فأهل البدع والضلالة

"Adapun mereka yang putih wajahnya adalah Ahlus Sunnah wal Jamaah dan ahlul ilmi, sedangkan orang yang hitam wajahnya mereka adalah ahlul bida' wad dholalah." 

📒 'Syarh Ushul I’tiqod Ahlis 

Sunnah' 1/72,  'Ma'alimut Tanzil' 1/339, Tafsir Ibnu Katsir 2/72.

𑁍 Kemudian penyebutan Ahlus Sunnah dipopulerkan oleh para ulama setelahnya seperti Muhammad bin Sirin, Ayyub As Sakhtiyani, Sufyan Ats Tsawri, Al Fudhoil bin Iyadh, Abu Ubaid Al Qosim bin Sallam, Ahmad bin Hanbal dan yang lain.

❉ Maka Ahlus Sunnah wal Jamaah pada asalnya merupakan lawan dari Ahlul Bid'ah wad Dholalah.

۞ Yakni orang yang berislam dengan mengikuti sunnah (petunjuk) Nabi ﷺ dan berkumpul di atas al jamaah (kebenaran).

⚠️ Tidak sebagaimana ahlul 

bid'ah yang menuruti selera hawa nafsunya dalam beragama, mengedepankan kepentingan ormasnya, hanya mengikuti pendapat dan pemikiran tokohnya.

🎙️ Syaikhul Islam Ibnu 

Taimiyyah berkata, 

هم المتمسكون بكتاب الله وسنة رسوله ﷺ وما اتفق عليه السابقون الأولون من المهجرين والأنصار والذين اتبعوهم بإحسان

"Mereka adalah orang-orang yang memegang teguh Al Qur'an dan sunnah (petunjuk) Rosul-Nya ﷺ dan semua yang disepakati oleh para shohabat generasi pendahulu ummat ini dari kalangan Muhajirin dan Anshor serta yang mengikuti jalan mereka dengan baik."

📕 'Majmu' Fatawa' 2/375.

☝Siapa yang berislam dan 

memahami Al-Qur'an berdasarkan penafsiran Rosulullah ﷺ dan para shohabat serta mengikuti ijma' para salaf maka dialah Ahlus Sunnah.

💦 Semoga Allah 

menggolongkan kita termasuk Ahlus Sunnah yang hakiki, bersabar mengikuti sunnah, dan dijauhkan dari perkara baru yang diada-adakan dalam beragama.

✍🏻  Ustadz Fikri Abul Hasan حفظہ ٱللہ

*(  Lafazh ayat ditambahkan oleh Admin.

Wednesday, December 1, 2021

Pengaruh Ibadah Bagi Seorang Muslim

Ⓜ️edia Sunnah Nabi

Oleh :

Ustadz Abdullah bin Taslim Al-Buthoni

Syariat Islam yang mencakup akidah (keyakinan), ibadah dan mu’amalah, diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla dengan ilmu-Nya yang Maha Tinggi dan hikmah-Nya yang Maha Sempurna, untuk kebaikan dan kemaslahatan hidup manusia. Karena termasuk fungsi utama petunjuk Allah Azza wa Jalla dalam al-Qur’ân dan sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah untuk membersihkan hati dan mensucikan jiwa manusia dari semua kotoran dan penyakit yang menghalanginya dari semua kebaikan dalam hidupnya.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Sungguh Allah telah memberi karunia (yang besar) kepada orang-orang yang beriman, ketika Allah mengutus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, mensucikan (hati/jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al Qur`ân) dan al-Hikmah (Sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Rasul) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. *[Ali ‘Imrân/3:164]*

Makna firman-Nya “mensucikan (hati/jiwa) mereka” adalah membersihkan mereka dari keburukan akhlak, kotoran jiwa dan perbuatan-perbuatan jahiliyyah, serta mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya (hidayah Allah Azza wa Jalla ). [1]

Maka kebersihan hati seorang Muslim merupakan syarat untuk mencapai kebaikan bagi dirinya secara keseluruhan, karena kebaikan seluruh anggota badannya tergantung dari baik/bersihnya hatinya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

Ketahuilah, bahwa dalam tubuh manusia terdapat segumpal (daging), yang kalau segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh (anggota) tubuhnya, dan jika segumpal daging itu buruk maka akan buruk seluruh (anggota) tubuhnya), ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati (manusia).”[2]

*🛑 HIKMAH AGUNG DISYARIATKANNYA IBADAH*

Inilah hikmah agung disyariatkannya ibadah kepada manusia, sebagaimana yang Allah Azza wa Jalla tegaskan dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ

Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul-Nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi (kemaslahatan)[3] hidup bagimu. *[al-Anfâl/8:24]"*

Ayat ini menunjukkan bahwa kebaikan dan kemashlahatan merupakan sifat yang selalu ada pada semua ibadah dan petunjuk yang diserukan oleh Allah dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam . Dan ini sekaligus menjelaskan manfaat dan hikmah agung dari semua ibadah yang Allah Azza wa Jalla syariatkan, yaitu bahwa bersih dan sucinyanya hati dan jiwa manusia, yang merupakan sumber kebaikan dalam dirinya[4] , hanyalah bisa dicapai dengan beribadah kepada Allah Azza wa Jalla dan menetapi ketaatan kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam.[5]

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan hikmah yang agung ini dalam ucapan beliau: Tujuan utama dari semua ibadah dan perintah (Allah Azza wa Jalla dalam agama Islam) bukanlah untuk memberatkan dan menyusahkan manusia. Meskipun hal itu mungkin terjadi pada sebagian ibadah dan perintah tersebut sebagai akibat sampingan, karena adanya sebab-sebab yang menuntut keharusan terjadinya hal itu. Ini merupakan konsekuensi kehidupan di dunia. Semua perintah Allah Azza wa Jalla, hak-Nya (ibadah) yang Dia wajibkan kepada hamba-hamba-Nya, serta semua hukum yang disyariatkan-Nya pada hakekatnya merupakan qurratul ‘uyûn (penyejuk pandangan mata), serta kesenangan dan kenikmatan bagi hati manusia, yang dengan semua itulah hati akan terobati, merasakan kebahagiaan, kesenangan dan kesempurnaan di dunia dan akhirat. Bahkan hati manusia tidak akan merasakan kebahagiaan, kesenangan dan kenikmatan yang hakiki kecuali dengan semua itu. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabb-mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah:”Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. *[Yûnus/10:57-58][6]*

Inilah makna ucapan Sahabat yang mulia, Abdullah bin Abbâs Radhiyallahu anhu yaitu: Sesungguhnya amal kebaikan ibadah itu memiliki pengaruh baik berupa cahaya di hati, kecerahan pada wajah, kekuatan pada tubuh, tambahan pada rezki dan kecintaan di hati manusia. Sebaliknya perbuatan buruk (maksiat) itu sungguh memiliki pengaruh buruk berupa kegelapan di hati, kesuraman pada wajah, kelemahan pada tubuh, kekurangan pada rezki dan kebencian di hati manusia.”[7]

*🛑 PENGARUH POSITIP IBADAH BAGI SEORANG MUSLIM*

Untuk memperjelas keterangan di atas, berikut ini kami akan sampaikan beberapa poin penting yang menunjukkan besarnya pengaruh positif ibadah dan amal shaleh yang dikerjakan seorang Muslim dalam kehidupannya.

*1. Kebahagiaan dan kesenangan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat*

Allah Azza wa Jalla berfirman:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh (ibadah), baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” *[an-Nahl/16:97]*

Para Ulama salaf menafsirkan makna kehidupan yang baik (di dunia)dalam ayat di atas dengan kebahagiaan (hidup) atau rezki yang halal dan baik” dan kebaikan-kebaikan lainnya yang mencakup semua kesenangan hidup yang hakiki.[8]

Sebagaimana orang yang berpaling dari petunjuk Allah Azza wa Jalla dan tidak mengisi hidupnya dengan beribadah kepada-Nya, maka Allah Azza wa Jalla akan menjadikan sengsara hidupnya di dunia dan akhirat. Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” *[Thâha/20:124]*[9]

*2. Kemudahan semua urusan dan jalan keluar/solusi dari semua masalah dan kesulitan yang dihadapi*

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. *[ath-Thalâq/65:2-3]*

Ketakwaan yang sempurna kepada Allah Azza wa Jalla tidak mungkin dicapai kecuali dengan menegakkan semua amal ibadah yang wajib dan sunnah (anjuran), serta menjauhi semua perbuatan yang diharamkan dan dibenci oleh Allah Azza wa Jalla .[10]

Dalam ayat berikutnya Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya.' *[ath-Thalâq/65:4]*

Artinya: Allah Azza wa Jalla akan meringankan dan memudahkan semua urusannya, serta memberikan baginya jalan keluar atau solusi yang segera untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.[11]

*3. Penjagaan dan taufik dari Allah Azza wa Jalla*

Dalam sebuah hadits yang shahîh, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada `Abdullâh bin Abbâs Radhiyallahu anhu :

احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ

Jagalah (batasan-batasan/syariat) Allah Azza wa Jalla maka Dia akan menjagamu, jagalah (batasan-batasan/syariat) Allah Azza wa Jalla , maka kamu akan mendapati-Nya di hadapanmu.”[12]

Makna menjaga (batasan-batasan/syariat) Allah Azza wa Jalla ” adalah menunaikan hak-hak-Nya dengan selalu beribadah kepadanya, serta menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.[13] Dan makna “kamu akan mendapati-Nya di hadapanmu”: Dia akan selalu bersamamu dengan selalu memberi pertolongan dan taufik-Nya kepadamu.[14]

Keutamaan yang agung ini hanyalah Allah Azza wa Jalla peruntukkan bagi orang-orang yang mendapatkan predikat sebagai wali (kekasih) Allah Azza wa Jalla , karena mereka selalu melaksanakan dan menyempurnakan ibadahnya kepada Allah Azza wa Jalla , baik ibadah yang wajib maupun sunnah (anjuran). Dalam sebuah hadits qudsi yang shahîh Allah Azza wa Jalla berfirman: Barangsiapa yang memusuhi wali (kekasih)-Ku maka sungguh Aku telah menyatakan perang (pemusuhan) terhadapnya. Tidak ada seorang hambapun yang beribadah kepadaku dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada ibadah yang telah Aku wajibkan padanya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan (ibadah-ibadah) yang sunnah (anjuran/tidak wajib) sehingga Aku pun mencintainya…”[15] .

*4. Kemanisan dan kelezatan iman, yang merupakan tanda kesempurnaan iman*

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ذَاقَ طَعْمَ اْلإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً

Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha dengan Allah Azza wa Jalla sebagai Rabb nya dan Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad n sebagai rasulnya.”[16]

Imam an-Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan hadits di atas, berkata: Orang yang tidak menghendaki selain (ridha) Allah Azza wa Jalla , dan tidak menempuh selain jalan agama Islam, serta tidak melakukan ibadah kecuali dengan apa yang sesuai dengan syariat yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam , tidak diragukan lagi bahwa barangsiapa yang memiliki sifat-sifat ini, maka niscaya kemanisan iman akan masuk ke dalam hatinya sehingga dia bisa merasakan kemanisan dan kelezatan iman tersebut (secara nyata).”[17]

Sifat inilah yang dimiliki oleh para Sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam , yang semuanya mereka capai dengan taufik dari Allah Azza wa Jalla dan kemudian karena ketekunan dan semangat mereka dalam menjalankan ibadah dan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla.Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ

Tetapi Allah menjadikan kamu sekalian (wahai para Sahabat) cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan perbuatan maksiat. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. *[al-Hujurât/49:7]*

*5. Keteguhan iman dan ketegaran dalam berpegang teguh dengan agama Allah Azza wa Jalla.*

Allah Azza wa Jalla berfirman:

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ‘ucapan yang teguh’ dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. *[Ibrâhîm/14:27]*

Ketika menafsirkan ayat ini Imam Qatâdah rahimahullah[18] berkata: Adapun dalam kehidupan dunia, Allah Azza wa Jalla meneguhkan iman mereka dengan perbuatan baik (ibadah) dan amal shalih.”[19]

Fungsi ibadah dalam meneguhkan keimanan sangat jelas sekali, karena seorang Muslim yang merasakan kemanisan dan kenikmatan iman dengan ketekunannya beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla , maka setelah itu dengan taufik dari Allah Azza wa Jalla – dia tidak akan mau meninggalkan keimanannya meskipun dia harus menghadapi berbagai cobaan dan penderitaan dalam mempertahankannya, bahkan semua cobaan tersebut menjadi ringan baginya.

Gambaran inilah yang terjadi pada para Sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam keteguhan mereka sewaktu mempertahankan keimanannya untuk menghadapi permusuhan dan penindasan orang-orang kafir Quraisy, di masa awal Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mendakwahkan Islam. Sebagaimana disebutkan dalam percakapan antara Abu Sufyân dan raja Romawi Hiraqlius, yang dibenarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . Di antara pertanyaan yang diajukan oleh Hiraql kepada Abu Sufyân waktu itu: Apakah ada di antara pengikut (Sahabat) Nabi itu (Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam ) yang murtad (meninggalkan) agamanya karena dia membenci agama tersebut setelah dia memeluknya?” Maka Abu Sufyân menjawab: Tidak ada”. Kemudian Hiraql berkata: “Memang demikian (keadaan) iman ketika kemanisan iman itu telah masuk dan menyatu ke dalam hati manusia”[20] .

*PENUTUP*

Beberapa poin yang kami sebutkan di atas jelas menggambarkan bagaimana manfaat dan pengaruh positif ibadah dan amal shaleh yang dikerjakan oleh seorang Muslim bagi dirinya. Masih banyak poin lain yang tentu tidak mungkin disebutkan semuanya.

Semoga tulisan ini menjadi motivasi bagi kita untuk semakin giat dan bersungguh-sungguh dalam mengamalkan ibadah dan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla , serta berusaha untuk membenahi amal ibadah yang sudah kita lakukan selama ini agar benar-benar sesuai dengan petunjuk dan syariat Allah Azza wa Jalla.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XIII/Jumadil Tsani 1430/2009M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 

Footnote

[1]. Lihat Tafsîr Ibnu Katsîr 1/267.

[2]. HSR al-Bukhâri no. 52 dan Muslim no. 1599.

[3]. Lihat Tafsîr Ibnu Katsîr 4/34.

[4]. Lihat kitab Ighâtsatul lahfân hlm. 55 – Mawâridul amân.

[5]. Lihat kitab Taisîrul Karîmir Rahmân hlm. 213.

[6]. Kitab Ighâtsatul lahfân hlm. 75-76 – Mawâridul amân).

[7]. Dinukil oleh Imam Ibnu Taimiyah dalam kitab Al-Istiqâmah 1/351 dan Ibnul Qayyim dalam kitab Al-Wâbilush shayyib hlm. 43.

[8]. Lihat Tafsîr Ibnu Katsîr (2/772).

[9]. Lihat keterangan Ibnul Qayyim dalam kitab Ighâtsatul lahfân hlm. 60 – Mawâridul amân).

[10]. Lihat penjelasan Ibnu Rajab al-Hambali dalam Jâmi’ul Ulûmi Wal Hikam hlm. 197.

[11]. Tafsîr Ibnu Katsîr 4/489.

[12]. HR at-Tirmidzi no. 2516, Ahmad 1/293 dan lain-lain, dinyatakan shahîh oleh Imam at-Tirmidzi dan Syaikh al-Albâni dalam Shahîhul Jâmi’ish Shagîr no. 7957.

[13]. Lihat penjelasan Ibnu Rajab al-Hambali dalam Jâmi’ul Ulûmi Wal Hikam hlm. 229.

[14]. Ibid hlm. 233.

[15]. HSR al-Bukhâri no. 6137.

[16]. HSR Muslim no. 34.

[17]. Syarh shahîh Muslim 2/2.

[18]. Beliau adalah Qatâdah bin Di’âmah as-Sadûsi al-Bashri (wafat setelah tahun 110 H), Imam besar dari kalangan tabi’in yang sangat terpercaya dan kuat dalam meriwayatkan hadits Rasulullah n (lihat kitab Taqrîbut Tahdzîb, hlm. 409).

[19]. Dinukil oleh Imam Ibnu Katsîr dalam tafsir beliau 2/700.

[20]. HSR al-Bukhâri no. 7."


Wednesday, October 13, 2021

917 Ustadz Salafi yang Bisa dijadikan Rujukan Dalam Beragama


Berikut ini 917 adalah ustadz-ustadz salafi yang bisa dijadikan rujukan dalam beragama, silahkan ambil ilmu dari mereka-mereka hafidzhahumullahu ta’ala ini.

Mereka difitnah WAHABI karena mereka para pembela Sunnah nabi Muhammad shollallahu alaihi wa sallam.

1. Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas (Murid Syaikh Ibnu 'Utsaimin)

2. Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat (Pakar Hadits)

3. Ustadz Abdurrahman At-Tamimi

4. Ustadz Mubarak Bamualim

5. Ustadz Firanda Andirja (Pengajar Masjid Nabawi, Murid Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr)

6. Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal (Murid Syaikh Sholih Al-'Ushoimi)

7. Ustadz Abu Yahya Badrusalam

8. Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron

9. Ustadz Ali Hasan Bawazier

10. Ustadz Abu Abdil Aziz Muhtarom (Murid Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat)

11. Ustadz Abdullah Taslim

12. Ustadz Aris Munandar

13. Ustadz Ammi Nur Baits

14. Ustadz Erwandi Tarmizi (Pakar Muamalat Kontemporer)

15. Ustadz Syafiq Riza Basalamah

16. Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi (Murid Syaikh Muqbil dan Syaikh Shalih Al-Fauzan)

17. Ustadz Ali Ahmad bin Umar

18. Ustadz dr. Raehanul Bahraen (Dokter)

19. Ustadz Muflih Safitra

20. Ustadz Subhan Bawazier

21. Ustadz Abdullah Roy (Pengajar Masjid Nabawi)

22. Ustadz Agus Hasan Bashori

23. Ustadz Fauzan Abdullah

24. Ustadz Wahyudin Bahtiar

25. Ustadz Fathi bin Yazid Jawas (Anak Ustadz Yazid Jawas)

26. Ustadz Riyadh bin Badr Bajrey

27. Ustadz Zaid Susanto

28. Ustadz Nur Cholis Agus Santoso

29. Ustadz Ulin Nuha Al-Hafidz (Qari)

30. Ustadz Mizan Qudsiyah

31. Ustadz Imam Wahyudi

32. Ustadz Abu Yusuf Ahmad Sabiq

33. Ustadz Khalid Basalamah

34. Ustadz Sufyan Baswedan

35. Ustadz Harits Abu Naufal

36. Ustadz Imam Abu Abdillah

37. Ustadz Abul Aswad Al-Bayaty

38. Ustadz Ma'ruf Nur Salam

39. Ustadz Abu Thohur Jones Vendra

40. Ustadz Abu Yusuf Dzulfadhli

41. Ustadz Muhammad Yassir

42. Ustadz Sufyan Bafin Zen

43. Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi (Menantu Ustadz Aunur Rofiq)

44. Ustadz Achmad Munir Bajuber

45. Ustadz Nurul Mukhlishin Asyrafuddin

46. Ustadz Afifi Abdul Wadud

47. Ustadz Lalu Ahmad Yani

48. Ustadz Abdul Fattah Medan

49. Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

50. Ustadz Abdurrohman Abu Hanun

51. Ustadz Maududi Abdullah

52. Ustadz Muhammad Farid Al-Bathoty

53. Ustadz Arif Masuku (Murid Ustadz Syafiq Riza Basalamah)

54. Ustadz Heri Purnama

55. Ustadz Abu Humairoh

56. Ustadz Abdurrahman Thoyyib

57. Ustadz Fadlan Fahamsyah

58. Ustadz Heri Iman Santoso

59. Ustadz Azhar Khalid bin Seff

60. Ustadz La Ode Abu Hanifa

61. Ustadz Abu Hasan Arif

62. Ustadz Abu Haidar As-Sundawy

63. Ustadz Firdaus Sanusi

64. Ustadz Zezen Zainal Mursalin

65. Ustadz Ahmad Zainuddin Al-Banjary

66. Ustadz Saeful Rahmat

67. Ustadz Abu Ahmad Setiyo Dahri

68. Ustadz Abu Abdillah Amir (Alumni Darul Hadits Ma'rib Yaman)

69. Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin

70. Ustadz Ahmad La Ode

71. Ustadz Abu Faqih Rachmat Kurniawan

72. Ustadz Hafizh Abdul Rohman

73. Ustadz Khairullah Anwar Luthfi

74. Ustadz Salim Ali Ghanim

75. Ustadz Subhan Khadafi

76. Ustadz Mahfudz Umri

77. Ustadz Abu Ayyub Arif Usman Anugraha

78. Ustadz Salim bin Yahya Qibas

79. Ustadz Hary Badar bin Marwan

80. Ustadz Abu Alifa Asral Wadi

81. Ustadz Fachry Permana

82. Ustadz Abu Ja’far Cecep Rahmat

83. Ustadz Bahri Qosim

84. Ustadz Fariq Gazim An-Nuz

85. Ustadz Hamzah Abbas

86. Ustadz Ali Saman Hasan

87. Ustadz Sholeh Umri

88. Ustadz Hasan Al-Jaizy

89. Ustadz Ruslan Nurhadi

90. Ustadz Nuruddin Bukhori

91. Ustadz Abu Izzi Masmuin

92. Ustadz Abu Ibrahim Muhammad Ali

93. Ustadz Benny Abu Aslam

94. Ustadz Amri Azhari

95. Ustadz Nuruddin Abu Faynan Al-Makky

96. Ustadz M. Nur Ichwan Muslim

97. Ustadz Umar Fauzi Baladraf

98. Ustadz Abu Asma Andre

99. Ustadz Ziyad bin Abdul Aziz At-Tamimi

100. Ustadz Muhammad Hilman Al-Fiqhy

101. Ustadz Najmi Umar Bakkar

102. Ustadz Fuad Hamzah Baraba

103. Ustadz Askar Wardhana

104. Ustadz Amir As-Soronji

105. Ustadz Cecep Abu Rozan

106. Ustadz Mudrika Ilyas

107. Ustadz Abu Qotadah Al-Atsary (Murid Syaikh Muqbil)

108. Ustadz Maryono Abdul Muhsin

109. Ustadz Noor Ikhsan Silviantoro

110. Ustadz Muhammad Permana (Medan)

111. Ustadz Abu Bakar Al-Akhdhory

112. Ustadz Muhammad Arifin Badri (Murid Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily)

113. Ustadz Abu Usamah Syamsul Hadi

114. Ustadz Nafi' Zainuddin

115. Ustadz Sofyan Chalid Ruray

116. Ustadz Abu Zubair Al-Hawary

117. Ustadz Ade Hermansyah

118. Ustadz Beni Sarbeni

119. Ustadz Abu Ammar Abdul Adhim Al-Ghoyami

120. Ustadz Abu Salma Muhammad Rachdie

121. Ustadz Chandra Aditya

122. Ustadz Faisal Abdurrahman

123. Ustadz Abu Faaris Yudi Kurnia

124. Ustadz Abul Jauzaa’ Dony Arif Wibowo

125. Ustadz Abu Ghozie As-Sundawie

126. Ustadz Agung Wais Al-Qarny

127. Ustadz Khanif Muslim

128. Ustadz Ahmad Anshori

129. Ustadz Fachrudin Nu’man

130. Ustadz Anshory Hadi

131. Ustadz Muhammad Halid Syar'i

132. Ustadz Ridho Abdillah

133. Ustadz Abu Yusuf Suharno

134. Ustadz Abu Nida Nana

135. Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary Al-Maidany

136. Ustadz Ali Musri Semjan Putra

137. Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan

138. Ustadz Abu Haitsam Yadi Supriyadi

139. Ustadz Zamzami Juned

140. Ustadz Sulaiman Abu Hani

141. Ustadz Muhammad Elvi Syam

142. Ustadz Chusnul Yakin

143. Ustadz Abu Zakariyya Fauzi

144. Ustadz Akhirudin

145. Ustadz Dani Maulani

146. Ustadz Farhan Abu Furaihan (Murid Syaikh Muhammad Al-Imam)

147. Ustadz Abu Muhammad Julham Efendi

148. Ustadz Fauzan Al-Kutawy (Alumni Darul Hadits Ma'bar Yaman)

149. Ustadz Abu Ahmad Zainal Abidin bin Syamsuddin

150. Ustadz Joko Abu Aliyah

151. Ustadz Ali Nur Medan

152. Ustadz dr. Muhammad Saifudin Hakim (Dokter)

153. Ustadz Muhammad Nur Ihsan

154. Ustadz Hidayatullah, S.Sy

155. Ustadz dr. Adika Mianoki (Dokter)

156. Ustadz Abu Maryam (Medan)

157. Ustadz Abu Umair (Binjai)

158. Ustadz Abu Afaf Musa Mulyadi Lukman

159. Ustadz Khoiri As-Salaki

160. Ustadz Kholid Syamhudi

161. Ustadz Abu Sa'ad Muhammad Nurhuda (rahimahullah)

162. Ustadz Tiyas Wibowo

163. Ustadz Abu Abdillah Andi Suhandi

164. Ustadz Mahful Safarudin

165. Ustadz Nizar Sa’ad Jabal

166. Ustadz Ahmad Tonarih Al-Atsary

167. Ustadz Efri Nazaruddin

168. Ustadz Ari Wahyudi

169. Ustadz Abu Haitsam Buldan Taufik

170. Ustadz Zaenuddin Abu Qushaiy

171. Ustadz Muhammad Wasitho

172. Ustadz Sa'id Abu Ukasyah

173. Ustadz Armen Halim Naro (rahimahullah)

174. Ustadz Abdullah Zaen (Murid Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaily)

175. Ustadz Sa'id Ya'i Ardiansyah

176. Ustadz Aidil Fitriansyah

177. Ustadz Abu Yazid Teuku Muhammad Nurdin

178. Ustadz Faizal Abdurrahman

179. Ustadz Muhammad Syahputra

180. Ustadz Musthofa Yoni

181. Ustadz Abu Hanan Abdullah Amir Maretan

182. Ustadz Musta'in Syahri

183. Ustadz Yulian Purnama

184. Ustadz Musyaffa Ad-Dariny

185. Ustadz Aspri Rahmat Azai

186. Ustadz Umar Al-Fanani

187. Ustadz Anas Burhanuddin

188. Ustadz Syadam Husein Al-Katiri

189. Ustadz Yhouga Ariesta Mopratama

190. Ustadz Rizal Yuliar Putrananda

191. Ustadz Mukhlish Abu Dzar

192. Ustadz Tanthawi Abu Muhammad

193. Ustadz Boris Tanesia

194. Ustadz Abu Umair As-Sundawy

195. Ustadz Abu Khaleed Resa Gunarsa

196. Ustadz Pamuji Hadi Waluyo

197. Ustadz Dadan Hidayatullah

198. Ustadz Abdussalam Busyro

199. Ustadz Abul Hasan Ahmad MZ

200. Ustadz Ghulam Al-Fatih Abdullah

201. Ustadz Abu Muhammad Assyaghof

202. Ustadz Amiruddin Djalil

203. Ustadz Husnel Anwar Matondang

204. Ustadz Adep Baehaki

205. Ustadz M. Hilman Al-Fiqhy

206. Ustadz Muhammad Romelan

207. Ustadz Masykur Abu Mawaddah

208. Ustadz Abu Rosyad Rusiyanto

209. Ustadz Abu Ibrahim Agustiar

210. Ustadz Haidar Andika

211. Ustadz Tauhidin Ali Rusdi Sahal

212. Ustadz Mukhlis Biridho

213. Ustadz Abu Abdillah Deni Zamjami

214. Ustadz Didik Gelar Permana

215. Ustadz Fathan Qoriba

216. Ustadz Tata Abdul Ghoni

217. Ustadz Abu Zakaria Ardes

218. Ustadz Fathul Mufid

219. Ustadz Nur Kholis Kurdian

220. Ustadz Arif Husnul Khuluq

221. Ustadz Misbah Abu Zaid

222. Ustadz Ruly Abu Husna

223. Ustadz Ayman Abdillah

224. Ustadz Abu Abdirrahman Anfalullah

225. Ustadz Akhmad Yuswaji

226. Ustadz Abu Hafizhah Irfan

227. Ustadz Fariq Gasim Anuz

228. Ustadz Abu Yahya Sunardi

229. Ustadz Abu Muslim Burhanuddin

230. Ustadz Haris Budiatna

231. Ustadz Abdul Barr Kaisinda (Murid Syaikh Muqbil)

232. Ustadz Andy Oktavian Latief

233. Ustadz Muhammad Qasim Muhajir

234. Ustadz Abu Ya'la Hizbul Majid

235. Ustadz Habib Salim Muhdhor

236. Ustadz Luthfi Abdul Jabbar (Murid Syaikh Muqbil)

237. Ustadz Abu Umamah Arif Hidayatullah

238. Ustadz Zakaria Achmad (Alumni Darul Hadits Ma'rib, Yaman)

239. Ustadz Abu Anas Pri Agung Rajasa

240. Ustadz Abu Darda Sufyan Al-Kandary (Alumni Darus Hadits Fiyusy Yaman)

241. Ustadz Abdul Qadir Abu Fa'izah

242. Ustadz Abu Yusuf Ubaid Bima

243. Ustadz Bambang Abu Ubaidillah

244. Ustadz Abdul Malik Al-Buthony

245. Ustadz Khidir Muhammad Sunusi

246. Ustadz Syuhada Abu Syuja'

247. Ustadz Sahl Abu Abdillah

248. Ustadz Ali Basuki

249. Ustadz Muhammad Na'im

250. Ustadz Danni Nursalim Harun

251. Ustadz Abu Islama Imanuddin

252. Ustadz Roziqien M Tahyat

253. Ustadz Faisal Abdul Basith

254. Ustadz Supandi Abu Ilyas

255. Ustadz Abu Umair Kuswoyo

256. Ustadz Hamzah Saifullah

257. Ustadz Nur Hablillah

258. Ustadz Utsman Wahyudi

259. Ustadz Miftah Abdussalam

260. Ustadz Muhammad Ashim

261. Ustadz Isma'il Abdul 'Aziz

262. Ustadz Junaedi Abdillah

263. Ustadz Mustafa Al-Buthoni (Alumni Darul Hadits Dammaj Yaman)

264. Ustadz Syahirul Alim

265. Ustadz Abul Hasan Qusyairi

266. Ustadz Abul Abbas Thobroni

267. Ustadz Nugroho Imam Santoso

268. Ustadz Eko Afza Haitsam

269. Ustadz Arif Ardiansyah

270. Ustadz Mujahid Yanuar

271. Ustadz Kamal Mahrus

272. Ustadz Abdurrahman Hadi

273. Ustadz Abu Zaidan Fillah

274. Ustadz Aang Ruyani

275. Ustadz Miftahul Ulum

276. Ustadz Fajrin Abu Yahya

277. Ustadz Luqman Jamal

278. Ustadz Mustamin Musaruddin

279. Ustadz Ibnu Yunus

280. Ustadz Iqbal Abu Hisyam

281. Ustadz Masruhin Sahal

282. Ustadz Abu Aufa Adam Zaini

283. Ustadz Noviyardi Amarullah

284. Ustadz Arpandi Al-Kubary

285. Ustadz Mikail Basmalah

286. Ustadz Sulthon Quthub

287. Ustadz Abu Abdillah Dani

288. Ustadz Sholahudin Abu Yusuf

289. Ustadz Rifqi Agung

290. Ustadz Dedi Irawan

291. Ustadz Saefuddin Zuhri

292. Ustadz Liman Waluyo

293. Ustadz Mujahid Aslam

294. Ustadz Muhammad Syukur

295. Ustadz Muhammad Anwar Samuri

296. Ustadz Abu Shofiyah Slamet Widodo

297. Ustadz Arif Fathul Ulum

298. Ustadz Abu Yasir Syamsudin

299. Ustadz Riko Febriadi

300. Ustadz Arman bin Amri

301. Ustadz Bagus Wijanarko

302. Ustadz Ahmad Pinta Tarigan

303. Ustadz Abu Nabil Muhammad Yunus Rangkuti

304. Ustadz Muhammad Yusuf Al-Araby

305. Ustadz Abu Saif Wahyudi

306. Ustadz Abdullah Rasyid

307. Ustadz Dedi Suwanto (Murid Ustadz Muhammad Arifin Badri)

308. Ustadz Riffi Hamdani (Alumni Darul Hadits Fiyusy, Yaman & Murid Syaikh Abdurrahman 'Adeni)

309. Ustadz Abu Hilal Abdurrahman As-Sumbawy (Murid Ustadz Mubarok Bamualim)

310. Ustadz Muhammad Arvan Amal

311. Ustadz Salman Mahmud

312. Ustadz Ilham Ar-Rahawy

313. Ustadz Abu Abdirrahman Thoriq

314. Ustadz Abu Jarir

315. Ustadz Zainudin Khuzairi

316. Ustadz Hadmoes Wirawan

317. Ustadz Djazuli Ruhan Basyir

318. Ustadz Abdurrahman Dani

319. Ustadz Bustamin bin Abdurrazzak

320. Ustadz Budi Hariyanto

331. Ustadz Muhammad Asror Habibie

322. Ustadz Ahmad Zaini Sabri

323. Ustadz Mulyono Al-Balawi

324. Ustadz Yusron Mushoffa

325. Ustadz Muji Hartono

326. Ustadz Abu Aqyl Sapto AW

327. Ustadz Bagus Jamroji

328. Ustadz Habib Sutrisno

329. Ustadz Abdullah Amin (Murid Syaikh Muqbil)

330. Ustadz Andi Fahmi Halim

331. Ustadz Ahmad Zaki Husni

332. Ustadz Ananda Ridho Gusti

333. Ustadz Gemma Ilhami

334. Ustadz Muhammad Nur Yasin

335. Ustadz Burhan Abdullah

336. Ustadz Muhammad Tallase

337. Ustadz Fadly Gugul

338. Ustadz Abu Mu'adz Abdul Karim

339. Ustadz Amzat Abu Fatih

340. Ustadz Irpan bin Usman

341. Ustadz Imam Ibnu Ahmad

342. Ustadz Abdul Rahman Al-Khairy

343. Ustadz Abu Muhammad Agus Waluyo

344. Ustadz Ahmad Fauzan Al-Hafidz

345. Ustadz Muhsan Syarafudin

346. Ustadz Abu Yasfik Sudirman

347. Ustadz Muhammad Maman Rosdiawan

348. Ustadz Ahmad Sahirul Mubarok

349. Ustadz Roni Nuryusmansyah

350. Ustadz Abdurrahman Ad-Dify

351. Ustadz Rijal Fadhillah

352. Ustadz Ahmad Bazher

353. Ustadz Ibnu Saini (rahimahullah)

354. Ustadz Abu Muhammad Pattawe (Darul Hadits Ma'bar Yaman

355. Ustadz Abu Naayif Iqbal (Murid Syaikh Abul Hasan Al-Ma'ribi)

356. Ustadz Dika Wahyudi

357. Ustadz Abul Irbadh Supriano

358. Ustadz Abdul Mu'thi Al-Maidany (Murid Syaikh Muqbil)

359. Ustadz Abdullah Sya'roni

360. Ustadz Ayub Abu Ayub

361. Ustadz Agung Cahyono

362. Ustadz Abu Rifqy Adam

363. Ustadz Azhari Abu Abdirrahman

364. Ustadz Utsman Abu Hanaan

365. Ustadz Yusdi Haq

366. Ustadz Abdurrahman Abu Ahmad Ukhuwah

367. Ustadz Syahrul Fatwa

368. Ustadz Ahsanul Falihin

369. Ustadz Iqbal At-Tamimi

370. Ustadz Rojul Fayadh

371. Ustadz Imam Asnawi

372. Ustadz Ahmad Handika

373. Ustadz Abu Muhammad Triyono

374. Ustadz Muslam Abu Zaenab

375. Ustadz Amir Al-Kadiry

376. Ustadz Abu Hilya Ahmad

377. Ustadz Rohmad Supriyadi

378. Ustadz Erwin Siregar

379. Ustadz Abu Aisyah Iwan Darmawan

380. Ustadz Ahmad Zaini Sabri

381. Ustadz Johan Saputra Halim

382. Ustadz Ahmad Firdaus

383. Ustadz Fakhruddin Abdurrahman

384. Ustadz Ishom Aini

385. Ustadz Faizal Abu Halim

386. Ustadz Abu Ubaidillah Hisyam Bukkar

387. Ustadz Abu Hilyah Syamsurizal

388. Ustadz Abu Hudzaifah Safrudin

389. Ustadz Tubangi Abu Uthi

390. Ustadz Isrun Abdurrahman Umar

391. Ustadz Abu Hisyam Syuj'an Siregar

392. Ustadz Muhammad Mukhtar

393. Ustadz Ammi Kus

394. Ustadz Abdurrahman Fadholi

395. Ustadz Tajuddin

396. Ustadz Abdussomad (Cikarang)

397. Ustadz Agus Abdurrahman

398. Ustadz Fahmi Mubarok

399. Ustadz Ilham Tabrani

400. Ustadz Abu Yazid Khulfanudin

401. Ustadz Hari Febrianyah

402. Ustadz Abu Umar Andri Maadsa (Murid Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi)

403. Ustadz Agung Wahyu Ady

404. Ustadz Abu Salman Maryadi

405. Ustadz Rafael Afrianto

406. Ustadz Mukhlis Mubarok

407. Ustadz Abu Haris Sucipto

408. Ustadz Abu Syafiq Adi Kusuma

409. Ustadz Musthofa Aini

410. Ustadz Abu Najwa Sukyani

411. Ustadz Hasan Ishaq Kanro

412. Ustadz Muhammad Abduh Said

413. Ustadz Muhammad Aminuddin

414. Ustadz Sofyan Thoha

415. Ustadz Iqbal Muammar

415. Ustadz Abu Jarir Arie Triono

416. Ustadz Patih Suryo Alam

417. Ustadz Rahmat Mulyono

418. Ustadz Abu Umar Indra

419. Ustadz Musabbih Rusdy

420. Ustadz Ahmad Abu Farhan

421. Ustadz Muhammad Hamid Alwi

422. Ustadz Muhajir Jamaluddin Al-Maidany

423. Ustadz Yahya Berau

424. Ustadz M. Ilham Rahawi

425. Ustadz Said Ruslan

426. Ustadz Khoirul Ahsan

427. Ustadz Murtadho Habibi Al-Hafidz (Murid Syaikh Ali Al-Hudzaifi)

428. Ustadz Syamsul Huda

429. Ustadz Wingga Pramana

430. Ustadz Khalid Syaifullah

431. Ustadz Sabilul Muhtadin

432. Ustadz Henry Waluyo Lensa

433. Ustadz Deni Irawan

434. Ustadz Misbahuzzulam

435. Ustadz Ahyat Habibi

436. Ustadz Irfan Yuhadi

437. Ustadz Sanusin Muhammad Yusuf

438. Ustadz Ahmad Husaini

439. Ustadz Zakaria Ali Kuddah

440. Ustadz Muhammad Ayyub

441. Ustadz Prio Handoko

442. Ustadz Abdurrahman Al-Amiry

443. Ustadz Muhammad Abdul Mu'id

444. Ustadz Abdusy Syakur Musawiru

445. Ustadz Nugroho Abdul Hadi

446. Ustadz Lalu Akhyaruddin

447. Ustadz Hamdani (Bontang)

448. Ustadz Erwin Nuryadin

449. Ustadz Muhammad Azdi Nawawi

450. Ustadz Abdul Aziz Samanhudy

451. Ustadz Ali Agustian Bahri

452. Ustadz Aidil Putra Dzulqarnain

453. Ustadz La Ode Muhammad Yamin

454. Ustadz Sufyan Abu Hasna

455. Ustadz Andi Abu Muhsin

456. Ustadz Abu Abdillah Muhammad Ridho

457. Ustadz Amri Abu Suhail

458. Ustadz Muhammad Hafiz Anshari

459. Ustadz Muhammad Hasby Ridhani

460. Ustadz Abu Mahlin

461. Ustadz Andi Abu Fadhilah

462. Ustadz Febriansyah Riza

463. Ustadz Dodi Palalek Chandra

464. Ustadz Zaidun Abu Hudzaifah

465. Ustadz Thoriq bin Abdul Aziz At-Tamimi

466. Ustadz Muhammad Ainur Riza

467. Ustadz Abdul Hamid Abror

468. Ustadz Abu Hisyam Muhammad Latif

469. Ustadz Abdul Aziz Setiawan

470. Ustadz Fakhruddin Ahmad Darwis

471. Ustadz Muhammad Harianton

472. Ustadz Abdullah Zawawi

473. Ustadz Muhammad Anwar Zain

474. Ustadz Abu Zabdan Abqory

475. Ustadz Abu Abdul Qoyyum

476. Ustadz Abu Afaf'

477. Ustadz Abu Wifaq

478. Ustadz Bisri Tujang

479. Ustadz Abu Ridho Ridwan Sanusi

480. Ustadz Gonda Yumitro

481. Ustadz Ahmad Fadlan (Berastagi)

482. Ustadz Abu Haitsam Iqbal

483. Ustadz Ayyub Novel Baya'syut

484. Ustadz Zahid Hadromi

485. Ustadz Muhammad Talase

486. Ustadz Mulyo Agung

487. Ustadz Afrokhi Abdul Ghoni

488. Ustadz Abu Salima Supriadi

489. Ustadz Abu Rofi' Robby Kader

490. Ustadz Rosyid Al-Jundi

491. Ustadz Asmon Nurijal

492. Ustadz Muhammad Ihsan (Sawahlunto)

493. Ustadz Dano Abdurrazaq Al-Hasany

494. Ustadz Metri Yondi

495. Ustadz Ibnu Sutopo Yuonoa

496. Ustadz Rizki Amipon Dasa

497. Ustadz Sulaiman Rasyid Al-Maidany

498. Ustadz Rosyid Abu Rosyidah

499. Ustadz Bilal Abu Azfa

500. Ustadz Heri Abu Salman

501. Ustadz Syaifuddin Abu Zain

502. Ustadz Satria Habibi

503. Ustadz Syamsu Alam

504. Ustadz Abu Rima Asik Amali

505. Ustadz Abu Yahya Rohmanto

506. Ustadz Fatih Mufarrih

507. Ustadz Nur Hidayanto

508. Ustadz Hafidz Al-Mustofa

509. Ustadz Abdurrahman Ash-Shaqali

510. Ustadz Agus Setiawan Abul Ala

511. Ustadz Ibrahim Adam Khan

512. Ustadz Dahlan Sholeh

513. Ustadz Kholiful Hadi (Murid Syaikh Muqbil)

514. Ustadz Abu Yusuf Ahmad Jamil

515. Ustadz Muhammad Iqbal Astar

516. Ustadz Abu Amr Abdurrahman Al-Maidany

517. Ustadz Nasiruddin Irfan

518. Ustadz Abdurrahman Abu Dihyah

519. Ustadz Abu Ghozi Asraruddin

520. Ustadz Abul Hasan Ali Al-Maidany

521. Ustadz Ahmad Zamroni

522. Ustadz Fathul Mubarok Al-Kutawy

523. Ustadz Maulana Syahrin Al-Banjary

524. Ustadz Jaka Ibnu Zulkifli

525. Ustadz Abu Ahmad Muhammad Rofi'i Al-Maidany

526. Ustadz Muhammad Irfandi (Murid Syaikh Usamah Hafidz)

527. Ustadz Dicky Miswardi (Pemegang Sanad Halaqoh Ijazah Tahfizh Masjid Nabawi)

528. Ustadz Abul Khair Askal (Alumni Darul Hadits Ma'rib Yaman)

529. Ustadz Yastafif

530. Ustadz Muhammad Basit

531. Ustadz Abu Ubaeidillah Arfandi Al-Kubary

532. Ustadz Hamdi Abu Abdillah

533. Ustadz Mubarak Abdul Rahim

534. Ustadz Abu Lailah Grivaldy

535. Ustadz Abdurrahman Abu Usamah

536. Ustadz Abu Hanif Ibrahim Al-Banjary

537. Ustadz Heriyadi Abu Umar

538. Ustadz Asqar Abu Ayyasy

539. Ustadz Redha Al-Khausar

540. Ustadz Edy Saputra Asyek

541. Ustadz Soepardi Ahmad

542. Ustadz Muhammad Rizky Firanda

543. Ustadz Abu Mundzir Al-Ghifary

544. Ustadz Dede Nur Iman

545. Ustadz Abu Khalid Muhammad Iqbal Al-Malanji

546. Ustadz Choirul Makrom

547. Ustadz Buya Zamzami Nas

548. Ustadz Dasman Yahya Ma'ali

549. Ustadz Fuadi Romadhon Ritonga Al-Marbawy

550. Ustadz Jauhari Siregar

551. Ustadz Ade Agustian

552. Ustadz Agus Dwiyanto

553. Ustadz Abdullah Darwanto

554. Ustadz Fajar Affandi

555. Ustadz Herman Susilo

556. Ustadz Farih Wajdi

557. Ustadz Aji Nurantono

558. Ustadz Imam Hanafi Ritonga

559. Ustadz Rahmat Gufron

560. Ustadz Ariful Bahri

561. Ustadz Taufiq Hidayat Siregar (Rantauprapat)

562. Ustadz Muazia Ulhaq

563. Ustadz Oryza Abu Hayyan

564. Ustadz dr. Zuher Muhammad Abid (Dokter)

565. Ustadz Fityan Amali

566. Ustadz Muhtadi Abdul Munib

567. Ustadz Abu Salamah Khoirul Mardi

568. Ustadz Abu Musa Fathoni

569. Ustadz Jamal Ibnu Masta

570. Ustadz Aldhi Ferdian

571. Ustadz Idrus Yusuf

572. Ustadz Chandra Abbas

573. Ustadz Aep Saepullah Ibnu Ahmad

574. Ustadz Didin Nuralam

575. Ustadz Sulaiman Abu Syeikha

576. Ustadz Hendro Abdul Ghofur

577. Ustadz Agung Budiardi Abu Zayan

578. Ustadz Rido Abu Hafidzh

579. Ustadz Luthfy Nurrozzi

580. Ustadz Husni Mubarok

581. Ustadz Faisal Abu Hafizha

582. Ustadz Beni Ardiansyah

583. Ustadz Ahmad Ali Rozaq

584. Ustadz Dzikrullah Azra

585. Ustadz Firmansyah Abu Fauzan

586. Ustadz Abu Yahya Tomy

587. Ustadz Mahmud Bakari

588. Ustadz Abu Hudzaifah Thohir (Alumni Darul Hadits Fiyusy Yaman)

589. Ustadz Hamdi Maspeke

590. Ustadz Nurdin Al-Fasih

591. Ustadz Ilham Kaning

592. Ustadz Abu Ja'far Khalil Gibran

593. Ustadz Fauzy Junaidi

594. Ustadz Fadhil Huwaidy

595. Ustadz Datyadikara

596. Ustadz Fahri Umar

597. Ustadz Adnan As-So'dy

598. Ustadz Galih Suarsa

599. Ustadz Salman Zulfahmi

600. Ustadz Arip Priyadi

601. Ustadz Rijal Arifin

602. Ustadz Muhammad Hazim

603. Ustadz Dedi Permadi

604. Ustadz Ade Abu Muadz

605. Ustadz Bubun Abu Syu'ban

606. Ustadz Fawwaz bin Yusuf

607. Ustadz Yudi Nurdani

608. Ustadz Ahmad Azzam Yasir

609. Ustadz Abu Isa Abdullah bin Salam

610. Ustadz Martin Mawardi

611. Ustadz Abu Sufyan Marsin

612. Ustadz Erfandoni Tarmizi

613. Ustadz Abu Ahmad Pepen Suhendra

614. Uatadz Abu Tsabitah Andi Ruswandi

615. Ustadz Daniel Utsman

616. Ustadz Asep Mulyana

617. Ustadz Muhammad Zamzami Islamy

618. Ustadz Abu Ibrahim Muhammad Az-Zuhandi

619. Ustadz Abu Zubair Abul Mauludi

620. Ustadz Saleh Hasan Bajrey

621. Ustadz Abu Faiz Iyan Sopian

622. Ustadz Dede Yan Al-Fadhl

623. Ustadz Abu Umair Umar Sulaiman

624. Ustadz Abu Muhammad Ade Abdurrahman

625. Ustadz Aslam Muhsin Abidin

626. Ustadz Abu Ayyub Bangun Al-Langkati

627. Ustadz Abdullah Adangton

628. Ustadz Abu Abdirrohman Abdul Halim Asy-Syirbuny (Alumni Darul Hadits Dammaj Yaman)

629. Ustadz Daud Muttaqin

630. Ustadz Wildan Faroz

631. Ustadz Sandi Sudirman

632. Ustadz Abdurrahman Ayyub (rahimahullah)

633. Ustadz Abu Shafwan Taufiq Usman

634. Ustadz Hudzaifah bin Muhammad

635. Ustadz Fitri bin Dede

636. Ustadz Latif Muhammad

637. Ustadz Juli Dermawan (Alumni Ma'had I'dad Al-Aimmah Mekkah)

638. Ustadz Muhamad Arifin Siregar

639. Ustadz Umair Suharlan

640. Ustadz Rizki Baswedan

641. Ustadz Abu Sabila Budi Setyawan

642. Ustadz Zuhdi Amin

643. Ustadz Agus Makmun

644. Ustadz Ahmad Mustaqim

645. Ustadz Endang Sutedi

646. Ustadz Hamzah Mudzakar

647. Ustadz Abu Syarif Abdillah Hafsh

648. Ustadz Tegar Alfiyanto

649. Ustadz Arya Widaya

650. Ustadz Nursidin Hamdi

651. Ustadz Abdul Hakim Rahmatullah

652. Ustadz Abu Uwais Abdurrohim

653. Ustadz Abu Aisha Fadel Ahmad

654. Ustadz Abu Ruwaifi Saryanto

655. Ustadz Abu Abdillah Sigit Ari Wibowo

656. Ustadz Abu Zubair Faturrahman

657. Ustadz Hifni Nashif Umar

658. Ustadz Suhuf Subhan

659. Ustadz Arif Abu Abdirrahman

660. Ustadz Basuki Rahmat

661. Ustadz Nurul Zakaria

662. Ustadz Abu Muslim Bayu

663. Ustadz Winning Son Ashari

664. Ustadz Abu Ishlah

665. Ustadz Rahmat Pujianto

666. Ustadz Mochamad Taufiq bin Badri

667. Ustadz Abu Rozan Hermanto

668. Ustadz Muhammad Kholil

669. Ustadz Danang Santoso

670. Ustadz Abu Harits Al-Jawi

671. Ustadz Ade Hermadi

672. Ustadz Andik Yudiawan

673. Ustadz Hisyam Al-Katiri

674. Ustadz Fauzi Iskandar

675. Ustadz Moch. Haekal Awla

676. Ustadz Syamsidar Mahyan Su'ud (Alumni Darul Hadits Ma'rib Yaman)

677. Ustadz Abu Hafs Wendri

678. Ustadz Abu Dawud Al-Atsary

679. Ustadz Abu Shofiyah Basuni

680. Ustadz Muhammad Fauzan bin Ahmad

681. Ustadz Asmuni Abdussyakur

682. Ustadz Hedi Kurniadi

683. Ustadz Haidir Rahman

684. Ustadz Abu Hudzaifah Ath-Thalibi

685. Ustadz Rahmat Nur Hidayat

686. Ustadz Abduh Ar-Rosyad

687. Ustadz Yogi Abu Sumayyah

688. Ustadz Farhan Rahim El-Hubby

689. Ustadz Said Salamah

690. Ustadz Abu Ahmad Supiandi

691. Ustadz Mahmudi Arif Dahlan

692. Ustadz Fikri Al-Hamdi

693. Ustadz Riki Abu Ibrahim

694. Ustadz Ahmad Rusli Abu Auf

695. Ustadz Abul Abbas Khosy'in

696. Ustadz Firman Anshori

697. Ustadz Abdullah Furqon

698. Ustadz Eko Yulianto

699. Ustadz Purwanto Abu Mubarok

700. Ustadz Joni Indo Abu Farwa

701. Ustadz Fahrudin Majid

702. Ustadz Abu Abdillah Irsan

703. Ustadz Kailani Umar

704. Ustadz Abdurrahim Abu Ukasyah

705. Ustadz Muhammad Amruddin

706. Ustadz Salman Abu Saroh

707. Ustadz Abu Hammam Ahmad Izzah

708. Ustadz Anas Abu Nadiya

709. Ustadz Ghozi Abiyyi

710. Ustadz Dimas Panji

711. Ustadz Iwan Abu Al-Fatih

712. Ustadz Sutan Jefri bin Marzuki

713. Ustadz Abu Faizah Dirham

714. Ustadz Amrullah Akhadinta

715. Ustadz Mukhlis Maimun

716. Ustadz Rio Santoso

717. Ustadz Dzaki Abdullah

718. Ustadz Isnen Azhar

719. Ustadz Azwar Busyairi

720. Ustadz Azriyat

721. Ustadz Hilal Abu Naufal Al-Makassari

722. Ustadz Muhammad Wujud Arba'in

723. Ustadz Upang Bahrudin

724. Ustadz Abdurrahim Ayyub

725. Ustadz Nur Hasan Yazid

726. Ustadz Thofa Nur Cholis

727. Ustadz Sofyan Ahmad Madiu

728. Ustadz Abu Aslam Benni Mahaputra

729. Ustadz Fajril Huda

730. Ustadz Roziqien M Tahiyat

731. Ustadz Oktarizal Firza

732. Ustadz Ahmad Daniel

733. Ustadz Bambang Eka Kencana

734. Ustadz Abu Faiz Abdullah

735. Ustadz Abu Rifqi Al-Asrofi

736. Ustadz Abu Husna Afdal

737. Ustadz Reno Ardiyan

738. Ustadz Jefrizal Abu Muhammad

739. Ustadz Rayhan Ali Arifin

740. Ustadz Arsyid Shiddiq

741. Ustadz Yasir Abu Yasir

742. Ustadz Hasim Ikhwanuddin

743. Ustadz Ristiyan Ragil

744. Ustadz Abu Abdillah Imam Syarifuddin

745. Ustadz Syech Muammar

746. Ustadz Zulkhairi

747. Ustadz Anas Wahyudi Arif

748. Ustadz Abu Rayyan Abdullah Hasbi

749. Ustadz Muhammad Fauzan

750. Ustadz Abu Ashraf Muhammad Mardhatillah

751. Ustadz Abu Mu'adz Imam Maulid

752. Ustadz Umul Huruf Yuzi

753. Ustadz Abu Unaisah Miswan Rusdi

754. Ustadz Abu Hudzaifah Umar

755. Ustadz Abdul Mughni Abu Hatim

756. Ustadz Abu Faiq Urfa Furota

757. Ustadz Gufron Halimi

758. Ustadz Abu Ayman Davit Saputra

759. Ustadz Tri Fadli Wibowo

760. Ustadz Imron Abdurasyid

761. Ustadz Junaid bin Ibrahim Iha

762. Ustadz Ismail Abbas Margam

763. Ustadz Isnain La Harisi

764. Ustadz Muqorrobin Yusuf

765. Ustadz Fauzi M Noor

766. Ustadz Iwan Kurniawan

767. Ustadz Abu Abdin Naafi'

768. Ustadz Nashr bin Abdul Karim

769. Ustadz Abu Kayyisah

770. Ustadz Muhammad Gunawan

771. Ustadz Abdullah Banawi

772. Ustadz Abu Husein Shiddiq As-Sawy

773. Ustadz Umam Abu Dhihyah

774. Ustadz Nur Hari Abu Aminah

775. Ustadz Muhammad Azizan

776. Ustadz Subakir Ahmad

777. Ustadz Yakub Akhmadi

778. Ustadz Agus Barnianto

779. Ustadz Ahmad Faiz Asifuddin

780. Ustadz Faizal Mista

781. Ustadz Muhammad Khidir Unaaha

782. Ustadz Abu Abdillah Rikrik Aulia Rahman

783. Ustadz Muhammad Alif

784. Ustadz Wahyu Abu Ubaid

785. Ustadz Khusnul Anam

786. Ustadz Asril Ilyas

787. Ustadz Hamdi Al-Bakry

788. Ustadz Muhammad Jundi

789. Ustadz Sofian Hadi Al-Batawi

790. Ustadz Magrib Al-Farisi

791. Ustadz Abu Salim Waldi

792. Ustadz Asep Abdul Malik

793. Ustadz Rizqi Amirurrosyid

794. Ustadz Hasan Armin Akbar

795. Ustadz Lukman Syafi'i

796. Ustadz Jajang Ibnu Hajar

797. Ustadz Marwan Abu Raihana

798. Ustadz Unang Sodikin

799. Ustadz Mufy Hanif Thalib

800. Ustadz Beny Ardiansyah

801. Ustadz Abu Shofiya Muhaimin Azis

802. Ustadz Andri Yanto Syamsyudin

803. Ustadz Zaki Yamani

804. Ustadz Agil Pradana

805. Ustadz Atori Husen

806. Ustadz Ahmad Abu Fadhl

807. Ustadz Firdaus Basyir As-Subayanji

808. Ustadz Abu Yusuf Akhmad Ja'far

809. Ustadz Hafzan El-Hadi

810. Ustadz Abdullah Abu Salman

811. Ustadz Wira Mandiri Bachrun (Alumni Darul Hadits Syihr, Yaman)

812. Ustadz Tri Juli Ruslan

813. Ustadz Hanan Bahanan (Murid Syaikh Muqbil Al-Wadi'i)

814. Ustadz Zuhair Abu Hamzah

815. Ustadz Rahmat Hidayat Bachtiar

816. Ustadz Mujibullah

817. Ustadz Hudzaifah Maricar

818. Ustadz Emha Amiinullah

819. Ustadz Haris Hermawan

820. Ustadz Abul Wafa Makmur Ali

821. Ustadz Ujie Effendi

822. Ustadz Gusnu Algani

823. Ustadz Muhammad Kurnaini

824. Ustadz Habibie Hamzah

825. Ustadz Khotimin

826. Ustadz Umbu Aha

827. Ustadz Abu Sholih Harno

828. Ustadz Ibrohim Anas

829. Ustadz Dody Palalek

830. Ustadz Abu Ahnaf Al-Banjary

831. Ustadz Amirul Hadi

832. Ustadz Muhammad Irfan Nasution

833. Ustadz Rasyid Aus

834. Ustadz Abdul Aziz Al-Maidany

835. Ustadz Abu Imana

836. Ustadz Nur Alin

837. Ustadz Dzikrulloh Arza

838. Ustadz Ade Ading

839. Ustadz Hatim Abdullah

840. Ustadz Abu Saleemah

841. Ustadz Ali Muyassar Rasyid

842. Ustadz Rizky Will Ramadhan

843. Ustadz Abu Sabila Budi Setiawan

844. Ustadz Khoiri As-Salaky

845. Ustadz Adi Satria

846. Ustadz Rusmaji

847. Ustadz Abu Ubaidirrahman

848. Ustadz Akhsanuddin

849. Ustadz Rifaq Aunur Rafiq

850. Ustadz Suhardi Abu Qonita

851. Ustadz Suri Suryana Abdullah

852. Ustadz Rofi ibn Sa'ad Al-Jawy

853. Ustadz Abu Ibrohim Abdul Khaliq

854. Ustadz Abu Hanafi As-Sundawy

855. Ustadz Dadang Abu Abdillah

856. Ustadz Muhammad Rafiq Mustain

857. Ustadz Farhan Baraba

858. Ustadz Ramdana Abu Usamah

859. Ustadz Subhan Apriando

860. Ustadz Edi Susanto

861. Ustadz Muhammad Abu Rivai

862. Ustadz Muhammad Jauhary

863. Ustadz Abu Muhammad Syihabuddin Al-Atsary

864. Ustadz Abu Ahnaf Arsyad Al-Manokwary

865. Ustadz Husain Al-Auza'i

866. Ustadz Abu Fatimah Disky Berampu

867. Ustadz Abu Maudhunah Azaila'i

868. Ustadz Irfan Thoyyib

869. Ustadz Yusron Al-Haddad

870. Ustadz Khairul Umam

871. Ustadz Haidir Abdurrahman Husain

872. Ustadz Abu Usamah Herwanto

873. Ustadz Asyhari Masduki

874. Ustadz Ryan Rahman Hakim

875. Ustadz Malik Ashari

876. Ustadz Hamzah As-Sindy

877. Ustadz Harits Muhammad Arif

878. Ustadz Muhammad Rifqi Al-Kalimantani

879. Ustadz Sofyan Saladin

880. Ustadz Tega Barudin

881. Ustadz Asep Seppudin

882. Ustadz Pangadilan Harahap

883. Ustadz Ari Setiawan (Alumni STDI Jember)

884. Ustadz dr. Sandro Wills (Dokter)

885. Ustadz Sukirman (Binjai)

886. Ustadz Fauzy Basulthona

887. Ustadz Oryza Abu Sulaiman

888. Ustadz Azis Faturokhman

889. Ustadz Abu Ibrahim Muhammad Mundzir

890. Ustadz dr. Budi Handono (Dokter)

891. Ustadz Fandi Abu Maryam

892. Ustadz Abu Fauzan Gaos bin Ibrahim

893. Ustadz Haidar Askarulqohar

894. Ustadz Hidayatullah Ismail

895. Ustadz Mumuh Mukhtaruddin

896. Ustadz Abu Qotada Al-Barowy

897. Ustadz Ahmad Mudzakkir

898. Ustadz Arsil Anwar

899. Ustadz Ahmad Aqil

900. Ustadz Ramli Shalih

901. Ustadz Ahmad Amirul

902. Ustadz Ayyasy Al-Maidany

903. Ustadz Rizky Abu Ilyasa

904. Ustadz Abu Hanif Ali Patada

905. Ustadz Yusuf Surya

906. Ustadz Yaumil Akhir

907. Ustadz Sanusi Daris

908. Ustadz Irfandi Makku

909. Ustadz Ibnu Majah, BA

910. Ustadz Riswan Batubara

911. Ustadz Abdussalam S (Binjai)

912. Ustadz Adil Harahap

913. Ustadz Abul Hajjaj Abdurrohman (Alumni Darul Hadits Fiyusy, Yaman)

914. Ustadz Abu Ibrahim Yusufbb

915. Ustadz Abu Ja'far Syamsul Arifin

916. Ustadz Rahmad Mudasir

917. Ustadz Asriadi Abdul Aziz

Dan masih banyak lagi….

HAFIDZHAHUMULLAHU TA’ALA (Semoga Allah menjaga mereka semua). Silahkan ambil ilmu sebanyak-banyaknya dari para asatidz sunnah kita di atas, karena mereka senantiasa berada di atas manhaj di atas yang benar. Mereka saling merekomendasikan satu sama lain dan sama-sama bertujuan satu, yakni mengajarkan bagaimana beragama yang benar sesuai manhaj salafush sholih. Adapun perselisihan yang terjadi di antara mereka adalah hal yang lumrah terjadi sebagaimana para ulama juga ada yang berselisih. Mereka tidaklah didanai oleh Amerika ataupun ISIS, mereka bukanlah teroris. Mereka murni ingin mengajarkan agama dan kebaikan di tanah air kita tercinta ini. Terserahlah menyebut mereka wahabi, salafi, sesat. Akan tetapi silahkan tabayyun terlebih dahulu, silahkan lihat ceramah-ceramah mereka dengan hati yang bersih. Anda akan menilainya sendiri.

Barokallahu fikum

Wednesday, September 1, 2021

APAKAH SELAIN SALAFY BERARTI SESAT


Tak jarang, sebagian saudara kita mengajukan pertanya'an bernada sinis, yang entah disebabkan ketidaktahuan atau hanya sekedar untuk menebar syubhat.

"Oooo, jadi semua yang diluar salafi sesat semua??

Masuk neraka semua, hanya salafi aja yang pasti benar dan dijamin masuk surga??"

Saudaraku...

Salafi (pengikut salaf) itu tidak ma'shum, sebagai manusia biasa kita juga pernah khilaf, bisa futur, bahkan bisa jadi juga terkadang berbuat maksiat, bisa terkena penyakit hati, dan lain sebagainya. Dan juga, tidak ada diantara kita yang yakin pasti masuk surga, apalagi dijamin surga.

Justru karena kita semua sangat mengharap surga dan takut masuk neraka, maka kita selalu berusaha tunduk dan patuh, serta berusaha mengajak semua saudara kita yang se-islam dan se-iman agar ta'at terhadap syari'at.

Dan lagi.. Perkata'an-perkata'an semisal "selain Salafi"  atau  "diluar Salafiy" sangatlah salah kaprah, seolah-olah dianggapnya Salafi itu adalah sebuah organisasi atau aliran atau semisalnya. 

Padahal sejatinya, Salafi adalah penisbatan terhadap generasi salaf, jadi siapa saja yang mengikuti Qur'an dan Sunnah menurut pemahaman Salaful Ummah, maka ia Salafi.

Pertanya'an yang benar seharusnya :

"Apakah dibenarkan jika beragama mengikuti selain manhaj salaf??"

Atau..

"Apakah jika tidak mengikuti Qur'an dan Sunnah menurut pemahaman Salaful Ummah bisa dibenarkan??"

Maka jawabannya adalah : 

1. Al Imam Abdurrahman bin 'Amr Al Auza'i berkata :

"Wajib bagimu untuk mengikuti jejak salaf walaupun banyak orang menolakmu, dan hati-hatilah dari pemahaman/pendapat tokoh-tokoh itu walaupun mereka mengemasnya untukmu dengan kata-kata (yang indah)" 

(Asy Syari'ah, karya Al Imam Al Ajurri, hal. 63).

   2. Al Imam Abu Hanifah An Nu'man bin Tsabit berkata :

"Wajib bagimu untuk mengikuti atsar dan jalan yang ditempuh oleh salaf, dan hati-hatilah dari segala yang diada-adakan dalam agama, karena ia adalah bid'ah".

(Shaunul Manthiq, karya As Suyuthi, hal. 322, dinukil dari kitab Al Marqat fii Nahjis Salaf Sabilun Najah, hal. 54).    

3. Al Imam Abul Mudhaffar As Sam'ani berkata :

"Syi'ar Ahlus Sunnah adalah mengikuti manhaj salafush shalih dan meninggalkan segala yang diada-adakan (dalam agama)" 

(Al Intishaar li Ahlil Hadits, karya Muhammad bin Umar Bazmul hal. 88)

4. Al Imam Qawaamus Sunnah Al Ashbahani berkata :

"Barangsiapa menyelisihi sahabat dan tabi'in (salaf) maka ia sesat, walaupun banyak ilmunya" 

(Al Hujjah fii Bayaanil Mahajjah, 2/437-438, dinukil dari kitab Al Intishaar li Ahlil Hadits, hal. 88)    

5. Al-Imam As Syathibi berkata :

"Segala apa yang menyelisihi manhaj salaf, maka ia adalah kesesatan" 

(Al Muwafaqaat, 3/284), dinukil melalui Al Marqat fii Nahjis Salaf Sabilun Najah, hal. 57).     

6. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata :

"Tidak tercela bagi siapa saja yang menampakkan manhaj salaf, berintisab dan bersandar kepadanya, bahkan yang demikian itu disepakati wajib diterima, karena manhaj salaf pasti benar" 

(Majmu' Fatawa, 4/149). 

Beliau juga berkata : 

"Bahkan syi'ar Ahlul Bid'ah adalah meninggalkan manhaj salaf" 

(Majmu' Fatawa, 4/155).    

Hal ini sebagaimana firman Allah Ta'ala :

"Dan apa saja yang kalian perselisihkan maka keputusannya kembali kepada Allah" 

(QS. Asy Syuura: 10).

Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa sallam :

"Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabat) kemudian generasi berikutnya (tabi'in) kemudian generasi berikutnya (tabiu't tabi'in)".

(Hadits Bukhari dan Muslim).

"Aku Wasiatkan kepada kalian (untuk mengikuti) para sahabatku, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka".

(Shahih Sunan Ibnu Majah).

Dan Rasulullah pun telah menjelaskan bahwa hanya ada satu golongan yang berada diatas kebenaran dan keselamatan. Dalam sebuah riwayat, para sahabat bertanya siapakah yang selamat itu?

Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :

"Mereka adalah orang-orang yang memegang ajaranku dan para sahabatku pada hari ini"

(H.R. Ibnu majah dari hadits Anas bin Malik).

Oleh karena itu :

"Bersabarlah dirimu diatas sunnah, tetaplah tegak sebagaimana para sahabat tegak diatasnya. Katakanlah sebagai mana yang mereka katakan, tahanlah dirimu dari apa-apa yang mereka menahan diri darinya. Dan ikutilah jalan salafush shalih karena akan mencukupimu apa saja yang mencukupi mereka".

"Maka segala keputusan yang diambil oleh Al Kitab dan As Sunnah serta dipersaksikan keabsahannya oleh keduanya itulah al haq (kebenaran). Dan tidak ada sesudah kebenaran melainkan kesesatan…". 

(lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, II/250).

Semoga Allah Ta'ala senantiasa membimbing kita untuk mengikuti manhaj salaf di dalam memahami dienul Islam ini, mengamalkannya dan berteguh diri di atasnya, sehingga bertemu dengan-Nya dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin Yaa Rabbal 'Alamin..

Wallahu a'lamu bish shawaab

Barakallahu fiikum

Sunday, April 11, 2021

Cara Selamat dari Fitnah Dajjal

Ditulis oleh Ustadz Ahmad Anshori. Lc

(Pengasuh PP. Hamalatul Quran DIY)

Bismillah…

Akidah Ahlussunnah wal jama’ah meyakini kedatangan Dajjal di akhir zaman nanti. Kemunculannya adalah fitnah atau ujian terbesar yang dihadapi manusia di muka bumi ini. Saking besarnya fitnah Dajjal, tak seorang Nabipun diutus kecuali dia mewanti-wanti umatnya dari fitnah Dajjal.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menyampaikan pesan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَا بُعِثَ نَبِيٌّ إِلَّا أَنْذَرَ أُمَّتَهُ الأَعْوَرَ الكَذَّابَ، أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ، وَإِنَّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوبٌ كَافِرٌ

“Tidaklah diutus seorang nabi, melainkan dia mengingatkan kaumnya tentang si buta sebelah, sang pendusta. Ketahuilah Dajjal itu buta sebelah dan Tuhan kalian tidak buta sebelah. Diantara dua matanya tertulis: Kafir” (HR. Bukhari 7131).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan, kehadirannya adalah fitnah terbesar bagi manusia,

مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ

“Sejak penciptaan Adam sampai hari Kiamat tidak ada satu makhluk yang lebih besar fitnahnya (menjadi ujian bagi manusia pen.) daripada Dajjal.” (HR. Muslim).

Pengetahuan tentang kiat agar kita terlindungi dari fitnah Dajjal, sangatlah penting. Karena, kita semua menyadari bahwa saat ini kita hidup di akhir zaman. Sudah sekian banyak tanda-tanda kiamat telah terbukti bermunculan, seperti tersebarnya kebodohan tentang agama Allah, maraknya pembunuhan dan perzinahan, dan lain sebagainnya.

Entah masih berapa lama lagi dia akan muncul, hanya Allah yang tahu pastinya. Yang menjadi tanggungan kita, adalah mengilmui tentang Dajjal dan cara membentengi diri dari fitnahnya. Karena bila Nabi-Nabi sebelumnya saja, yang jaraknya masih sangat jauh dengan zaman kemunculan Dajjal, mereka telah mewanti umatnya dari tipu daya Dajjal, terlebih kita yang saat ini berada di penghujung zaman dunia.

Bahkan Nabi shallallahualaihi wa sallam saja, saat beliau masih hidup beliau sampai pernah berpesan seperti ini,

ان يخرج وأنا فيكم فأنا حجيجه دونكم-صلى الله عليه و سلم يعني أكفيكم إياه- و إلا فامرؤ حجيج نفسه والله خليفتي على كل مسلم

“Jika Dajjal keluar dan aku ada di tengah-tengah kalian, maka aku yang akan mengalahkan dia untuk membela kalian (shalallahu ‘alaihi wa sallam, artinya : aku melindungi kalian darinya). Jika aku telah tiada, maka seorang melindungi dirinya sendiri dan Allah yang menggantikan aku untuk melindungi setiap muslim.” (HR. Muslim no. 2937)

Seakan beliau telah siaga menghadapi kehadiran Dajjal. Padahal, zaman beliau masihlah panjang dengan zaman Dajjal, bila dibanding dengan zaman kita berada saat ini.

*Apa Saja Trik Selamat dari Dajjal ?*

*Pertama*, menjauhlah dari keberadaan Dajjal.

Saat Dajjal keluar, jangan sesekali mencoba mendekat. Meski kita memandang ilmu dan iman sudah dirasa cukup. Karena syubhat yang dimunculkan Dajjal, sangat berbisa dan teruji menggoncang iman.

Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,

من سمع بالدجال فلينأ عنه فوالله إن الرجل ليأتيه وهو يحسب أنه مؤمن

فيتبعه مما يبعث به من الشبهات أو لما يبعث به من الشبهات هكذا قال.

“Siapa yang mendengar keberadaan Dajjal,‏‎ hendaknya dia menjauh

darinya. Sungguh demi Allah ! Ada seorang mendatanginya dalam keadaan dia mengira bahwasanya dia itu beriman, namun pada akhirnya dia pmalah menjadi pengikutnya, disebabkan syubhat-syubhat yang dia sampaikan.” (HR. Ahmad).

Dalam hadis yang lain, Nabi menerangkan,

ليفرن الناس من الدجال في الجبال

Sungguh orang-orang saat Dajjal keluar nanti akan melarikan diri menghindar darinya, sampai ke gunung-gunung.”

(HR Muslim)

*Kedua*, kenali Dajjal.

Bila kondisi memaksa berpapasan dengan Dajjal, maka kenalilah ciri-cirinya. Nabi shallallahua’alaihi wa sallam telah mengabari tentang ciri-cirinya dalam sabda-sabda Beliau. Maka layaklah kita menyanjung, menghormati, mencintai dengan penuh kasih, untuk orang terkasih kita Muhammad shallallahua’alaihi wa sallam atas ilmu berharga ini.

Kelak Dajjal akan mempoklamirkan dirinya sebagai Tuhan. Melalui kesaktian-kesaktian yang ada pada dirinya, dia akan memaksa orang-orang menjadi penyembahnya. Diantara kemampuan dahsyatnya, dia mampu memerintah langit untuk menurunkan hujan, dan mampu menghentikan hujan untuk berhenti berintik, seakan berada dalam kendalinya. Dia juga mampu menggerakkan awan, mengeluarkan harta-harta yang tersimpan di perut bumi dan kemampuan luarbiasa lainnya. Banyak orang terkecoh dengan kesaktiannya ini, sehingga mau mempercayainya sebagai Tuhan.

Namun ingat…!!

Allah yang maha mulia tidaklah buta sebelah. Allah tuhan yang sebenarnya tidaklah butuh makan minum. Allah maha sempurna dengan terkumpul segala sifat yang kesempurnaan pada Dzat, kedudukan dan perbuatanNya. Sementara Dajjal, matanya buta sebelah, dia manusia biasa seperti layaknya manusia, butuh makan, buang hajat, tidur dan lain sebagainya. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ إِنَّهُ أَعْوَرُ، وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ، وَإِنَّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوبٌ كَافِرٌ

Kenalilah Dajjal itu matanya buta sebelah, sementara Tuhan kalian tidak buta sebelah. Diantara dua matanya tertulis : كَافِرٌ (Kafir). ” (HR. Bukhari 7131).

Dalam riwayat lain diterangkan, bahwa tulisan ini dapat dibaca oleh setiap orang beriman, baik dia bisa baca maupun tak bisa baca tulis, atau tak mengerti tulisan arab sekalipun.

Dalam hadis Ibnu Umar diterangkan, mata yang picek itu seperti anggur yang menonjol keluar,

كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ

Matanya yang buta itu bagaikan anggur yang menonjol.

Model rambutnya keriting. Nabi terangkan,

إِنَّهُ شَابٌّ، قَطَطٌ، عَيْنُهُ طَافِيَةٌ، كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ.

“Sesungguhnya dia adalah seorang pemuda, rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah aku sedang menyerupakannya dengan ‘Abdul ‘Uzza bin Quthn.” (HR. Muslim).

Dan tak mungkin Allah Tuhan yang sebenanrnya, dapat dilihat di dunia.

لَّا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ

وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

(Di dunia) Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-An’am : 103)

Maka…. Jangan sampai terkecoh !

*Ketiga*, hafalkan sepuluh ayat pertama surat Al-Kahfi.

Ingat-ingatlah petuah Rasulullah shallallahualaihi wa sallam ini bila memang umur bertemu dengan masa Dajjal. Bacalah 10 ayat surat Al-Kahfi.. Iya, 10 ayat saja! tidak lebih. Cukup sepuluh ayat awal surat al kahfi sudah cukup membuat Dajjal kelabakan dengan izin Allah.

فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ، فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الْكَهْفِ

Siapa diantara kalian yang menjumpainya, maka bacalah dihadapannya pembukaan surat Al-Kahfi… (HR. Muslim).

Dalam hadis Abu Darda’ radhiyallahu’anhu Nabi shallallahualaihi wa sallam menjelaskan,

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ

Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, niscaya dia akan terlindungi dari fitnah Dajjal. (HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Hibban dan yang lainnya).

Apa gerangan hikmahnya perintah membaca 10 ayat pertama Al Kahfi saat bertemu Dajjal?

Syaikh Umar Sulaiman Al-Asyqor menjelaskan dalam buku beliau “Al-Qiyamah As-Shughro”,

قيل لأن في أولها من العجائب و الأيات التي تثبت قلب من قرأها بحيث لا يفتن بالدجال, ولا يستغرب ما جاء به الدجال ولم يؤثر فيه

Ada ulama yang menerangkan, bahwa di awal surat Al Akhfi terkandung ayat-ayat yang menakjudkan, yang dapat mengokohkan hati pembacanya. Sehingga dia tidak akan terfitnah oleh Dajjal, tidak akan heran dengan kemampuannya, dan tidak akan terpengaruh olehnya. (Al-Qiyamah As-Shughro, hal. 258).

*Keempat*, rutinkan membaca doa ini setelah selesai tasyahhud akhir, sebelum salam.

Dalam hadis riwayat Imam Muslim di kitab Shahih beliau, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ ، يَقُولُ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Bila kalian tasyahhud, berlindunglah kepada Allah dari empat hal, beliau mengucapkan :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Allahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi jahannam, wamin adzaabil qobri, wamin fitnatil mahya wal mamaati, wa min syarri fitnatil masiihid dajjal.

Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari azab Jahannam, siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari keburukan fitnah Al-Masih Dajjal.

*Kelima*, masuklah ke salah satu dua tanah suci, Makkah atau Madinah.

Karena Dajjal tak akan mampu memasuki dua kota yang mulia ini.

Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu menyampaikan hadis dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلاَّ سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ إِلاَّ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةَ وَلَيْسَ نَقْبٌ مِنْ أَنْقَابِهَا إِلاَّ عَلَيْهِ الْمَلاَئِكَةُ صَافِّينَ تَحْرُسُهَا فَيَنْزِلُ بِالسَّبَخَةِ فَتَرْجُفُ الْمَدِينَةُ ثَلاَثَ رَجَفَاتٍ يَخْرُجُ إِلَيْهِ مِنْهَا كُلُّ كَافِرٍ وَمُنَافِقٍ

“Tidak ada satu negeri pun melainkan akan dikunjungi oleh Dajjal, kecuali Makkah dan Madinah. Tidak ada gang/Lorong di kota itu melainkan ada malaikat-malaikat yang berbaris menjaganya. Ketika Dajjal memasuki Sab’khoh (daerah pinggiran Madinah, pent.) bergoncanglah kota Madinah sebanyak tiga kali. Lalu keluarlah dari Madinah orang-orang kãfir dan munãfik.”

Sekian…

Semoga Allah melindungi penulis dan pembaca sekalian dari fitnah Dajjal.

Wallahua’lam bis showab.

https://konsultasisyariah.com/31261-ikuti-langkah-ini-agar-selamat-dari-fitnah-dajjal.html

Semoga bermanfaat,

Baca Juga Artikel Terbaru Kami Disini : 

Rasulullooh Juga Berdagang

Cara Mengatasi Pandemi 

Besarnya Dosa Meninggalkan Sholat

Kunci Bahagia dan Sukses

Belajar Al Qur'an Dengan Metode Ummi (jilid 3 )

Gara-gara Menyiksa Kucing

Buku-buku Penuh Manfaat dan Hikmah

Kisah Nabi Ismail as dan Telaga Zam-Zam

Manusia - Manusia Lemah

Carilah Sahabat Seperti ini

Hukum Riya'

Sebab Sempit Hati

Wanita Wajib Izin Suami Saat Akan Keluar Rumah

Kisah Nabi Luth as.

Balasan Penyebar Aib

Istighfar/Doa Anak 

Pejuang Sunnah

Pendidikan Agama Anak

Lunasi Hutang Dengan Kesederhanaan

Tiga Kamus Bahasa Tentang Pekerjaan

Perhiasan dalam Tiga Bahasa

Tiga Bahasa Untuk Warna dan Busana

Tiga Bahasa Untuk Perkakas dan Elektronik

Tiga Bahasa Bab Sekolahan

Meskipun Sakit, Pahala Tetap Mengalir

Hak Istri Dalam Rumah Tangga

Perdebatan Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Mendo'akan Orang Tua

Utusan Setan

Bertaubat, Setiap Dosa Akan di Ampuni

Perbanyak Doa Untuk Melunasi Hutang

Ciri Suami Pembawa Rejeki

Tiga Bahasa Tentang Organ Tubuh

Perilaku yang Sesuai Surat Yunus

Tiga Bahasa Tentang Hari dan Bulan

Cara Melindungi Akun Whatsapp

Menghidupkan Sunnah

Infak dan Sedekah

Kandungan Surat Az zumar dan Surat At taubah

Kandungan Surat An nisa dan Al maidah

Lailatul Qadar

Mengatasi Malas Menuntut Ilmu

Sholat Taubat

Sunnah yang Terlupakan

Menyembunyikan Kebaikan

Hakikat Dunia

Hukum memakai Hijab dalam pandangan 4 Mazhab

Panduan Shalat Tahajud

Meminta Izin dan Mengucapkan Salam

Seputar Syirik

Mata Cerminan Hati

Dikagumi Oleh Allaah, Kok Bisa ya ?

Sakit Adalah Ujian, Cobaan, dan Takdir

Islam Telah Sempurna 

Sifat Orang yang Sering Berhutang

Beriman Kepada Nabi Muhammad

Melihat Kebawah Dalam Urusan Dunia

Doa Memohon Anak Yang Shalih

Sakit manghapuskan dosa-dosa kit

Ganti Kulit Di Neraka

Ibu, Ibu, Ibu, Bapak

#griyakajiansunnah

Silahkan di share atau simpan link ini, sehingga  link bisa dibagikan setiap saat

Jazakallah Khairan.


 


Hikmah Berqurban