Telegram
https://t.me/dakwahtauhid_dan_sunnah
Ustadz Najmi Umar Bakkar حفظه الله تعالى
Berapa banyak manusia membicarakan tentang orang lain baik di suatu majelis, media sosial dll dengan perkataan atau tulisan tuduhan yang sebenarnya orang itu tidaklah seperti yang dia sangka, dan bahkan tidak pernah melakukan ataupun mengucapkannya sama sekali.
Fudhail bin 'Iyadh رحمه الله berkata :
"Demi Allah, tdk halal bagimu menyakiti anjing dan babi tanpa alasan yang benar, tapi mengapa engkau menyakiti seorang muslim ?" (Siyar VIII/427)
Maka hendaknya kaum muslimin tidak mudah untuk menerima berita apalagi jika dari orang fasik, karena tidak sedikit manusia berdusta yang disebabkan oleh adanya hasad dan hawa nafsu, berlomba lomba untuk mengejar harta, kedudukan, ketenaran dll, meskipun dia itu mengaku sebagai pengikut sunnah serta manhaj salaf yang sejati.
Syaikh Shalih al-Fauzan حفظه الله berkata :
"Pada hari ini kedustaan byk menyebar di tengah-tengah manusia. Setiap orang yang menginginkan sesuatu, maka dia pun tinggal menuduhkannya kepada si fulan" (Syarah Fathul Majid, 23-04-1437 H)
Allah 'Azza wa Jalla berfirman :
"Dan orang2 yang telah menyakiti orang2 mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yg telah mereka perbuat, maka sungguh mereka itu telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata" (QS. Al-Ahzab [33]: 58)
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
(1). "Barangsiapa yg berkata (menuduh) seorang mukmin dengan sesuatu yang tidak ada padanya, maka Allah pun akan menempatkannya dlm radghatul khabal (yaitu nanah & darah penduduk Neraka), hingga dia pun keluar dari apa yang dia ucapkan (yaitu berkata sesuai kenyataan yang sebenarnya)" (HR. Abu Dawud no. 3597, ath-Thabrani no. 13435, al-Hakim no. 2222 dan al-Baihaqi no. 11223 serta Ahmad no. 5385, hadits Ibnu Umar, lihat Shahiihul Jaami' ash-Shaghiir no. 6196)
(2). "Adapun orang yang telah engkau lihat dirobek pinggiran mulutnya (dngan pengait besi), maka dia adalah seorang pendusta. Dia berbicara dgn kedustaan, kemudian kedustaan itu dinukil darinya sampai tersebar luas. Maka dilakukan kepadanya (siksaan kubur itu) HINGGA HARI KIAMAT" (HR. Bukhari no. 1386, hadits dari Samurah bin Jundab)
Masihkah engkau berani menyebarkan berita hoax dengan ancaman siksaan !?
Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja. Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك
Comments
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.