➡️ Mengutamakan Orang Lain Dan Memberi Pertolongan Agar Menjadi Panutan
Allah Ta'ala berfirman;
"Mereka - orang-orang yang beriman - itu sama mengutamakan orang lain lebih dari dirinya sendiri, meskipun mereka itu sebenarnya adalah dalam kemiskinan." (al-Hasyr: 9)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Mereka - orang-orang yang baik - itu sama memberikan makanan dengan kasih-sayangnya kepada orang miskin, anak yatim serta orang yang tertawan," sampai akhirnya beberapa ayat. (al-lnsan: 8)
562. Dari Abu Hurairah رضي الله عنه., katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Nabi صلى الله عليه وسلم. lalu berkata: "Sesungguhnya saya ini adalah seorang yang sedang dalam kesengsaraan." Beliau صلى الله عليه وسلم. menyuruh ke tempat sebahagian isteri-isterinya - untuk meminta sesuatu yang hendak disedekahkan, lalu isteri-isterinya itu berkata: "Demi Zat yang mengutus Tuan dengan benar, saya tidak mempunyai sesuatu melainkan air." Kemudian beliau صلى الله عليه وسلم. menyuruh lagi ke tempat isterinya yang lain, maka yang ini pun mengatakan sebagaimana di atas itu. Jadi mereka itu semuanya mengatakan seperti itu pula, iaitu: "Tidak ada, demi Zat yang mengutus Tuan dengan benar, saya tidak mempunyai sesuatu melainkan air." Beliau صلى الله عليه وسلم. lalu bersabda: - kepada sahabat-sahabatnya: "Siapakah yang akan membawa orang ini sebagai tamunya pada malam ini?" Seorang lelaki dari golongan Anshar berkata: "Saya, ya Rasulullah." Orang itu berangkat dengan tamunya ke tempat kediamannya, lalu berkata kepada isterinya: "Muliakanlah tamu Rasulullah صلى الله عليه وسلم. ini."
Dalam riwayat lain disebutkan: "Orang itu berkata kepada isterinya: "Apakah engkau mempunyai sesuatu jamuan?" Isterinya menjawab: "Tidak ada, kecuali makanan untuk anak-anakku." Lelaki itu berkata pula: "Buatlah sesuatu sebab kepada anak-anak itu dengan sesuatu - sehingga terlupa dari makan malamnya. Jadi kalau sudah waktunya mereka makan malam, maka tidurkanlah mereka. Jikalau tamu kita telah masuk rumah, lalu padamkanlah lampunya dan perhatikanlah padanya bahwa kita juga makan. Demikianlah lalu mereka duduk-duduk - yakni tuan rumah dengan tamunya, tamu itupun makan dan keduanya- lelaki dan isterinya -semalam itu dalam keadaan perut kosong.
Ketika menjelang pagi harinya, orang itu - yang menjadi tuan rumah - pergi kepada Nabi صلى الله عليه وسلم. - untuk menerangkan peristiwa malam harinya - lalu beliau صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Benar-benar Allah menjadi heran dari kelakuanmu berdua -suami-isteri - terhadap tamumu tadi malam itu." (Muttafaq 'alaih)
Judul Buku Terjemah Riyadhus Shalihin
Penulis: Imam Nawawi
Penerbit: Darul Haq
Kitab Asli: Riyadhus Shalihin
No comments:
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.