Thursday, May 19, 2022

wejangan ustadz pengasuh ma'had

Teringat wejangan ustadz pengasuh ma'had tempat anak-anak menimba ilmu...

Luruskan niat!

Untuk apa anak-anak 

kita serahkan ke ma'had?

Untuk menjadi hafidz Qur'an?

Untuk menghafal ribuan Hadist?

Untuk di pandang alim?

Untuk dikenal dan di ustadzkan di masyarakat kelak?

Untuk mendapatkan bekal mencari dunia dengan kefasihan lisan dan ilmu agamanya?

La! Tidak!

jika itu tujuan antum sekalian, silahkan bawa pulang putra putri antum,

Antum akan kecewa,

Karena bukan itu tujuan kami mendidik santri santri kami.

Inti dari tujuan tarbiyah di ma'had ini, yaitu akhlaq!

Kami ingin mencetak generasi yang berakhlaq.

Yang menjadikan Qolallah dan Qolarasul sebagai pedoman hidupnya.

Bukan yang lain!

Mak jlebb..aku malu!

Teringat saat menyuruh anak-anak agar selalu semangat menghafal untuk mendapat nilai yang baik saat imtihan nanti.

Betapa banyak kita dapati penyimpangan dan kehancuran dimuka bumi ini, dikarenakan mereka beriman tetapi tidak berakhlaq.

Mereka membaca Al-Qur'an tetapi hanya sampai di tenggorokannya saja.

Mereka membaca hadits nabi sebagai pemanis lisannya, seakan membaca dongeng "pada suatu hari...." dan menafsirkanya sesuai kepentingan mereka.

Mereka banyak belajar tetapi lebih banyak tentang dunia, bukan tentang Rabbnya.

Aku malu...

Akan kerdilnya jiwaku

Dan dangkalnya pemikiranku.

Apalah arti nilai yang sekedar angka,

sebab buah yang kita tunggu atas segala jerih payah kita sebagai orang tua adalah mencetak generasi yang shalih, yang kelak menjadi 1 dari 3 perkara yang akan selalu mengalirkan pahala saat kita telah di kubur kelak, yaitu doa anak yang shalih...

Tolak ukur anak shalih bukan semata dari berapa juz dia menghafal Al quran

Bukan dari berapa banyak dia menghafal hadits Nabi.

Bukan dari seberapa bagus nilai bahasa arabnya

Meski itu semua tentu juga merupakan keutamaan dan amal shalih yang kita sebagai orang tua turut memetik pahala karenanya.

Namun lebih dari seberapa bisa dia mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.

Seberapa istiqomah dia di atas ketaatan kepada Allah dan RasulNya.

Semua itu adalah point penting sebelum seseorang dikatakan berakhlaqul karimah.

Dan adakah yang lebih membahagiakan kita sebagai orang tua,

Selain anak-anak yang menyejukkan saat dipandang, dan menyenangkan di dalam kesan?

Ah...biarlah anak-anak kita tidak terkenal di dunia karena menjadi juara matematika misalnya, tetapi insyaAllah kelak dia terkenal di langit, dengan keshalihannya...

Biarkan anak-anakku terlihat puritan dan terbelakang dengan ketidak tahuannya tentang warna warni dunia, asalkan dia "mengenal" siapakah Rabbul alamin yang telah menciptakannya...

Meleleh..

Keep hamasah para orang tua, hantarkan mereka ke gerbang surga...

๐“ฝ๐“พ๐“ต๐“ฒ๐“ผ๐“ช๐“ท ๐“ผ๐“ฎ๐“ผ๐“ฎ๐“ธ๐“ป๐“ช๐“ท๐“ฐ, ๐“ผ๐“ฎ๐“ถ๐“ธ๐“ฐ๐“ช ๐“๐“ต๐“ต๐“ช๐“ฑ ๐“ถ๐“ฎ๐“ท๐“ณ๐“ช๐“ฐ๐“ช๐“ท๐”‚๐“ช

Semoga amal jariah bagi penulisnya.

No comments:

Post a Comment

Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.

APA HIKMAH PENCIPTAAN JIN DAN MANUSIA