Skip to main content

Benarkah Makan Daging Kambing Bikin Hipertensi?

Krisna Octavianus Dwiputra

Daging kambing sering dituding sebagai penyebab hipertensi. Bagaimana fakta yang sebenarnya?

Klikdokter.com, Jakarta Saat merayakan Iduladha atau lebaran haji, salah satu momen yang paling dinantikan adalah pembagian daging kurban. Salah satu yang menjadi favorit untuk merayakan lebaran adalah daging kambing.  Saat Iduladha daging kambing biasanya dimasak dengan cara dibuat gulai, satai atau tongseng.

Daging kambing adalah salah satu jenis daging yang banyak dibagikan sebagai daging kurban saat lebaran Iduladha. Dibandingkan dengan daging sapi, domba, dan ayam yang merupakan daging yang paling sering dikonsumsi di Indonesia, daging kambing paling rendah lemak dan kalori.

Sayangnya, ada sebagian masyarakat yang berpendapat, bahwa makan daging kambing bisa memicu kondisi hipertensi. Stigma terhadap daging kambing tersebut sudah berlangsung lama dalam masyarakat. Akibatnya,  daging kambing menjadi salah satu makanan yang paling dihindari oleh penderita hipertensi.

Tetapi, bagaimana fakta sebenarnya? Adakah hubungan antara daging kambing dan hipertensi?

Daging Kambing Bukan Penyebab Langsung Hipertensi

Menurut para peneliti dari Alabama Cooperative Extension System (ACES), daging kambing memiliki komposisi gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging-daging yang disebutkan tadi. Namun demikian, daging kambing bukanlah penyebab hipertensi.

Menurut dr. Andika Widyatama, pengolahannya yang memicu hipertensi dalam tubuh. Selain itu, penggunaan minyak ketika menggoreng daging juga berpengaruh dalam munculnya penyakit hipertensi.

"Jadi sebenarnya, dari daging kambing itu sendiri tidak langsung menyebabkan hipertensi, tapi dari pengolahannya. Misalnya, terlalu banyak garam. Lalu, jika diolah dengan cara menggoreng, tentu menggunakan minyak, kalau menggunakan minyak jenuh, bisa menyebabkan pembuluh darah jadi kaku dan itu penyebab darah tinggi," ujar dr. Andika Widytama.

Selain itu, dr. Andika menyarankan, saat memutuskan memakan daging kambing, carilah bagian yang tidak banyak lemah jenuhnya. Bagian lemak jenuh pada daginglah yang bisa memicu hipertensi.

Selain pengolahan daging tersebut, ada beberapa faktor yang berkontribusi dalam menaikkan tekanan darah setelah mengonsumsinya, yakni tingginya kadar kolesterol darah seseorang serta penyakit lainnya.

Sementara itu, sebuah studi klinis yang dilakukan oleh Harvard University menyatakan bahwa lemak jenuh berkontribusi terhadap risiko penyakit kardiovaskular. Ini adalah efek lain dari hipertensi dalam tubuh.

Kenali Gejala Hipertensi Setelah Makan Daging Kambing

Jika setelah menyantap suatu hidangan – mungkin termasuk daging kambing – Anda merasakan sakit kepala, gelisah, pusing, atau leher kaku, bisa jadi Anda terkena hipertensi. Gejala lain yang Anda rasakan jika mengalami kondisi tersebut, biasanya jantung berdebar, penglihatan kabur, dan rasa sakit di dada.

Menurut dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid, hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg. Kondisi naiknya tekanan darah ini sering tanpa gejala.

Namun menurut dr. Resthie, hipertensi sebenarnya bisa dikontrol dengan mengubah gaya hidup. Anda bisa mulai mengatur gizi seimbang, olahraga teratur, tidak merokok dan tak meminum minuman alkohol.  Akan tetapi, jika Anda sudah terlanjur menderita penyakit hipertensi, cobalah minum obat antihipertensi yang tentu saja diresepkan oleh dokter Anda.

Sekarang, Anda sudah mengetahui apa yang menyebabkan tekanan darah tinggi sesaat setelah menyantap daging kambing. Bisa saja kondisi tersebut terjadi karena teknik memasak dengan cara menggoreng atau penambahan garam yang terlalu banyak saat memasak daging kambing.

Jika Anda tidak mau perayaan Iduladha bersama keluarga rusak karena hipertensi, cobalah perbaiki cara pengolahan daging kambing seperti yang disarankan di atas. Selain itu, makanlah dalam porsi yang tidak berlebihan.

Sumber :  https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3610478/benarkah-makan-daging-kambing-bikin-hipertensi

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.