Skip to main content

Mengenal Tauhid dan Syirik Lebih Dekat


Sa'id Abu Ukkasyah

Telegram :

https://t.me/joinchat/FyAKQzHhxoA1NzM1

Bismillah wal-hamdulillah wash-shalatu was-salamu ‘ala Rasulillah. Amma ba'du,

*Apakah tauhid itu?*

Pengertian tauhid adalah sebagai berikut,

إفراد الله سبحانه بما يَخْتَصُ به من الربوبية، والألوهية و الأسماء و الصفات

“Mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kekhususan-Nya, yaitu perbuatan (rububiyyah) Allah, hak Allah untuk diibadahi (uluhiyyah), serta nama dan sifat Allah (al-asma` was-shifat).”

Maksudnya adalah meyakini hal itu dan melaksanakan tuntutannya, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Jadi, “mengesakan Allah” cakupannya adalah dengan hati dan anggota tubuh zahir (dengan keyakinan, ucapan, maupun perbuatan).

Cakupan tauhid

Pertama: Tauhid rububiyyah

إفراد الله بأفعاله

“Mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya.”

Maksudnya adalah meyakini dan melaksanakan tuntutannya bahwa hanya Allahlah yang bisa melakukan perbuatan-perbuatan yang merupakan kekhususan-Nya, seperti menciptakan makhluk, mengatur makhluk, memberi rezeki, memberi manfaat, menimpakan musibah/ keburukan, menghidupkan, mematikan, dan lainnya yang merupakan kekhususan Allah.

Dalil:

Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala,

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

“Segala pujian (kesempurnaan) hanya bagi Allah, Tuhan (Rabb) seluruh alam.” (QS. Al-Fatihah: 2)

Kedua: Tauhid uluhiyyah

إفراد الله بالعبادة

“Mengesakan Allah dalam beribadah kepada-Nya.”

Maksudnya adalah meyakini dan melaksanakan tuntutannya bahwa hanya Allahlah yang berhak diibadahi, tidak boleh mempersembahkan peribadahan kepada selain-Nya dalam bentuk ibadah lahiriah maupun yang batin, ucapan maupun perbuatan.

Dalil:

Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ

“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul pada setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah sesembahan selain Allah.” (QS. An-Nahl: 36)

*Ketiga: Tauhid al-asma` was-shifat*

إفراد الله بأسمائه الحسنى وصفاته العلى

“Mengesakan Allah dalam nama-nama-Nya yang terindah dan sifat-sifat-Nya yang termulia, (yaitu dengan menetapkan seluruh nama dan sifat Allah dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah dan tuntutannya, serta meniadakan kesamaan Allah dengan makhluk dalam nama dan sifat-Nya.”

Maksudnya adalah meyakini dan melaksanakan tuntutannya bahwa hanya Allahlah yang berhak bernama dengan nama-nama-Nya yang terindah dan sifat-sifat-Nya yang termulia (paling sempurna) dan meyakini selain Allah itu tidaklah berhak bernama dan bersifat dengannya.

Dalil:

Di antaranya adalah Allah berfirman,

وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى

“Dan hanya milik Allahlah Al-Asma’ul Husna (nama-nama yang terbaik).” (QS. Al-A’raf: 180)

Apakah syirik itu?

Syirik ada dua macam:

Pertama, syirik besar, yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam kekhususan-Nya (dalam rububiyyah, uluhiyyah, dan al-asma` dan shifat).

Definisi di atas berdasarkan firman Allah Ta’ala,

اِذْ نُسَوِّيْكُمْ بِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

“Karena kami mempersamakan kalian (berhala-berhala) dengan Tuhan seluruh makhluk.”  (QS. Asy-Syu’ara’: 98)

Syirik besar ini mengeluarkan pelakunya dari Islam. Dinamakan “besar”, karena adanya syirik yang di bawahnya, yang tingkat keburukannya tidak sampai sepertinya, yaitu syirik kecil.

Contoh: berdoa kepada mayit dan ibadah isti’adzah (meminta perlindungan) kepada jin, ibadah pengaliran darah binatang (menyembelih) untuk makhluk halus.

Kedua, syirik kecil, yaitu segala yang dilarang dalam syari’at sedangkan dalam nash disebut dengan nama syirik, dan menjadi sarana menghantarkan kepada kesyirikan besar.

Syirik kecil ini tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam karena tidak sampai ada unsur menyamakan selain Allah dengan Allah dalam kekhususan-Nya (dalam rububiyyah, uluhiyyah, dan al-asma` was-shifat).

Contoh: memakai jimat dari benda-benda sepele seperti, gelang akar tertentu, tulang, cincin akik yang dibacakan mantra. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

من علق تميمة فقد أشرك

“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat kalung manik-manik), maka ia telah melakukan kesyirikan.” (HR. Imam Ahmad, sahih)

Kedudukan dan keutamaan tauhid

Tauhid memiliki kedudukan yang tinggi dalam bangunan Islam dan keutamaan yang besar bagi pelakunya, di antaranya:

▪️Tauhid adalah tujuan diciptakannya jin dan manusia.

▪️Tauhid adalah tujuan pengutusan para rasul ‘alaihish shalatu wassalam.

▪️Tauhid adalah perintah pertama.

▪️Tauhid adalah hak Allah terbesar.

▪️Tauhid adalah kewajiban dan perintah terbesar.

▪️Tauhid adalah hak Allah yang wajib ditunaikan.

▪️Lawan dari tauhid adalah dosa terbesar, yaitu syirik.

▪️Tauhid adalah materi dakwah pertama kali.

▪️Tauhid adalah dasar dan inti ajaran Islam.

▪️Tauhid adalah keimanan yang terbaik dan tertinggi.

▪️Ahli tauhid mendapatkan keamanan dan petunjuk di dunia dan akhirat.

▪️Ahli tauhid pasti masuk surga.

▪️Ahli tauhid pasti terbebas dari kekekalan di neraka.

▪️Timbangan tauhid mengalahkan timbangan langit dan bumi.

▪️Ahli tauhid berpeluang diampuni seluruh dosanya.

▪️Ahli tauhid yang sempurna masuk surga tanpa hisab tanpa azab.

▪️Ahli tauhid bahagia di dunia dan akhirat.

▪️Ahli tauhid diterima amal salehnya.

▪️Ahli tauhid mendapatkan syafa’at di akhirat.

▪️Ahli tauhid merdeka dari penghambaan kepada selain Allah.

Ahli tauhid adalah sosok hamba Allah yang mengesakan-Nya subhanahu dalam kekhususan-Nya dan menghindari menyekutukan-Nya (syirik) dalam kekhususan-Nya, baik dalam keyakinan ucapan maupun perbuatan.

Apakah perbedaan syirik besar dan syirik kecil?

Perbedaan syirik besar dan syirik kecil dapat terlihat dari beberapa tinjauan, yaitu:

Diampuni atau tidaknya

Pelaku syirik akbar tidak diampuni oleh Allah, kecuali jika bertobat. Adapun syirik kecil, ulama berselisih pendapat jika pelakunya meninggal tidak bertobat. Jumhur ulama berpendapat bahwa pelakunya tergantung kehendak Allah. Sedangkan sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa pelakunya tidak diampuni, dan seandainya harus diazab, tidak kekal di neraka.

Menggugurkan amal atau tidaknya

Syirik akbar mengugurkan seluruh amal saleh pelakunya, sedangkan syirik kecil hanya menggugurkan amal yang menyertainya.

Mengeluarkan dari Islam atau tidaknya

Syirik besar mengeluarkan pelakunya dari Islam, sedangkan syirik kecil tidak.

Kekal di neraka atau tidaknya

Jika pelaku syirik akbar meninggal dunia, maka kekal selamanya di neraka, sedangkan syirik kecil tidak.

Status dosanya

Syirik besar termasuk pembatal keislaman (kekafiran), sedangkan syirik kecil (secara jenis dan secara umum) termasuk dosa besar yang terbesar sesudah syirik akbar. Wallahu a’lam.

Macam-macam syirik besar

Ditinjau dari sisi kekhususan Allah yang dilanggar, maka syirik besar terbagi menjadi tiga:

Pertama: Syirik besar dalam rububiyyah (perbuatan Allah)

Dalam masalah keyakinan

Contoh:

Meyakini ada selain Allah yang mampu menciptakan, atau menghidupkan, atau mematikan, atau memiliki sesuatu dengan kepemilikan mutlak, hakiki dan sempurna, atau mengatur alam semesta.

Dalam masalah ucapan

Contoh:

Mengingkari adanya Sang Pencipta dengan ucapan, baik dalam teori evolusi makhluk yang meyakini tidak ada pencipta, atau ucapan menyatunya Tuhan dengan makhluk, bahwa makhluk itulah Tuhan.

Dalam masalah perbuatan

Contoh:

Memakai jimat gelang dengan keyakinan bahwa gelang tersebut yang menyelamatkan dan menentukan nasib pemakainya dengan sendirinya, di luar kekuasaan Allah.

Kedua: Syirik besar dalam uluhiyyah (ibadah)

Dalam masalah keyakinan

Contoh:

Meyakini ada selain Allah yang berhak ditaati dengan ketaatan yang mutlak sebagaimana ketaatan kepada Allah. Sehingga mengikuti dalam menghalalkan sesuatu yang diharamkan Allah atau sebaliknya sebagaimana dalam surah Asy-Syura ayat 21. Contoh lainnya, mencintai selain Allah sebagaimana mencintai Allah, sebagaimana dalam surah Al-Baqarah ayat 165.

Dalam masalah ucapan

Contoh:

Berdoa kepada selain Allah, ibadah istighatsah kepada selain Allah, ibadah isti’adzah kepada jin atau “penunggu” pantai selatan.

Dalam masalah perbuatan

Contoh:

Salat atau sujud menyembah selain Allah, atau ritual menyembelih hewan untuk mengagungkan mayit/ jin, atau mempersembahkan ibadah nazar untuk selain Allah.

Ketiga: Syirik besar dalam nama dan sifat Allah

Dalam masalah keyakinan

Contoh:

Meyakini ada selain Allah yang tahu perkara gaib hakiki, atau meyakini ada selain Allah yang menyayangi makhluk sebagaimana kasih sayang Allah, yaitu mampu mengampuni dosa makhluk dan memasukkannya ke dalam surga.

Dalam masalah ucapan

Contoh:

Memberi nama selain Allah dengan nama khusus Allah disertai makna husna yang terkandung di dalamnya, seperti memberi nama patung dengan nama Allah yang husna: Al-Ahad, Ar-Rahman, dan Ash-Shamad.

Dalam masalah perbuatan

Contoh:

Mengagungkan diri dan menyombongkannya sebagaimana mengagungkan Allah serta mengajak orang lain untuk tunduk kepadanya secara mutlak, menggantungkan rasa harap, tawakal, dan takut kepadanya secara totalitas.

Macam-macam syirik kecil

Ditinjau dari dengan apa syirik kecil dilakukan, maka syirik kecil terbagi menjadi tiga:

Syirik kecil dalam keyakinan

Contoh:

Pemakai jimat gelang yang meyakini bahwa Pencipta sebab adalah hanya Allah semata, namun jimat gelang itu diyakini hanya sebagai sebab yang hakikatnya bukan sebab (sebab palsu). Namun karena disangka sebagai sebab, hati pemakainya ada ketergantungan terhadap jimat tersebut. Berdasarkan dalil, hal ini divonis syirik, meski tingkatan syiriknya tidak sampai syirik besar.

Syirik kecil dalam ucapan

Contoh:

Bersumpah dengan nama selain Allah dikatakan syirik kecil. Hal ini karena ada dalam dalil penyebutan nama syirik untuknya dan tidak sampai derajat syirik besar, hanya sebagai sarana penghantar kepada syirik besar.

Syirik kecil dalam perbuatan

Contoh:

Riya` yang sedikit dalam beribadah. Dikatakan syirik kecil karena ada dalam dalil penyebutan nama syirik untuknya dan menjadi sarana menghantarkan kepada syirik besar.

_Wallahu a’lam._

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ

*Penulis: Sa’id Abu ‘Ukkasyah*

*Artikel: www.muslim.or.id*

*© 2022 muslim.or.id*

*Sumber:* https://muslim.or.id/77952-mengenal-tauhid-dan-syirik-lebih-dekat.html

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.