Skip to main content

Tata cara solat bagi orang yang sakit

Tata cara solat bagi orang yang sakit adalah sebagai berikut : 

1️⃣ Wajib bagi orang yang sakit untuk mengerjakan solat yang 5 waktu dengan cara berdiri meskipun miring (tidak tegak sempurna) atau bersandar ke tembok atau bertumpu pada tongkat.

2️⃣ Jika tidak mampu berdiri, maka dengan cara duduk. Yang lebih utama dengan duduk bersila, iaitu posisi kedua kaki menyilang di bawah kedua paha ketika badan sedang tegak dan ketika ruku’.

3️⃣ Jika tidak mampu duduk, maka solat dengan cara berbaring menyamping menghadap kiblat. Membaringkan yang sebelah kanan lebih utama. Jika tidak memungkinkan untuk menghadap kiblat maka solat sesuai posisi berbaringnya dan solatnya sah tanpa perlu diulang.  

4️⃣ Jika tidak mampu berbaring menyamping, maka solat dengan terlentang dan menjulurkan kedua kaki ke arah kiblat. Lebih utama jika kepala agak ditinggikan sedikit agar boleh menghadap kiblat. Jika tidak mampu, maka solat sebagaimana keadaannya dan tidak perlu mengulang solatnya.   

5️⃣ Wajib bagi orang yang sakit untuk melakukan ruku’ dan sujud ketika solat. Jika tidak mampu, maka cukup memberikan isyarat dengan menganggukkan kepala saat ruku’ dan sujud dengan posisi menunduk ketika sujud lebih rendah dari ruku’. Jika hanya mampu menunduk seukuran ruku’ dan tidak mampu lebih rendah lagi, maka tetap ruku’ (seperti biasa) lalu menunduk untuk sujud. Jika hanya mampu menunduk seukuran sujud (rendah), maka tetap ruku’ dengan ukuran tersebut lalu menunduk untuk sujud (seperti biasa).

6️⃣ Jika tidak mampu menundukkan kepala ketika ruku’ dan sujud, maka memberi isyarat dengan kedua matanya.    Iaitu dengan memejamkan mata sebentar untuk ruku’ dan memejamkan mata agak lama untuk sujud. Adapun isyarat dengan jari sebagaimana yang dilakukan sebahagian orang-orang yang sakit sekarang, maka tidak benar. Saya tidak mengetahui asalnya dari al-Qur’an dan Sunnah, demikian pula keterangan para ulama.   

7️⃣ Jika tidak mampu menganggukkan kepala atau memberi isyarat dengan mata, maka solat dengan hatinya. Bertakbir, membaca, berniat ruku’ dan  sujud, berdiri dan duduk dengan hatinya. Bagi setiap orang, apa yang dia niatkan.   

8️⃣ Wajib bagi orang yang sakit untuk solat pada waktunya dan melakukan setiap gerakan wajib sesuai kemampuannya. Jika tidak mampu untuk solat disetiap waktunya, maka tidak mengapa untuk menjamak antara zhuhur dan ashar serta antara maghrib dan isya', baik jamak taqdim dengan memajukan ashar di waktu zhuhur dan isya’ di waktu maghrib atau jamak takhir dengan mengakhirkan zhuhur di waktu ashar dan maghrib di waktu isya’. Semua tergantung mana yang paling mudah baginya. Adapun solat subuh maka, tidak dijamak dengan solat sebelumnya dan juga solat setelahnya.  

9️⃣ Jika orang yang sakit sedang safar (berubat) ke kota atau negeri lain, maka disukai baginya untuk mengqashar solat yang 4 rakaat. Solat zhuhur, ashar dan isya’ dilaksanakan masing-masing 2 rakaat sampai kembali ke negerinya, baik waktu safarnya lama ataupun sebentar.  

Wallahu a’lam bish shawab, semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...