Skip to main content

3 Tips Ampuh Agar Anak Cepat Betah di Pondok Pesantren

3 Tips Ampuh Agar Anak Cepat Betah di Pondok Pesantren :

1. Tegakan Hati Ibu 

Kunci pertama adalah ibu. Iya, ibu. Orang tua perempuan ini memang punya ikatan batin sangat kuat dengan buah hatinya. Siapapun orangnya tentu yang paling diingat adalah kasih sayang ibu. Walaupun sang ayah juga tak kalah kasih sayangnya. Karena memang ibu lah yang setiap hari nyambung dengan anak. Sedangkan ayah banyak kesibukan, pekerjaan, yang mengharuskannya ada jarak dengan anak. Sosok ayah juga diidentikkan dengan penegak disiplin di keluarga sehingga sering pasang gaya galak. 

Jika ingin anak cepat betah di pesantren, maka yang paling pertama harus tega adalah ibu. Harus merelakan anaknya jauh, prihatin, dan mengurusi berbagai hal sendiri. Tega, demi kebaikan. Lihatlah induk ayam yang ingin anaknya mandiri, mereka rela mematuki anaknya saat menyapih. Berpura-pura marah, galak, mematuk, agar anaknya tidak mengekor lagi. 

Agar anak cepat betah di pondok pesantren

Begitu pun ibu terhadap anaknya yang di pondok pesantren. Harus menegakan dan merelakan anaknya belajar mandiri. Jangan selalu diingat-ingat dan dipikirkan setiap saat. Saat makan, ingat “Duh si Rudi di pondok makan sama apa ya?” Waktu di rumah sedang makan enak, teringat pula “Wah, sayang nggak ada Rudi yang biasanya menghabiskan opor ayam” 

Lebih parah lagi ibu sering menangisi anaknya. Wah, betulan. Pokoknya kalau di rumah ibu malah sering memikirkan dan membicarakan di anak, yakin di pesantren anaknya juga sering teringat ibu dan rumah. Efeknya, jadi pemalas di pesantren, nangisan, akhirnya nggak betah, pulang. Selesai ... 

3 Tips Ampuh Agar Anak Cepat Betah di Pondok Pesantren

1. Tegakan Hati Ibu 

Kunci pertama adalah ibu. Iya, ibu. Orang tua perempuan ini memang punya ikatan batin sangat kuat dengan buah hatinya. Siapapun orangnya tentu yang paling diingat adalah kasih sayang ibu. Walaupun sang ayah juga tak kalah kasih sayangnya. Karena memang ibu lah yang setiap hari nyambung dengan anak. Sedangkan ayah banyak kesibukan, pekerjaan, yang mengharuskannya ada jarak dengan anak. Sosok ayah juga diidentikkan dengan penegak disiplin di keluarga sehingga sering pasang gaya galak. 

Jika ingin anak cepat betah di pesantren, maka yang paling pertama harus tega adalah ibu. Harus merelakan anaknya jauh, prihatin, dan mengurusi berbagai hal sendiri. Tega, demi kebaikan. Lihatlah induk ayam yang ingin anaknya mandiri, mereka rela mematuki anaknya saat menyapih. Berpura-pura marah, galak, mematuk, agar anaknya tidak mengekor lagi. 

agar anak cepat betah di pondok pesantren

Begitu pun ibu terhadap anaknya yang di pondok pesantren. Harus menegakan dan merelakan anaknya belajar mandiri. Jangan selalu diingat-ingat dan dipikirkan setiap saat. Saat makan, ingat “Duh si Rudi di pondok makan sama apa ya?” Waktu di rumah sedang makan enak, teringat pula “Wah, sayang nggak ada Rudi yang biasanya menghabiskan opor ayam” 

Lebih parah lagi ibu sering menangisi anaknya. Wah, betulan. Pokoknya kalau di rumah ibu malah sering memikirkan dan membicarakan di anak, yakin di pesantren anaknya juga sering teringat ibu dan rumah. Efeknya, jadi pemalas di pesantren, nangisan, akhirnya nggak betah, pulang. Selesai ... 

Selengkapnya

https://www.kangnasru.web.id/2018/08/agar-anak-cepat-betah-di-pondok-pesantren.html

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : Ų£َŁَŲŖُŲ¤ْŁ…ِŁ†ُŁˆŁ†َ ŲØِŲØَŲ¹ْŲ¶ِ Ų§Ł„ْŁƒ...

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an...

Lailatul Qodar

Pengertian Lailatul qodar adalah malam kemuliaan yang hanya terdapat pada bulan ramadhan. Keutamaan Lailatul qodar , Allaah telah menerangkan dalam QS. Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya : "Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadr. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." Waktu / malam Lailatul Qadr berada diantara sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan, dan lebih khusua lagi pada malam-malam yang ganjil. Rasulullaah bersabda, yang artinya : " Carilah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan." ( HR. Bukhari dan Muslim) Oleh sebab itu pada malam-malam itu kita di anjurkan untuk memperbanyak amal soleh. Tanda-tanda Lailatul Qadr : 1. Pada malam lailatul qadr terasa sejuk, tidak panas, dan tidak dingin. Riwayat dari Jabir bi...