بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ
Rujukan kita dalam beragama adalah :
1. Al-Qur'an
Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
ٱتَّبِعُواْ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكُم مِّن رَّبِّكُمۡ وَلَا تَتَّبِعُواْ مِن دُونِهِۦٓ أَوۡلِيَآءَۗ قَلِيلٗا مَّا تَذَكَّرُونَ
“Ikutilah apa yang telah diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian dan janganlah kalian mengikuti wali-wali selain Allah, sedikit sekali dari kalian yang mau mengambil pelajaran.” (Al Qur'an surah al-A’raf: 3)
2. Hadits
Al quran dan hadis, tidak bisa dipisahkan karena dua hal tersebut sama sama berfungsi sebagai rujukan utama dalam agama islam dan wajib bagi setiap muslim untuk berpegang teguh kepada kedunya.
Dalil untuk berpegang teguh dengan Al Qur’an dan hadits disebutkan dalam Muwatho’ Imam Malik,
إني قد تركت فيكم ما إن اعتصمتم به فلن تضلوا أبدا كتاب الله وسنة نبيه الحديث
“Aku telah tinggalkan bagi kalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat selamanya jika berpegang teguh dengan keduanya yaitu: Al Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam” (HR. Al Hakim, sanadnya shahih kata Al Hakim).
3. Pemahaman para sahabat
Agama islam adalah agama yang punya rujukan yaitu dalil, dan yang paling pertama memahami dalil-dalil tersebut adalah para sahabat Radhiallahu Ta'ala anhum, oleh karena itu kita wajib mengikuti pemahaman mereka dalam beragama. Alasannya adalah sebagai berikut :
1. Mereka belajar langsung kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
2. Mereka adalah orang-orang yang di jamin oleh Allah akan masuk surga.
3. Mereka adalah orang-orang yang di puji dalam al qur'an, silahkan buka Al qur'an surah At-Taubah ayat 100.
Dalil yang memerintahkan agar mereka di ikuti adalah hadis :
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ بَنِى إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِى النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى
“Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan. Sedangkan umatku terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu.” Para sahabat bertanya, “Siapa golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Yaitu yang mengikuti pemahamanku dan pemahaman sahabatku.” (HR. Tirmidzi no. 2641. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
4. Pemahaman Para Tabi'iin
Tabi’in (التابعون, ‘pengikut’), adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah para Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad. Usianya tentu saja lebih muda dari Sahabat Nabi, bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa Sahabat masih hidup. Tabi’in merupakan murid Sahabat Nabi, sehingga otomatis ilmu-ilmu mereka dapat di percaya dan bisa dijadikan rujukan.
5. Pemahaman para atba'uttabi'iin
Tabi’ut Tabi’in atau Atbaut Tabi’in (تابع التابعين) adalah generasi setelah Tabi’in, artinya pengikut Tabi’in, adalah orang Islam teman sepergaulan dengan para Tabi’in dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi. Tabi’ut Tabi’in adalah di antara tiga kurun generasi terbaik dalam sejarah Islam, setelah Tabi’in dan Shahabat. Tabi’ut Tabi’in disebut juga murid Tabi’in sehingga bisa kita pastikan bahwa mereka-mereka itu layak dijadikan rujukan dalam beragama. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
“Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang yang mengikuti mereka (tabi’in) dan kemudian orang-orang yang mengikuti mereka lagi (tabi’ut tabi’in).” (Muttafaq ‘alaih)
6. Dan yang mengikuti mereka
Maksudnya adalah ulama atau orang yang berilmu dan berpegang pada al qur'an dan assunnah dan pemahaman 3 generasi yang telah kita sebutkan tadi yaitu sahabat, tabi'iin dan atba'uttabi'iin. Mereka itu adalah orang-orang yang layak di ambil ilmunya.
Demikian, semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment
Selalu Berkomentar yang Baik sebab Semua akan dimintai Pertanggung Jawaban di Akhirat Kelak.