Skip to main content

ADAB KELUAR RUMAH UNTUK SHALAT BERJAMAAH DI MASJID

KAJIAN TENTANG ADAB KELUAR RUMAH UNTUK SHALAT BERJAMAAH DI MASJID

Pembahasan kita kali ini mengenai adab-adab keluar rumah untuk pergi ke masjid demi shalat berjamaah. Shalat adalah amalan yang sangat mulia, hingga segala hal yang berkaitan dengan shalat pun dimuliakan. Masjid, sebagai tempat shalat, menjadi tempat yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

 أَحَبُّ البِلَادِ إلى اللهِ مَسَاجِدُهَا

“Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid-masjidnya.” (HR. Muslim).

Dan amalan-amalan yang mengantarkan seseorang ke masjid sangat dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan, ada aturan-aturan dan adab-adab yang harus diperhatikan ketika hendak pergi ke masjid. Ini menunjukkan betapa pentingnya shalat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu perhatikanlah ibadah shalat ini dengan sebaik-baiknya, sebagaimana Allah memperhatikan ibadah shalat dengan sangat baik. Jangan asal-asalan dalam menjalankan ibadah shalat ini. Utamakan shalat dalam kehidupan kita, karena Allah sangat mengistimewakan ibadah ini.

Banyak sekali adab-adab yang dijelaskan dalam dalil syariat mengenai hal yang hendaknya dilakukan ketika pergi ke masjid.

TINGGALKAN PEKERJAAN YANG SEDANG DILAKUKAN KETIKA WAKTU SHALAT TIBA

Jika sedang sibuk dengan sesuatu, kemudian azan dikumandangkan, segera tinggalkan pekerjaan tersebut. Menghadap kepada Allah lebih penting dari kesibukan duniawi.

Saat azan dikumandangkan dengan kata-kata “Allahu Akbar” yang berarti Allah Maha Besar, ini adalah pengingat bahwa Allah lebih besar dari apa pun yang sedang kita lakukan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sebagaimana dikatakan oleh Ibunda Aisyah Radhiallahu ‘Anha,

ﻛﺎﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻲ ﻣﻬﻨﺔ ﺃﻫﻠﻪ ﻓﺈﺫا ﺣﻀﺮﺕ اﻟﺼﻼﺓ ﺧﺮﺝ ﺇﻟﻰ اﻟﺼﻼﺓ

“Beliau biasa membantu keluarganya di rumah, tetapi apabila waktu shalat tiba, beliau segera keluar menuju shalat” (HR. Bukhari)

Inilah adab yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang harus kita ikuti. Ketika terdengar suara azan, tinggalkan kesibukan apa pun dan segera tunaikan shalat.

BERSUCI, BERJALAN KAKI MENUJU MASJID, SERTA MEMPERBANYAK LANGKAH DAN MENGHARAP PAHALA DARI ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA

Pertama, bersuci di rumah. Sebelum berangkat ke masjid, disunnahkan untuk bersuci di rumah. Jika sedang dalam keadaan junub, maka mandilah. Jika tidak memiliki wudhu, maka berwudhulah di rumah. Ini adalah sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang tidak hanya membawa pahala, tetapi juga meringankan beban masjid dalam menyediakan air. Apabila setiap jamaah bersuci di rumah, masjid akan lebih ringan dalam mengelola kebutuhan air.


Kemudian, berjalan kaki menuju masjid. Pahalanya lebih besar dibandingkan naik kendaraan, karena setiap langkah kita menuju masjid ada pahalanya. Bahkan, disunnahkan untuk memperbanyak langkah dengan cara berjalan dengan langkah yang pendek-pendek, sehingga jumlah langkah kita menjadi lebih banyak.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci di rumahnya, kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menjalankan salah satu dari kewajiban Allah, maka setiap dua langkahnya, satu langkah menghapuskan kesalahannya dan langkah lainnya mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim).

Oleh karena itu, ada sunnah untuk memperbanyak langkah menuju masjid. Langkah-langkah pendek akan menjadikan langkah-langkah tersebut semakin banyak, sehingga pahalanya pun semakin besar.

Dalam sebuah hadits dari sahabat Abu Musa al-Asy’ari, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

 أَعْظَمُ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلاَةِ أَبْعَدُهُمْ فَأَبْعَدُهُمْ مَمْشًى

“Orang yang paling agung pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh jalannya.” (HR. Muslim).

Hal ini karena semakin jauh jaraknya, semakin banyak langkah yang ia ambil, dan setiap langkahnya mengandung pahala.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda dalam hadits lain, “Maukah kalian aku kabarkan tentang amalan yang bisa menghapuskan kesalahan-kesalahan dan mengangkat seseorang kepada derajat yang tinggi?” Para sahabat menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian bersabda,

إِسْباغُ الْوُضُوءِ عَلى المَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الخطى إِلى المَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلاةِ بعْد الصَّلاةِ

“Yang pertama, menyempurnakan wudhu walaupun dalam keadaan sulit (seperti saat cuaca sangat dingin). Yang kedua, memperbanyak langkah ke masjid. Yang ketiga, menunggu shalat setelah menjalankan shalat.” (HR. Muslim)

Amalan-amalan ini bisa mendatangkan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengangkat derajat seseorang di sisi-Nya.

BERSEGERA MENUJU MASJID

Ketika mendengar azan, hendaknya segera menuju masjid dan tidak menunda-nunda hingga iqamah. Jika sudah mengetahui bahwa azan akan dikumandangkan pada waktu tertentu, misalnya jam 12.00, maka sebaiknya sudah berada di masjid sebelum waktu azan tiba.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لَاسْتَبَقُوا إِلَيْهِ

“Seandainya orang-orang tahu pahala yang ada pada bersegera menuju masjid, maka tentu mereka akan berlomba-lomba melakukannya.” (HR. Bukhari)

Selain itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ لَاسْتَهَمُوا

“Seandainya mereka tahu pahala yang ada pada shalat di saf pertama, tentu mereka akan berlomba (menentukan siapa yang berhak dengan shaf pertama itu, walaupun dengan undian).” (HR. Bukhari)

Pahala yang agung ini hanya bisa didapatkan oleh mereka yang bersegera menuju masjid, terutama bagi yang shalat di saf pertama.

Sumber : https://www.radiorodja.com/54395-adab-keluar-rumah-untuk-shalat-berjamaah-di-masjid/

Tags : shalat berjamaah di masjid,keutamaan shalat berjamaah di masjid,hukum perempuan shalat berjamaah di masjid,sholat berjamaah di masjid,keutamaan sholat berjamaah dimasjid,tuntunan shalat berjamah muhammadiyah,sholat berjamaah di rumah,hukum shalat berjamaah,berjamaah dimasjid,adab sholat berjamaah,kesalahan dalam shalat berjamaah,shalat berjamaah,wanita shalat berjamaah,shalat berjamaah yang benar,cara sholat berjamaah,hukum sholat berjamaah,sholat berjamaah

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.