Skip to main content

Hukuman Untuk Orang-Orang Dzalim

Di sini kita akan berbicara tentang bab hukuman apa yang diberikan kepada orang-orang yang dzalim. Kita melihat di muka bumi ini ada banyak kedzaliman terjadi. Di sekitar kita, mungkin di keluarga, di kampung, di kota, atau mungkin di negeri kita. Kadang-kala kita yang didzalimi atau tetangga, atau manusia lain yang didzalimi.

Kecintaan kepada harta, tahta, atau wanita membuat sebagian orang lupa tata krama dan hak asasi manusia. Seakan-akan hanya dia yang manusia di muka bumi ini. Dengan kekuatannya dan jabatannya, dia mengambil hak-hak orang lain. Tatkala ambisi dunia telah membara di dalam jiwa, maka yang ada adalah bagaimana dia senang.

Allah ‘Azza wa Jalla mengharamkan kedzaliman atas diriNya dan mengharamkan kedzaliman di antara hamba-hambaNya.

Kalau kita membaca Al-Quran, kita akan menemukan banyak ayat yang berkaitan dengan kedudukan kedzaliman ini. Pada pertemuan sebelumnya, kita membaca firman Allah, bahwa Allah memerintahkan agar kita berlaku adil, berbuat baik, dan berbagi dengan kerabat. Allah melarang perbuatan keji dan mungkar, serta perbuatan kedzaliman. Allah memberikan pelajaran dan nasihat agar kita sadar.

Namun, kadang-kadang kita melihat penjara penuh, bahkan banyak yang tidak masuk penjara karena dia kebal hukum atau dia kabur dan terus melakukan kedzaliman. Tapi kadangkala kita melihat hidupnya nyaman saja. Ada perampok atau pembunuh yang mungkin belum tertangkap dan juga tidak dihukum. Apa akibat kedzaliman yang mereka lakukan?

Terkadang Allah menunda hukuman untuk orang yang dzalim, tapi kalau sudah Allah hukum, maka dia tidak akan bisa kabur.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

من عال جاريتين حتى تدركا دخلت أنا وهو في الجنة كهاتين وأشار محمد بن عبد العزيز بالسبابة والوسطى

“Barangsiapa yang merawat/membiayai/mengasuh dua anak perempuan sampai anak itu baligh, aku masuk surga bersama dia seperti ini (beliau menggabungkan antara jari tengah dan jari telunjuknya).” (HR. Bukhari)

Ini menunjukkan fadhilah merawat anak. Orang tua ketika punya anak perempuan, kadang-kala dia berpikir, “Ini anak dirawat, disekolahkan, dibesarkan dengan cinta dan kasih sayang, dengan biaya yang tidak sedikit, dengan energi dan waktu yang banyak. Kemudian, tatkala dia sudah baligh, dilamar oleh laki-laki, dinikahi, dan dibawa.”

Sebagian orang tua merasa kalau punya anak perempuan itu berarti dibawa sama suaminya. Orang tua tidak bisa nyuruh-nyuruh anaknya. Karena dia sudah punya suami.

Maka di sini Allah memberikan fadhilah kepada mereka yang merawat anak perempuan. Fadhilah yang tidak diberikan kepada mereka yang punya dan membesarkan anak laki-laki. Karena memang boleh dilihat, tidak ada hasil di dunia untuk orang tua yang punya anak perempuan. Tapi ternyata orang tua mendapatkan jaminan dari Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam, yaitu masuk surga bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Yakni akan berdekatan dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

وبابان يعجلان في الدنيا البغي وقطيعة الرحم

“Dan dua pintu yang Allah segerakan hukuman untuk perbuatan di dunia; melakukan kedzaliman dan memutuskan rahim.” (HR. Bukhari)

Ini adalah dosa yang disegerakan hukuman untuk pelakunya di dunia. Sebagian orang berpikir bahwasanya nanti di akhirat saja akan mendapatkan adzab, ternyata tidak. Ada perbuatan-perbuatan dosa yang Allah tunda adzabnya di akhirat, tapi ada yang Allah segerakan di dunia. Dan hadits yang kita baca ini menunjukkan tentang dahsyatnya perbuatan melampaui batas atau mendzalimi orang lain.

Kalau kita melihat beberapa hadits yang berkaitan dengan hukuman yang Allah berikan kepada orang yang dzalim, di antaranya hadits:

ليسَ شيءٌ أطيعَ اللَّهُ تعالى فيهِ أعجلَ ثوابًا من صلةِ الرَّحمِ

“Tidak ada sesuatu ibadah yang Allah ditaati dengan ibadah tersebut yang pahalanya lebih cepat diberikan di dunia ini daripada silaturahim…” (HR. Baihaqi)

Jadi ketika engkau rajin dan pandai menyambung rahimmu, Allah akan segerakan balasan buat engkau sebelum di akhirat nanti. Makanya ada juga hadits yang mengatakan:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa yang ingin dibentangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung rahimnya.” (HR. Bukhari)

Silaturahim ini tolong dipahami bahwa makna silaturahim itu berbuat baik kepada kerabat, yaitu orang-orang yang ada hubungan darah sama kita. Contohnya yang satu kakek atau satu buyut dengan kita.

Berbuat baiknya adalah dengan cara berbagi rezeki, mengucapkan salam, berkunjung, meringankan bebannya, atau memudahkan urusannya.

Ingat, tidak ada ketaatan yang lebih segera pahalanya diberikan kepada orang itu daripada silaturahim.

Sumber : https://www.radiorodja.com/53332-hukuman-untuk-orang-orang-dzalim/

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.