Skip to main content

Shalat Membawa kepada Semua Kebaikan


Pelajaran keempat dari membaca kisah Nabi Syuaib ‘Alaihish Shalatu was Salam adalah, barang siapa yang shalatnya bagus, maka kehidupannya di dunia dan di akhirat menjadi bagus. Jadi, kalau ingin kehidupan di dunia dan akhirat baik, perhatikan shalat. Ini sangat bermanfaat kalau diperhatikan, dicatat, dimasukkan ke hati, kemudian diamalkan.

Shalat semuanya baik. Sudah dibahas (pada kajian sebelumnya) di antara keutamaan shalat, yaitu mendorong orang yang melakukannya kepada semua kebaikan. Kemudian, shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, mensucikan dari akhlak yang tercela dan sifat-sifat yang buruk, begitu juga shalat bisa mensucikan dari dosa dan maksiat.

Sampai Rasul kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Apa pendapat kalian kalau ada sungai di depan pintu salah satu rumah kalian, kemudian dia mandi setiap hari dari sungai itu? Apakah akan ada sisa dari kotorannya?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan ada kotoran pada badannya.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا

“Demikianlah seperti shalat lima waktu, dengan shalat lima waktu itu bisa menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, kita yang butuh shalat dan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena dengan shalat lima waktu Allah hapuskan dosa.

Dalam hadits yang lain, Rasul kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا قَامَ يُصَلِّي، أُتِيَ بِذُنُوبِهِ كُلِّهَا، فَوُضِعَتْ عَلَى رَأْسِهِ، أَوْ عَاتِقِهِ، فَكُلَّمَا رَكَعَ أَوْ سَجَدَ، تَسَاقَطَتْ عَنْهُ

“Apabila seseorang shalat, didatangkan semua dosa kemudian semua dosa itu diletakkan di atas kepalanya dan di atas dua pundaknya. Setiap kali hamba itu rukuk atau sujud, maka berguguranlah dosa-dosa itu.” (HR. Thabrani dan Baihaqi)

Jadi, diumpamakan sampai sedemikian rupa oleh Rasul kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ini keutamaan shalat yang luar biasa.

Shalat yang membawa kepada semua kebaikan itu bukan asal shalat. Shalat yang mencegah orang dari semua keburukan bukan asal shalat. Shalat yang bagaimana? Disebutkan di sini, ada lima hal.

Yang pertama, shalat yang ikhlas, betul-betul shalat karena Allah, bukan ingin dipuji, bukan ingin dilihat, bukan ingin didengar oleh orang bahwa dia shalat, ahli shalat, dan rajin shalat. Tidak, tapi betul-betul karena Allah. Tidak ada ingin dipuji, berdirinya panjang, bacaannya bagus, rukuknya panjang, sujudnya panjang.

Yang kedua, shalat yang dilakukan dengan dasar wudhu yang shahih, wudhu yang dicontohkan oleh Rasul kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Yang Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barang siapa yang berwudhu dengan seperti wudhuku ini…” dan Rasul kita juga Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak ada wudhu.”

Lihat: Penjelasan Hadits Tentang Berwudhu

Yang ketiga, shalat seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, karena Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” Nah, bagaimana caranya Nabi shalat, dari takbirnya sampai salamnya?

Oleh karena itu, bacalah buku-buku para ulama seperti Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani Rahimahullahu Ta’ala yang punya kitab bagus, “Sifat Shalat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” Ini tata cara shalatnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari takbir sampai salam, seakan-akan kau lihat. Semua ada dalilnya, semua ada contohnya dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bagaimana takbir, bagaimana berdiri, apa yang dibaca, sedekapnya bagaimana, rukuknya bagaimana, i’tidal bagaimana, sujud bagaimana, sampai salam. Tidak asal-asalan, dan itu bisa dicek, semuanya berdasar di kitab-kitab hadits dari para ulama, tidak sembarangan.

Yang keempat, shalat yang dilakukan pada waktunya secara berjamaah di masjid. Ini untuk laki-laki.

Lihat: Hukum shalat berjamaah

Yang kelima, shalat yang dilakukan oleh orang yang melakukan shalat dengan khusyuk dan tuma’ninah, tidak terburu-buru.

Sumber : https://www.radiorodja.com/54310-shalat-membawa-kepada-semua-kebaikan/

Tags : shalat,sholat,niatkan semua karena allah,jawaban shalat istikharah,niat semua karena allah,pahala membaca al quran,shalat 5 waktu,shalat tidak sah,kesalahan shalat,shalat adi hidayat,shalat yang keliru,keutamaan sholat subuh tepat waktu,wajib shalat,dosa tinggalkan shalat,pahala shalat,keliru shalat,manfaat sholat dalam kehidupan,bahagia karena sholat,keutamaan shalat tahajud,mengapa orang tidak shalat tapi rezekinya lancar,shalat yang benar

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.