Skip to main content

Perintah Mendoakan Orang yang Bersin


Kita sampai pada Bab 416, bab ini melanjutkan pembahasan dari bab sebelumnya mengenai adab bersin, khususnya tentang doa yang dianjurkan untuk orang yang bersin. Imam Bukhari menyebutkan beberapa hadits terkait hal ini.

Dari Al-Barra’ bin Azib berkata,

أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم بسبع ونهانا عن سبع أمرنا بعيادة المريض واتباع الجنائز وتشميت العاطس وابرار المقسم ونصر المظلوم وإفشاء السلام وإجابة الداعي ونهانا عن خواتيم الذهب وعن آنية الفضة وعن المياثر والقسية والإستبرق والديباج والحرير

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan kepada kami dengan tujuh hal dan melarang kami dengan tujuh hal. Beliau telah memerintahkan kepada kami untuk menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah, menjawab orang bersin, memenuhi sumpah, menolong orang yang dizalimi, menyebarkan salam, dan menghadiri undangan. Beliau melarang kami untuk memakai cincin emas, menggunakan wadah dari perak, menggunakan bantal dari sutra, memakai kain dari katan (flax), memakai kain dari istabraq (sutra tebal), memakai kain dari dibaj (sutra halus), memakai kain dari sutra.” (HR. Bukhari)

Pada hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan kepada tujuh hal dan melarang dari tujuh hal. Beberapa hadits lainnya menyebutkan tanda-tanda orang munafik ada tiga, dan angka sering digunakan dalam hadits untuk memudahkan pengingatan dan pemahaman. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga menyebutkan tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari kiamat, saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Penyebutan angka ini membantu mempermudah pengingat bagi para sahabat dan umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

TUJUH PERINTAH

Mengunjungi Orang Sakit

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan untuk membesuk orang yang sakit. Mengunjungi dan menghibur saudara yang sedang sakit adalah hal yang penting dalam Islam. Dalam Islam, orang-orang beriman bersaudara meskipun tidak satu etnis atau bahasa. Kunjungan dan doa bagi yang sakit bisa memberikan dampak positif, kadang lebih daripada pengobatan medis.

Mengikuti Jenazah

Mengikuti jenazah adalah fardhu kifayah. Ini termasuk memandikan, menshalati, dan mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman. Pahala besar diperoleh dari aktivitas ini. Misalnya, ketika seseorang menshalati jenazah, dia akan mendapatkan pahala satu qirat. Jika menshalati kemudian menghantarkan jenazahnya, dia akan mendapatkan dua qirat. Para sahabat bertanya mengenai ukuran qirat, dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan bahwa satu qirat seperti gunung Uhud.

Mendoakan Orang yang Bersin

Ketika seseorang bersin dan memuji Allah, dianjurkan untuk mendoakannya dengan doa “Yarhamukallah” (Semoga Allah merahmatimu).

Memenuhi Sumpah

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan agar kita memenuhi sumpah yang telah diucapkan dengan nama Allah ‘Azza wa Jalla. Jika seseorang bersumpah dengan nama Allah, seperti dalam kasus seseorang yang mengatakan, “Wallahi, kamu harus ke rumah saya,” maka kita sebaiknya memenuhi sumpah tersebut. Jika tidak dapat dipenuhi, maka dia wajib membayar kafarat.

Menolong Orang yang Dizalimi

Menolong orang yang dizalimi merupakan perintah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ini termasuk menyelamatkan orang dari kezaliman. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan bahwa kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. Kita harus berusaha untuk membantu mereka yang tertindas dan mencegah terjadinya kezaliman. Selain menolong orang yang dizalimi, kita juga harus menolong orang yang melakukan kezaliman dengan cara mencegah mereka dari melakukan tindakan yang zalim. Menolong dalam konteks ini berarti menghalangi dan memperbaiki tindakan mereka agar tidak melanjutkan kezaliman.

Menyebarkan Salam

Menyebarkan salam adalah amalan yang dianjurkan. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan bahwa tidak akan mencapai tingkat iman yang sempurna hingga kita saling mencintai. Salah satu cara untuk saling mencintai adalah dengan menyebarkan salam di antara kita.

Memenuhi Undangan

Memenuhi undangan, baik untuk acara walimah maupun undangan lainnya, selama kita mampu dan tidak terdapat kemungkaran di dalamnya.

TUJUH LARANGAN

Cincin Emas

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang kaum laki-laki memakai cincin emas. Emas sebagai logam mulia halal untuk wanita, namun haram untuk pria. Wanita diperbolehkan berhias dengan emas, sedangkan pria seharusnya memperhatikan perhiasan alami seperti perawatan tubuh dan jenggot.

Wadah dari Emas dan Perak

Menggunakan wadah dari emas dan perak, baik untuk laki-laki maupun wanita, dilarang. Hal ini berlaku untuk piring, sendok, gelas, dan alat makan lainnya. Penggunaan wadah dari emas atau perak adalah bentuk kebanggaan yang dilarang dalam Islam.

Bantal dari Sutra

Penggunaan bantal yang terbuat dari sutra. Ini biasanya dipasang diatas pelana unta. Kalau sekarang mungkin seseorang menggunakan pakai bantal untuk diletakkan kursi atau mobilnya. Jika ini terbuat dari sutra, maka dilarang.

Kain dari Katan

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang penggunaan kain yang terbuat dari katan. Katan, yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai flax, adalah jenis bahan yang berasal dari tanaman. Kain dari bahan ini tidak diperbolehkan untuk digunakan oleh laki-laki.

Sutra

Penggunaan sutra dilarang untuk kaum laki-laki, sedangkan wanita diperbolehkan menggunakannya.

Sumber : https://www.radiorodja.com/54376-perintah-mendoakan-orang-yang-bersin/

Tags : mendoakan orang yang bersin,mendoakan orang bersin,sunah mendoakan orang yang bersin,anjuran mendoakan orang yang bersin,doa mendoakan orang bersin,cara mendoakan orang kafir yang bersin,mendoakan orang kafir bersin,doa mendenganorang bersin,doa ketika mendengar orang bersin,berapa kali sunah mendoakan orang yang bersin,mendoakan orang yang bersin di dalam sembahyang,doakan orang kafir bersin,doa ketika bersin dan mendengar orang bersin,bersin dan doanya

Comments

Popular posts from this blog

Islam Bukan Agama Prasmanan

Bismillah Islam Bukan Agama Prasmanan Oleh : Ustadz Abdullah Zaen, Lc, MA Prasmanan, adalah sebuah istilah yang tidak asing di telinga kebanyakan kita. Yakni cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di beberapa meja.  Mana yang ia suka, ia ambil. Sebaliknya yang tidak ia suka; ia tinggalkan. Model penyajian makanan seperti ini banyak ditemukan dalam resepsi pernikahan dan yang semisal. Prasmanan dalam pandangan Islam boleh-boleh saja. Tentu selama yang disajikan adalah makanan dan minuman yang halal, serta tidak berlebih-lebihan. Lantas mengapa artikel ini berjudulkan, “Islam bukan agama prasmanan ?" Jawabannya karena sebagian kaum muslimin menyikapi ajaran Islam seperti prasmanan. Alias, mana ajaran yang ia suka; ia pakai. Adapun ajaran yang tidak ia sukai; maka ia tinggalkan. Pola prasmanan dalam beragama seperti ini tidak bisa diterima dalam Islam. Allah Ta’ala menegaskan : أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْك

TINGGINYA RASA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALA

Bismillah Gambaran betapa tingginya rasa takut kepada Allah ta’ala.. padahal keadaan agamanya sangat istimewa. Diceritakan oleh Imam Bukhari rahimahullah : “Suatu ketika Hammad bin Salamah menjenguk Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama besar ahli hadits dari generasi tabi’ut tabi’in, wafat 97 H) saat beliau sakit.. Maka Sufyan Ats-Tsauri mengatakan : “Wahai Abu Salamah (kun-yah Hammad), apakah Allah MAU MENGAMPUNI orang sepertiku..?” Maka Hammad mengatakan : “Demi Allah, jika aku diminta memilih antara dihisab oleh Allah dengan dihisab oleh kedua orangtuaku, tentu aku memilih dihisab oleh Allah daripada dihisab oleh kedua orang tuaku, karena Allah ta’ala lebih sayang kepadaku daripada kedua orang tuaku..!” [Hilyatul Auliya’ 6/251] Pelajaran berharga dari kisah ini : 1. Sebaik apapun agama kita, kita harus tetap takut kepada Allah. 2. Takut kepada Allah adalah tanda baiknya seseorang. 3. Pentingnya teman yang shalih dan manfaatnya yang sangat besar bagi kita. 4. Pentingnya menyeimbangkan an

Biografi Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah

BIOGRAFI ASATIDZAH SUNNAH INDONESIA🇲🇨 Ustadz Riyadh bin badr Bajrey, Lc Hafizhahullah Beliau hafizhahullah adalah Ustadz bermanhaj salaf asal Jogyakarta... Lulusan Fakultas Ushuluddin jurusan hadits Universitas Al Azhar Cairo Mesir Beliau mengisi kajian sunnah rutin kitab aqidah, manhaj, akhlak, hadits di beberapa masjid , tv dan radio sunnah, di beberapa wilayah diindonesia. Materi dakwahnya yg tegas menyampaikan aqidah, tentang bahaya  syirik, bid'ah, khurafat yg menjamur di tanah air, tentu banyak sekali para penentang yg memfitnah , membuli beliau sebagaimana kepada asatidz sunnah lainnya. Karena hanya dakwah salaf yang konsisten menyerukan umat kepada kemurnian islam, kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah yang difahami salafush sholih.